Monday, December 31, 2012

Book Kaleidoscope 2012: Top 5 Most Favorite Books


Rangkaian postingan lain dari meme Book Kaleidoscope yang di-host mbak Fanda adalah dengan membuat satu daftar tentang 5 buku favorit dari buku-buku yang dibaca tahun ini. Mau ikutan juga, gampang saja kok aturannya:
Day 3 (December 31st) – Top Five Most Favorite Books

No explanation needed for this topic, of course…; just rank and let us know books you found most awesome, and you have enjoyed the most! (and why…).

Notes:
You can use any kind of books (don’t have to be classics), as long as you have a book blog. You don’t need to sign up or something, but if you want, you can leave a comment below.
Selengkapnya silakan kunjungi blog-nya mbak Fanda di sini ya.



Untuk saat ini saya tak akan memberikan alasan mendetail mengapa lima buku di bawah ini menjadi buku yang paling saya gemari tahun ini. Yang jelas, saya suka, dan jika kamu punya kesempatan, silakan untuk membacanya yaaa....



5. Goodnight Tweetheart by Teresa Medeiros



4. Nada Cinta Marcella by Ken Terate



3. Three Weddings and Jane Austen by Prima Santika



2. Twivortiare by Ika Natassa


1. My Partner by Retni SB


Nah, itu dia 5 buku favorit saya. Kamu, apa buku favoritmu? Berbagi juga yuukkk....

Thursday, December 27, 2012

Book Kaleidoscope 2012: Top 5 Book Girlfriends


Well, secara beberapa teman blogger buku perempuan saya mengungkapkan kekaguman pada para tokoh laki-laki dalam buku yang mereka baca setahun ini dan menahbiskannya sebagai ‘cowok-impian’, nah saya ikutan boleh ya. Engg, tapi saya tak bakal memilih Top 5 Book Boyfriend donk, saya pilih 5 ‘cewek-idaman’ Top 5 Book Girlfriend dari buku-buku yang saya baca tahun ini.

Ohiya, meme unik ini dicetuskan dan di-host oleh mbak Fanda. It’s such a cute meme, mbak, really! Jika ingin bergabung, sila klik di sini.




5. Abby Donovan dalam Goodnight Tweetheart by Teresa Medeiros.



Saya benar-benar suka pada novel ini. Romantis, kocak, dan mengharukan, berbaur menjadi satu. Perbincangan online Abby dan Mark begitu nyata. Pun, saya berharap bisa mendapatkan perempuan setegar Abby yang akhirnya tetap ikhlas pada kenyataan yang ada, dengan tetap mencintai Mark.

Membaca novel ini saya seolah menonton film romantic comedy favorit yang dibintangi Meg Ryan, Sandra Bullock, atau Julia Roberts. Tapi, saya mendedikasikan peran Abby pada Meg.



4. Aria Montgomery dalam Pretty Little Liars by Sara Shepard



Tak perlu saya berpanjang-panjang mengapa saya suka pada karakter ini. Pretty Little Liars sendiri sudah menjadi serial televisi favorit saya. Untuk bukunya, saya memang baru membaca buku pertamanya saja dan sedang akan menuntaskan buku keduanya. Aria tetap menjadi favorit saya. Salahkan Lucy Hale yang super-duper-cantik itu, jadinya saya tak punya alasan khusus mengapa suka selain karena saya memang menyukai Lucy...eh Aria.



3. Marcella dalam Nada Cinta Marcella by Ken Terate


Saya sudah menyukai serial teenlit karya Ken ini. Well, secara khusus ini memang tidak disebutkan berseri, tapi dari buku pertamanya, My Friends My Dreams, cerita terus berlanjut. Ketiga tokoh, Marcella, Joy, dan Wening, selalu menjadi favorit saya karena ketiganya punya ciri khas masing-masing. Awalnya saya suka Wening karena lebih mirip dengan saya. Anak kampung, fokus pada akademik, dan nggak neko-neko. Tapi, belakangan saya menyukai Marcella, cewek kota yang bersedia membaur dan bahkan berpayah-payah mencari dana sponsor demi kegiatan di sekolahnya.

Engg...dengan deskripsi detail soal bagaimana feminin dan metropolisnya Marcella, saya rasa Titi Kamal waktu masih SMP/SMA bisa deh masuk hitungan.


2. Prudence Beresford a.k.a. Tuppence dalam Why They Didn’t Ask Evans? by Agatha Christie


Wow. Tahun 2012 ini juga menjadi tahun pencerahan bagi saya. Untuk pertama kalinya saya kesampaian membaca karya Agatha Christie. Ya ampunn, ke mana saja saya selama ini, ya? Terima kasih untuk Mbak Anas dari Gramedia yang sudah mengajak saya menjadi proof-reader beberapa novel Agatha Christie yang dicetak ulang. Dan, dari beberapa yang saya proof read, akhirnya saya berkenalan dengan Tuppence yang super-woman sekaleeee... Saya sampai kagum dibuatnya. Agatha Christie benar-benar berhasil menghidupkan karakter ini. Kuat, mandiri, cerdas, agak tomboi, dan banyak akal. Komplit deh! Tapi, tetap membumi dan manusiawi, sehingga benar-benar real.

Dalam bayangan saya, Julia Stiles dapat berperan sebagai Tuppence.


1. Alexandra Rhea dalam Twivortiare by Ika Natassa


Well, sulit untuk tidak menyukai Alexandra yang genius, jujur, penuh cinta, dan kuat, meskipun terkadang kelewat cerewet ini. Kesabarannya dalam menghadapi Beno yang cuek, makin membuatnya mudah dicintai. Deskripsi Ika Natassa juga begitu detail dalam setiap novel-novelnya sehingga sebagai pembaca saya menjadi mudah terhanyut dalam racikannya.

Sebagaimana pernah diperbincangkan di twitter bareng sesama penggemar novel-novel karya Ika Natassa, saya pun setuju memilih Marsha Timothy untuk berperan sebagai Alexandra.


Jadi, siapa tokoh perempuan/laki-laki yang menjadi favoritmu tahun ini? Sharing juga yukkk....

Wednesday, December 26, 2012

Siapa ya "Secret Santa" saya ini...


Secret Santa 2012

Tidak terasa hampir satu tahun sudah saya bergabung dengan teman-teman di Blogger Buku Indonesia. Saya lupa tanggal persisnya saya memproklamirkan diri sebagai bagian dari BBI tapi event Secret Santa inilah yang saya ingat menjadi event barengan pertama saya dengan teman-teman BBI lainnya.

Mengingat saya jarang buka dan update facebook, maka jarang pula saya mengikuti perbincangan teman-teman di group BBI sehingga tak jarang saya ketinggalan info-info penting. Termasuk event Secret Santa 2012 ini. Saya hampir saja terlupa untuk daftar, untunglah ada Mute @ Speakercoret yang mengingatkan sehingga saya berjuang dengan gigih (baca: merengek) pada Oky Septya dan Ndari agar tetap masih diizinkan ikut serta meski daftar di injury time. Terima kasih semua.

Nahhh....untuk paket dari my lovely Secret Santa sudah datang sejak hari Senin kemarin sepertinya. Si mbak di kosan sudah ngingetin ada paket yang baru datang. Saya sudah menduga sih, sepertinya itu paket Secret Santa karena saya tak sedang menunggu paket lainnya.




Alhamdulillah, dapat buku sesuai harapan saya. Salah satu dari sekian buku yang mengulas tentang Dahlan Iskan. Saya memang sedang ingin mengoleksi buku-buku tentang Dahlan Iskan. Maklum, saya orangnya mudah terhanyut arus utama [mainstream], hehehe.

Dannn.....ada [tom] riddle-nya....tentu saja.



Saya langsung mengeryitkan dahi. Engggg....Santa saya jujur banget dengan bilang tidak terlalu bisa membuat teka-teki. Pun, saya juga tak bisa membuat apalagi menebak teka-teki, TTS saja saya sering salah jawab, #duh! Baik, untuk jawaban dari pertanyaan my lovely Santa, akan saya jawab ketika membuat resensinya kelak ya atau ketika waktunya menguak siapa Santa saya yang super baik ini.

Well, saya sebenarnya masih tak punya bayangan siapa Santa saya ini. Saya mungkin hanya akan mengandalkan clue yang disebutkan Santa di ujung suratnya.

PS: kalau bingung, waktu kecil saya suka main nyusun-nyusun balok :p
Nah, ya, siapa di antara teman BBI yang suka nyusun balok di waktu kecilnya. Ayo tunjuk tangan! #eh. Enggg...balok, ini harfiah atau sebenarnya yang dimaksud Santa saya adalah Rubik....enggg.....masih blank saat ini.

Akan saya coa menebak-nebak siapakah dirimu wahai Santa saya tercinta. Terima kasih telah mengirim hadiah yang indah untuk saya.

Friday, December 21, 2012

[Resensi Novel Romance] Another Idol by Delia Angela


Menjelma Cinderella



Judul: Another Idol
Pengarang: Delia Angela
Penyunting: Evi Mulyani
Pewajah sampul: Dadan Erlangga
Penerbit: Elf Books
Tebal: 168 hlm
Harga: Rp33.000
Rilis: Agustus 2012 (cet. ke-1)
ISBN: 9786021933510



Hanya jodoh dengan sinyal kuatlah yang dapat mempertemukan dua pasang mata di antara ribuan orang.
(hlm. 145)

Im Joo Yeon sebal bukan kepalang. Bagaimana tidak, seluruh upayanya untuk berdandan habis-habisan demi bias-nya di Perfect Ten, Cho Jong Woon, berantakan gegara bando khusus yang ia siapkan untuk sang idola rusak akibat tersenggol fans P.Ten lain ketika mengantre menonton Super Perfect Show. Namun, semesta seolah berkonspirasi mempertemukan Joo Yeon dengan idola sejatinya. Tak hanya di atas panggung, tapi juga dalam kehidupan kesehariannya.

Joo Yeon jelas galau demi menyadari bahwa Jin Ho-lah yang memberikan geletar aneh di dadanya, bukan Jong Woon. Maka, dimulailah kisah mereka. Fans dan sang idola lain. Sampai suatu ketika, pers mulai mencium hubungan di antara keduanya. Ditambah lagi, adanya kenyataan bahwa Joo Yeon telah dijodohkan dengan Jun Su, anggota Perfect Ten yang lain. Apa yang musti dilakukan Joo Yeon? Apakah ia rela berjuang mendapatkan cinta sang idola? Bagaimana dengan reaksi management Perfect Ten, fans, dan juga media? Simak liku-liku intrik asmara segitiga antara Joo Yeon - Jin Ho - Jun Su dalam novel bersampul nuansa putih bertajuk Another Idol karya Delia Angela ini.


Yesung dan Donghae -- inspirasi sang Penulis


Sejatinya, saya tak begitu menyukai novel romance dengan benang merah fans-idola, karena cenderung terlalu fiksi. Maksud saya, khususnya bagi saya pribadi, fiksi pun tetap harus menyajikan realita yang mudah diangankan. Nah, cerita cinta yang melibatkan orang ternama, masih menjadi salah satu tema yang sulit saya bayangkan dapat terjadi begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Maka, keinginan saya untuk membaca novel ini maju-mundur tak keruan. Takut terjebak stigma yang sudah saya sematkan sejak awal. Ehm, nyatanya, not bad. Saya cukup menikmati membacanya.

Alurnya memang sederhana. Plotnya pun tak dipaksa pelik. Semua konflik seolah telah disiapkan pilihan jawaban penyelesaiannya. Tinggal para tokohnya, mau memilih solusi yang mana. Bagi pencinta K-Drama, akan dengan mudah jatuh cinta pada dialog dan adegan-adegannya. Bagi saya, ini menjadi sedikit kelemahan, karena saya justru membayangkan adegan-adegan K-Drama. Yah, sedikit mengalami gangguan saja karena saya menjadi sulit mendapatkan keaslian adegan Joo Yeon - Jin Ho.


My Sassy Girl Chunyang -- K.Drama favorit saya!

Gaya penulisan dan bahasa yang digunakan mudah dicerna. Penulis menuturkan kisah fans berat boyband Korea ini dengan gamblang dan runut serta mudah dimengerti. Seolah ada satu kamera yang secara konstan menyorot Joo Yeon dan kita --pembaca-- menyaksikan dengan instensitas stabil setiap gerak-geriknya. Dan, surpriseeee....ending-nya, ugh, bikin pengen nonjok tembok #eh. Tak pernah terbayangkan jika kisah cinta segitiga yang bikin ketar-ketir ini mendapat kejutan yang begitu 'wow' di akhir ceritanya.

Namun, sayang. Meski saya menikmati membaca novel ini, saya tetap terbelenggu stigma yang saya bangun sendiri. Apalagi, saya bukan tipe fans yang sebegitu ngototnya ingin dekat dengan idola dalam kehidupan nyata. Saya suka The Script, tak lantas saya sebegitu mati-matian mendapatkan tiket konsernya. Saya fans yang sekadar suka mendengar atau membaca karya sang idola. Maka, secara subjektif, kisah dalam novel ini kembali tak berhasil membawa saya melambung dalam kesukacitaan Joo Yeon yang 'secara kebetulan' beruntung terpilih menjadi fans yang punya kesempatan mengenal lebih dekat dan berkencan dengan sang idola.

Nah, ngomong-ngomong soal kebetulan. Saya masih terus memikirkan bagaimana cara Jin Ho menulis memo sebagai tiket masuk Joo Yeon ke back stage. Apakah secara khusus Jin Ho membawa-bawa pulpen dan kertas di atas panggung lalu tertarik dengan seorang groupies-nya lalu menulis memo tersebut? Hmmm, nggak kebayang! Atau apakah dari awal Jin Ho sudah menyiapkan memo tersebut, lalu nanti secara random dia akan memilih salah seorang gadis yang berkerumun di depan panggung? Well, kok ya kayak 'jual murah' gitu si artis, impossible. Nah, di sini saya masih terganggu adegan ini dan saya gagal menemukan titik paling logis darinya.

Jujur, saya terkadang memang butuh membaca novel --meski romance-- yang dipenuhi taburan kata-kata indah yang bermakna sehingga bisa menyentil otak dan saya bisa berseru "oohhhh" di dalam hati lantas saya tulis di mana-mana sebagai quote. Sedangkan novel ini, benar-benar menggunakan narasi seolah-olah ini diary si fans itu, yang ditulis dengan sederhana dan tanpa ornamen fiksi yang kental. Well, ini sekadar soal selera kok. Seperti yang sudah saya katakan, novel ini gampang dibaca dan dimengerti.

Oh, yang terakhir soal karakter. OMAGAD! Seistimewa apakah si Joo Yeon ini sampai-sampai dua anggota boyband paling kesohor di Korea saat ini bisa jatuh hati padanya? Meskipun surprise di bagian ending bisa menjadi justifikasi, belakangan ini saya memang mulai sedikit demanding, mbok ya kalo bikin karakter di novel ini janganlah super-beruntung begitu, kasihlah cela atau kesialan bagi karakternya biar lebih manusiawi dan hidup. Oh, di sini hidup Joo Yeon memang menjadi tak tenang karena diuber-uber media, well, ehmm...menjadi headline media karena punya hubungan dengan artis, bagi sebagian orang, rasanya bukan suatu cela ya...hihi. IMHO!

Baiklah, bagi kamu-kamu yang suka K-Drama atau K-Pop dan pernah membayangkan bagaimana rasanya bisa dekat, menyentuh, bahkan berkencan dengan sang idola, mungkin novel ini akan dengan mudah menghanyutkanmu. Bisa jadi kamu punya perasaan yang sama dengan Joo Yeon.

My rating:




Selamat membaca, kawan!

Monday, December 17, 2012

[Resensi Novel Romance] Kiss the Sky by Liz Lavender dan Raziel Raddian


Sampaikan rinduku pada langit...



Judul: Kiss the Sky
Pengarang: Liz Lavender & Raziel Raddian
Penyunting: Evi Mulyani & Delia Angela
Desain sampul: Dadan Erlangga
Penerbit: Elf Books
Tebal: 202 hlm
Harga: Rp38.500
Rilis: November 2012
ISBN: 9786021933534

Emma dan Hayden bertetangga dan bersahabat sejak kecil. Maka, benih cinta pun bermekaran di kebun hati masing-masing. Namun, takdir mengisahkan cerita yang lain. Hayden yang mencoba merengkuh cita-citanya menjadi seorang penerbang pesawat tempur harus menempuh akademi militer selama empat tahun, terpisah dari Emma yang tinggal dan bekerja di New York. Keduanya mencoba menjaga keutuhan cinta yang terpisah jarak, tapi jarak dan keadaan lah yang kemudian menumbuhkan benih keraguan di hati masing-masing.

Seteguh apa pun tekad dan setegar apa pun perasaan, gelombang cobaan demi cobaan yang menghantam biduk cinta mereka akhirnya menggoyahkan semuanya. Kelopak bunga asmara itu luruh satu demi satu. Mengguratkan luka pada sanubari terdalam. Mereka berjanji kepada langit. Hayden menjanjikan akan mengajak Emma terbang berdua. Di langit mereka. Masihkah janji itu merekatkan pondasi cinta mereka? Bagaimana dengan bangunan lain di sekitar mereka? Haruskah mereka tak mengacuhkannya?

Simak perjuangan Hayden dan Emma untuk menyatukan janji mereka untuk terbang di langit yang sama dalam novel duet karya Liz Lavender dan Raziel Raddian bertajuk Kiss the Sky ini.




Ketika membeli novel ini bersama beberapa novel terbitan Elf Books yang lain, saya menduga novel ini pun tak jauh dari negeri ginseng, Korea, nyatanya saya salah sangka. Korea hanya disebut sekali ketika terdapat adegan sarapan di sebuah restoran Korea. Selebihnya, novel ini bernuansa novel impor Amerika. Bahkan, seperti novel terjemahan. Tak hanya setting lokasi, karakternya pun asli mancanegara. Tak setitik pun unsur Indonesia ada di dalam novel ini. No problem sih..., meskipun saya tetap mengharapkan bahwa novel tulisan orang Indonesia harus tetap mengalirkan denyut lokalitas di dalamnya, meskipun lokasi ada di Kutub Utara sana, misalnya. Haha, just my subjectivity.

Kisahnya sungguh romantis. Kekasih tentara, bertempur di medan laga, sang pujaan hati setia menanti. Lalu kesepian, masuklah laki-laki sipil yang menggoda iman. Selintas pikir, saya mengasosiasikan novel ini dengan Dear John-nya Nicholas Sparks atau serial drama Army Wive’s meskipun dua-duanya saya sama sekali belum baca dan menontonnya. Jadi, tidak tahu, apakah benar ada kemiripan di sini. Saya hanya menduga. Maklum, kisah tentara-perempuan biasa ini rasa-rasanya menjadi kisah yang sudah sering diulas di Amerika sana, menurut saya. Hal tersebut, lagi-lagi membuat saya sedikit meragukan keaslian kisah cinta Emma-Hayden ini. Tapi, untunglah, saya belum membaca satu pun karya tulis berkisah hal itu sehingga saya membaca novel ini dengan lancar dan tanpa terganggu kilasan gambaran kisah yang lain.



Plotnya rapi. Jalan cerita juga mengalun sempurna. Saya bahkan sulit mengenali mana bagian yang ditulis oleh Liz dan mana bagian yang ditulis oleh Raziel. Itu bagus. Separuhnya karena belum mengenal gaya menulis keduanya dan baru novel inilah karya mereka yang saya baca, separuhnya lagi karena memang begitulah adanya novel ini. Sangat mudah dibaca dan dicerna. Meski tanda waktu sering melombat-lompat tak keruan, alur majunya membuat membaca novel ini menjadi nikmat. Haha, saya bukan pencinta alur mundur, soalnya.

Selain drama romantis nan mengharukan, novel ini juga mencoba memasukkan unsur laga melalui drama perang-udara, intrik politik, dan bisnis kotor. Namun sayang, menurut saya agak nanggung dan kurang kuat. Semacam tempelan biar kesannya novel ini kompleks. Saya masih butuh diyakinkan bagaimana gembong narkoba yang sedemikian kesohor bisa roboh oleh tiga orang biasa saja. Saya pun masih butuh diyakinkan bagaimana seorang calon senator tak memiliki tim kampanye yang solid. Maklum, saya penyuka serial Brothers and Sisters yang mana dalam satu penggal kisahnya ada yang bercerita soal itu, dan di serial itu saya benar-benar terkesima melihat perjuangan mencapai kursi senator. Di novel ini, hmmm, sedikit pun saya tak merasakan gegap gempitanya seseorang yang mencalonkan diri sebagai seorang senator.

Atau, lagi-lagi, kisah itu sekadar tempelan, karena toh yang ditonjolkan dalam novel ini adalah liku-liku asmara Emma-Hayden? Nah, kalau itu alasannya ya lain soal berarti. Tempelan ya tempelan, memang mudah lepas dan tak meninggalkan kesan. Weits, itu hanya menurut saya ya.

Terkhusus, saya suka gaya penulisan keduanya. Banyak kata-kata bagus yang bertebaran hampir di seluruh halaman. Ending-nya juga bikin surprise meski sudah bisa ditebak. Yang sedikit saya sesalkan juga adalah mudahnya semua penyelesaian bagi permasalahan Emma-Hayden. Tapi, lagi-lagi saya ragu, jangan-jangan saya nih yang belum percaya pada pepatah ini, “Kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit?” Yah, well, sesuatu yang begitu dramatis seharusnya mendapatkan kejutan-kejutan yang lebih dramatis lagi, bukan hal-hal yang so predictable begitu.

Oiya, ini contoh kalimat yang saya suka. Sudah pernah saya tweet juga sih.

“Suatu saat aku akan mengajakmu terbang bersamaku, Em.”
“Hanya berdua?”
“Iya. Berdua. Ke langit kita.”
(hlm. 31)



Atau yang ini:

Hayden... masihkah kau tiupkan ciuman-ciumanmu di ranting-ranting udara saat kau terbang? Agar aku bisa memetiknya, ketika langit yang kau lalui kini berada di atasku.
(hlm. 161)
Hmm, namun demikian, typo masih bertebaran di beberapa bagian novel ini. bahkan, menuju bagian akhir, makin sering typo-nya, entah yang meriksa sudah tak sabar menunggu ending-nya atau geregetan karena bosan, sehingga tak lagi awas? Entahlah. Berikut beberapa di antaranya:
(hlm. 40) mempercayai = memercayai = kata ini digunakan secara tidak konsisten.
(hlm. 43) penasehat = penasihat
(hlm. 46) orangtua = orang tua = kata ini digunakan secara tidak konsisten.
(hlm. 80) disaat = di saat (dipisah).
(hlm. 82) resiko = risiko
(hlm. 93) disampingnya = di sampingnya (dipisah).
(hlm. 102, 126) apapun = apa pun (hlm. 124) = kata ini digunakan secara tidak konsisten.
(hlm. 106) becanda = bercanda.
(hlm. 123) disitu = di situ (dipisah).
(hlm. 129) disini = di sini (dipisah).
(hlm. 139) di masukkan = dimasukkan (digabung).
(hlm. 164) anggota keluarga keluarga Fontana = duplikasi kata ‘keluarga’
(hlm. 183) cafetaria = cafeteria.
Selain itu, ada juga adegan yang agak mengganggu yaitu ketika flashback masa kecil Hayden dan kakaknya Frederick. Tak ada tokoh masa kini yang meminta suguhan rekaman itu, tiba-tiba saja adegan itu ditampilkan, sepertinya sih untuk mendukung gagasan mengapa hubungan kakak-beradik itu bisa sampai seperti sekarang ini. Namun, saya butuh sebab mengapa gambaran itu ditayangkan. Tidak sekonyong-konyong ditampilkan terus selesai begitu saja. Sudah begitu ada adegan seorang ibu yang memarahi anaknya dengan menggunakan kata “fitnah”. Hmm, menurut saya sih kata itu tidak cocok untuk anak-anak. Kata “menuduh” cenderung lebih gampang.

Baiklah, dengan dua sisi tersebut, baik dan kurang, saya tetap memberikan tiga bintang untuk novel ini. Pada suatu ketika saya benar-benar dibawa hanyut kisahnya, meski kemudian saya sadar airnya hanya selutut sehingga saya sampai tak larut.

Good job, guys!

Selamat membaca, kawan.

Seseruan: Film Pendek "Fresh to Move On" by Joko Anwar


Well, setelah semingguan kerja lalu putus-sambung baca beberapa novel rasanya pengin refreshing deh. Berencana menonton film The Hobbit atau 5cm tapi belum ada tambahan niat yang bisa menggerakkan kaki saya untuk melangkah ke bioskop. Yahhhh, jadilah saya nge-youtube. Plus, saya dapat tautan film pendek terbaru karya Joko Anwar berikut dari tweet-nya Ika Natassa. Dan, saya suka. Hahahaha. Sumpah, KOCAK! Tonton deh. Ngingetin saya pada Janji Joni, salah satu film Indonesia favorit saya [yang juga disutradarai oleh Joko Anwar].




Ups...masak ada line begini di dialognya:

"Baca!"
"I don't read physical book."
"Gue udah nyari pdf-nya tapi gak nemu. Ini aja ya. Read, Lana."

Saya cinta dua-duanya donk. Buku cetak maupun buku elektronik. *peluk erat iPad*


Oiya, ini dia 7 tips move on dari film pendek ini:
#1 Ganti nama [mantan] pacar di semua contact list.
#2 Spending time dengan orang yang sama sekali nggak into romance.
#3 Jangan pernah lihat social media [mantan] pacar.
#4 Nggak boleh pergi ke tempat-tempat yang pernah didatengin bareng [mantan] pacar dulu.
#5 Lakuin semua hal yang dulu dilarang [mantan] pacar.
#6 Nge-date [lagi].
#7 Rekonsiliasi: temuin [mantan] pacar dan mulai hubungan pertemanan yang baru.

Tuesday, December 4, 2012

Book of The Month: Elf on December


Merupakan suatu kebanggaan bagi saya ketika ada penulis, editor, penerbit, atau distributor yang mengajak kerja sama untuk berbagi informasi tentang buku karya mereka. Hal tersebut menjadi kian mendebarkan ketika mneyadari siapa lah saya. Seorang blogger yang karena kecintaannya pada buku, membuat saya berusaha tekun mengabarkan hal-hal menarik dalam dunia perbukuan tanah air. Oh, tidak seluas itu. Saya mengambil peran hanya di ranah buku-buku bertema cinta dalam jenis fiksi. Orang barat sana mengategorikannya ke dalam romance novel. Terkhusus lagi, saya lebih menyukai membaca novel-novel metropop.

Bulan Desember 2012 ini, saya dengan suka cita menerima tawaran dari Penerbit Elf Books, salah satu penerbit baru yang secara militan ikut meramaikan dunia perbukuan tanah air. Dalam lirikan sekilas dari akun twitter resminya, saya secara lancang menyimpulkan bahwa Penerbit Elf Books ini lebih banyak menerbitkan buku-buku bernuansa Korea. Oh, tidak, saya tak akan mengupas profil Penerbit Elf Books saat ini. Dalam suatu waktu di bulan Desember ini, saya berharap dapat menampilkan secara utuh apa dan bagaimana Penerbit ini bertumbuh dan berkembang.


Baiklah. Untuk menyemarakkan kembali blog ini sekaligus sebagai ajang berkenalan secara lebih dekat dengan buku-buku dan para penulis yang aktif di Penerbit Elf Books, pada Desember 2012 ini, saya akan menampilkan beragam postingan berupa resensi, artikel, profil penulis, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Penerbit Elf Books.

Oh-oh, jangan khawatir. Saya tetap mencoba bermain aman kok. Saya tidak akan meminta Penerbit Elf Books untuk menyediakan buku yang akan saya resensi. Buku tetap saya beli sendiri demi kenyamanan pribadi, karena saya tak pernah bisa menduga apakah resensi saya akan terpengaruh atau tidak jika buku yang saya resensi adalah buku yang diberikan oleh penulis/penerbitnya. So, mencegah lebih baik, kan? Maka, saya memilih untuk membeli sendiri novel-novel terbitan Elf Books agar dapat lebih objektif dalam memberikan opini nantinya. Semoga. Amiin.

Ini beberapa novel terbitan Elf Books yang saya rencanakan akan saya baca dan saya resensi di blog ini:

1. Another Idol by Delia Angela


2. Love Journey by Delia Angela dan Lily Zhang


3. Kiss the Sky by Liz Lavender dan Raziel Raddian


Untuk sementara, tiga novel itu yang telah masuk dalam jadwal membaca saya. Sebenarnya tambah satu lagi yaitu Perfect Ten, namun berhubung ketika berbelanja kemarin tidak menemukan novel tersebut, maka belum dimasukkan dalam rencana saat ini. Jika nanti masih ada waktu dan ketemu novelnya, akan ditambahkan segera.

Oiya, buat kamu, metropop lover, yang juga berminat berkenalan dengan buku-buku terbitan Elf Books, yukkk baca bareng. Saya akan selalu update bacaan di twitter @fiksimetropop dengan tagar #ElfonDecember.

Untuk informasi lebih lengkap tentang Penerbit Elf Books, silakan kunjungi tautan berikut ini:
www.elfbooks.net
twitter: @elfbooks
facebook: Elf Books

Selamat membaca! Dan, tunggu kejutan menjelang akhir bulan Desember 2012 nanti yaaaaa....

Friday, November 16, 2012

Puasa Reviu, Belanja Buku Mulu...


Huuuuuuuu....pembaca macam apa saya ini. Hobinya kok ya nimbun buku mulu-doank. Entah sampai kapan saya bisa menghabiskan timbunan buku yang sudah menyita ruang gerak di kosan sempit-nan-murah-meriah saya itu. Berikrar puasa, tapi selalu ada alasan untuk mokel (membatalkan puasa). Besok dan lusa pun sudah menjadwalkan diri untuk melancong ke Indonesia Book Fair 2012, hadehhhhh.....ampunnnn Dijeeeeee.....


Nahhhh, hari ini pun saya sudah keluyuran ke beberapa toko buku gegara promo yang digeber oleh mereka beberapa waktu ini melalui jejaring sosial Twitter. Dan, lagi-lagi saya hanya terjebak rasa penasaran saya pribadi. Nyatanya, promo tersebut tak benar-benar menggiurkan sebagaimana 140 karakter iklan yang diocehkan sang empunya akun. Tapi, teteppppp...ada saja yang dicomot. Berikut beberapa di antaranya, disusun berdasarkan kronologi kunjungan, hahahaha....

1. Inside the Mind of Gideon Rayburn by Sarah Miller (ini sih koleksi buat blog sebelah, http://lovebooksomuch.blogspot.com)


2. ak.sa.ra Annual Sale 2012 (nggak beli apa-apa, hehehe...diskon sih, up to 70%, tapi dari harga sekitaran 180k, tetep saja mahal, apalagi hanya selected item, kirain semua buku #ngarep, nggak nyari info dulu sih pas berangkat tadi)



3. Rabithah Cinta by Afifah Afra, Bu Tien by Arwan Tuti Artha, dan Criss Cross by Lynne Rae Perkins. Nggak tahu kenapa, saya ngefans sama Almh. Ibu Tien Soeharto.



4. Roman Orang Metropolitan by Threes Amir (akhirnya nyoba baca lagi metropop seri setengah fiksi ini) dan The Book of MaxiStyle (hiyaaaaaa...harganya saja cuman 3k, ya sudahlah, comot saja, hehehe)


Hey, selamat membaca, kamu....

Thursday, October 25, 2012

Pengumuman Kuis Buku #1: Baca Mesra Bareng Pasangan


Wehhhh, ke mana saja saya, kok kuis yang sudah diadakan sebulan yang lalu baru diumumkan hari ini siapa yang beruntung. Nah, saya tak akan membuat excuses yaaa... yang pasti saya mengharapkan pintu maaf yang selebar-lebarnya kepada seluruh teman yang sudah bersedia ikut berpartisipasi dalam kuis kecil-kecilan di blog ini karena terlambat mengumumkan 'pemenang' kuis buku yang saya adakan.

Untuk lebih memudahkan dalam menelisik siapa-siapa saja yang beruntung, pengumuman akan saya posting secara berurutan dalam beberapa postingan yang berbeda. Nah, untuk kesempatan yang pertama adalah untuk kuis yang bertajuk "Baca Mesra Bareng Pasangan"

dari: troli.net

Dan yang beruntung terpilih adalah....



Melody (email dalam database admin) dan pasangan....selamat ya, Mel...tunggu email balasan dari admin...


FYI:
Kuis yang satu ini, banyak sekali yang protes, mengapa harus foto berpasangan. Mohon maaf buat para jomblowan/jomblowati atau yang sudah berpasangan tapi tak berkenan berfoto bersama pasangan. Kali ini saya memang ingin sesuatu yang unik, apalagi hadiah dari kuis ini juga memang cocok sekali untuk yang berpasangan (awalnya berharap pasangan yang sudah menikah, tapi akhirnya diputuskan boleh pasangan dalam status apa pun).

Sunday, September 30, 2012

Books on Screen: The Lying Game TV Series


Well, saya sudah begitu jatuh cinta pada Pretty Little Liars [PLL], serial TV yang diangkat dari buku seri berjudul sama karya Sara Sheppard. Sejauh ini, saya baru membaca buku pertamanya saja, yang sudah diterjemahkan oleh Penerbit Ufuk dan masih menunggu seri-seri berikutnya untuk diterjemahkan. Yah, kalau pun tidak, hmm, mungkin saya ambil jalan pintas. Baca ebook yang sudah saya sedot. Hahaha.

The Lying Game Poster

Okay. Sekarang, saya sedang menyukai menonton serial TV lain yang juga diangkat dari buku seri karya Sara Sheppard, The Lying Game [TLG]. Yeah. Lagi-lagi saya pun belum membaca satu pun buku dari seri ini. Lagi pula, seri ini pun belum diterjemahkan di sini, dan entahlah, buku-bukunya Sara ini [imported] kok ya mahal-mahal pisan, semuanya di atas 100k. Padahal, ada buku impor yang lebih tebal harganya lebih murah. Tak tahulah, bagaimana harga buku-buku impor ini diatur di sini. Tak ada pola yang jelas, saya rasa. Jadi, merasa sayang beli bukunya [karena kemahalan, berharap ada terjemahan yang pasti lebih murah], hihihi.


Balik lagi ke TLG TV Series. Saya menonton via DVD dan, hmmm, awalnya sih saya menikmatinya, tetapi karena sudah terbiasa menonton PLL saya menjadi kurang terhanyut dalam cerita TLG. Pola yang digunakan hampir sama. Yah, dari judulnya sih sudah ketahuan, pun dari penulis yang sama pula, pola yang hampir sama, tentang kebohongan dan kejujuran {Liar = Lying}. Maka, beberapa adegan yang mirip di antara kedua serial TV-nya sedikit mengurangi kenikmatan menonton serial ini.

Cerita serial ini bermula dari tradisi Lying Game (Permainan Kebohongan) yang menjadi hobi dari Sutton Mercer. Ia yang merupakan anak adopsi Ted dan Kristin dan menjadi kakak dari adik perempuan, Laurel, menjadi seorang mean girl sejati. Berkawan dengan Madeline Rybak dan Charisma Charpenter di sekolah, bertiga menjadi teman yang tak terpisahkan. Lalu, secara tak terduga, Sutton mendapati fakta bahwa sejatinya ia punya saudari kembar yang terpisah, Emma Becker. Setelah chit-chat jarak jauh selama beberapa waktu, akhirnya keduanya memutuskan untuk bertemu. Dan, dengan dilatarbelakangi sejumput informasi yang dimiliki Sutton yang menyebutkan bahwa ibu kandung mereka diperkirakan masih hidup, dia menukar posisi, Sutton menjadi Emma, dan Emma menjadi Sutton, maka dimulailah kisah penuh teka-teki dan misteri demi menemukan jati diri keduanya.



Konflik datang dari banyak penjuru. Ada Ethan Whitehorse, cowok pacar rahasia Sutton setahun belakangan yang akhirnya diperebutkan oleh keduanya. Hubungan Ted dan Kristin yang awalnya romantis, lalu tersentuh badai. Alec Rybak, sang Jaksa Umum yang punya kehidupan penuh kabut dan Madeline serta Thayer Rybak, dua anaknya yang juga memiliki banyak masalah. Masih kurang? Tonton sendiri, karena cukup banyak konflik tambahannya.

Namun, sebagaimana saya sampaikan sebelumnya, PLL mengaburkan ekspektasi saya akan TLG. Catatan-catatan misterius menjelang akhir season dan sikap persaudaraan antara Sutton dan Emma yang seperti dipaksakan runyam dengan konflik yang itu-itu saja sungguh menyebalkan. Bahkan, ada di satu titik saya sudah tak tahan menunggu kapan Sutton dan Emma akan jujur kepada semua orang bahwa mereka adalah dua orang yang berbeda.


Satu lagi, yang saya pikir gagal, adalah pemeran Sutton dan Emma yang dimainkan oleh satu orang. Oh, benarkah ada dua bersaudari kembar yang benar-benar SAMA secara fisik? Yeah, gegara itu saya pun sulit untuk menyelami karakter masing-masing. Tapi, entahlah, mungkin di bukunya sendiri dibuat seperti itu. Nanti, akan dicari tahu deh dengan baca buku ini. Oh, satu artis memerankan tokoh kembar tidak selalu jadi bumerang kok. Buktinya, film Parent Trap, di mana Lindsay Lohan kecil sukses memerankan dua bersaudari kembar yang tetap memiliki kekhasan masing-masing. Dan, film itu menjadi salah satu film favorit saya.


Okehhh, saya tetap berharap buku seri TLG ada yang menerjemahkan di Indonesia. Dan, saya tetap akan menunggu season kedua dari serial TV ini, semoga tidak di-cancel. I hope so!


"I had a life anyone would kill for. "

"Then someone did."


The worst part of being dead is that there's nothing left to live for. No more kisses. No more secrets. No more gossip. It's enough to kill a girl all over again. But I'm about to get something no one else does--an encore performance, thanks to Emma, the long-lost twin sister I never even got to meet.


Now Emma's desperate to know what happened to me. And the only way to figure it out is to be me--to slip into my old life and piece it all together. But can she laugh at inside jokes with my best friends? Convince my boyfriend she's the girl he fell in love with? Pretend to be a happy, carefree daughter when she hugs my parents good night? And can she keep up the charade, even after she realizes my murderer is watching her every move?


From Sara Shepard, the #1 "New York Times" bestselling author of the "Pretty Little Liars" books, comes a riveting new series about secrets, lies, and killer consequences.


"Let the lying game begin."

Monday, September 24, 2012

Berbagi Buku Denganmu Sahabatku


Well, di sela-sela keruwetan menyiapkan pekerjaan kantor dan beberapa hal menyangkut aktivitas komunitas yang saya ikuti, kali ini saya ingin dengan cepat menyelenggarakan beberapa giveaway sekaligus. Namun demikian, dikarenakan satu minggu ke depan saya pasti akan konsentrasi ke pekerjaan kantor yang menuntut perhatian 100%, giveaway–giveaway ini akan saya adakan hingga awal Oktober 2012 mendatang.


Saya bilang ‘beberapa’ giveaway, karena memang ada lebih dari satu giveaway yang akan saya selenggarakan. Kamu bisa mengikuti salah satunya saja atau keseluruhannya, dengan memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku, tentu saja...


1. #GiveawaySeptember
Syarat:
• Hanya diadakan melalui twitter
• Telah mem-follow @fiksimetropop
• Format: #GiveawaySeptember_spasi_Jawaban_spasi_@fiksimetropop
• Pertanyaan: Siapakah pengarang novel metropop berjudul Pemburu Cinta?
• Satu username hanya boleh ikut giveaway satu kali (satu tweet)
• Format tidak sesuai, otomatis dinyatakan gugur

Hadiah:
Pilih satu dari 6 buku yang disediakan, untuk 6 orang yang beruntung







Kode Buku:
#Buku1 = Pink Project by Retni S.B.
#Buku2 = C'est La Vie by Fanny Hartanti
#Buku3 = I Love My Boss by Alberthiene Endah
#Buku4 = I Love My Boss by Alberthiene Endah
#Buku5 = Topsy-Turvy Lady by Tria Barmawi
#Buku6 = Langit Penuh Daya by Dewie Sekar
Waktu:
24 – 28 September 2012 (pukul 23.59 WIB)


2. Baca Mesra Bareng Pasangan
Syarat:
• Bisa diikuti melalui media apapun (blog, facebook, tumblr, twitter, dsb), namun harus memberikan tautan di kotak komentar di postingan ini atau kirim by email ke: metropop.lover@gmail.com
Posting foto kamu dan pasanganmu yang sedang membaca ‘sesuatu’, tidak harus buku, yang penting terlihat impresi sedang melakukan kegiatan membaca
• Dicari foto paling kreatif dan mesra
Hadiah:
Paket buku Divortiare-Twivortiare (sampul baru) untuk satu orang yang beruntung


Waktu:
24 September – 15 Oktober 2012 (pukul 23.59 WIB)


3. Agatha Christie Untukmu
Syarat:
• Hanya diadakan di blog ini dengan meninggalkan komentar pada kolom komentar di bawah
• Kamu harus sudah menjadi follower blog ini
• Berikan opinimu tentang: “Jika mendengar nama Agatha Christie apa yang terlintas di benakmu?
• Tinggalkan alamat email, akun twitter, atau akun facebook yang masih aktif untuk dihubungi jika kamu beruntung
• Sebutkan satu judul buku dari empat buku Agatha Christie yang ingin kamu punyai di akhir komentarmu
Hadiah:
Pilih salah satu dari empat buku Agatha Christie sampul baru di bawah ini


Waktu:
24 September – 30 September 2012 (pukul 23.59 WIB)


*keputusan admin tidak dapat diganggu gugat
**masih dimungkinkan perubahan syarat dan ketentuan sekiranya diperlukan


Baiklah, teman, buat yang suka tantangan dan berminat pada hadiah-hadiah di atas, silakan ikuti giveaway-giveaway ini yaaa.....