Showing posts with label Book Event. Show all posts
Showing posts with label Book Event. Show all posts

Friday, December 16, 2016

[Book Event] BBI Jabodetabek: MARKITUKA!


Ini wishlist saya!


Yeah, tanpa banyak capcus, tiga buku itulah yang paling kepingin saya punya dan baca secepatnya. No specific reasons. Lagi kebelet aja, sih. Namun, kalau ditanya mana yang paling-paling dipingini segera dibaca, saya urutkan begini: P.S. I Like You, The Wrath and The Dawn, dan Asa Ayuni. Nah, buat giver saya di mana pun kamu berada, seandainya diperkenankan,, bolehlah ini kamu pertimbangkan pas milih buku yang bakal kamu kirim ke saya. Ya, ya, ya? Hahaha. But, semua balik ke giver saya tersayang, kok. Apa pun yang akhirnya kamu kirimkan (ketiga-tiganya juga boleh, hahaha), akan saya terima dengan lapang dada dan hati berbunga-bunga. #halah

Oiya, buat rekan lain yang penasaran apa itu MARKITUKA. Well, markituka merupakan akronim dari mari kita tukar kado, satu event 'lokal' dari teman-teman grup WhatsApp BBI area Jabodetabek. Siapa pencetus, latar belakang, et setra-et setra saya enggak tahu, hahaha. Yang jelas ketika pada satu kesempatan saya baca dan nimbrung topik perbincangan panas di grup muncullah wacana markituka itu. Sama seperti kebanyakan orang, saya pun bertanya, "Markituka apaan, sih?", lalu dijelaskan secara singkat seperti yang saya jelaskan tadi. Dan, saya tak bertanya lebih jauh lagi, saya langsung menerima tawaran untuk ikut-serta (dengan iming-iming catatan: enggak harus di-review kok bukunya, hehehe).

Aturan dasarnya simpel saja: Batas harga kado adalah Rp50 ribu - Rp150 ribu (boleh lebih); Unggah wishlist di blog atau akun goodreads (saat ini sedang saya lakukan), batas post wishlist 17 Desember (BESOK! Omagat!); Batas akhir kirim kado 15 Januari 2017; Tebak giver pengirim kado secara serentak tanggal 31 Januari 2017. Exciting, right?

Jadi, kuy... MARI KITA TUKAR KADO!

Saturday, May 7, 2016

[Wisata Buku] Akhirnya Big Bad Wolf book sale digelar di Indonesia


Demam Big Bad Wolf book sale sudah saya rasakan jauh-jauh hari. Yang saya tahu, book sale yang satu ini aslinya digelar di Malaysia, berpindah-pindah negara bagian, enggak hanya di Kuala Lumpur saja. Puji Tuhan, saya memiliki beberapa kesempatan untuk mengunjunginya. Dua kali di Kuala Lumpur, satu kali di Penang, dan satu lagi di Negeri Sembilan (Seremban). [Kunjungan pertama saya share di sini] Well, enggak selalu bikin puas sih, tapi saya menikmati setiap kunjungan. Dan, dalam setiap kunjungan itu, saya selalu membayangkan bagaimana jika suatu saat Big Bad Wolf juga menggelar book sale di Indonesia, ya?


Dan... taraaa.... Enggak harus menunggu lama (bahkan enggak ada setahun dari kunjungan terakhir saya di Seremban), Big Bad Wolf benar-benar menggelar event penjualan buku di Indonesia. Bertajuk The Big Bad Wolf book sale in Jakarta, event ini justru dilaksanakan di International Convention Center, Bumi Serpong Damai (ICE-BSD) di Tangerang Selatan, bukannya di Jakarta, mulai tanggal 30 April s.d. 8 Mei 2016. Bahkan, kabarnya diperpanjang sampai dengan... 9 Mei 2016. Yeah, hanya satu hari saja sih diperpanjangnya, hehehe.


Dari dua kali mengunjungi arena Big Bad Wolf Jakarta 2016, saya bisa bilang... man, that was the biggest and the baddest book sale I've ever visited in Indonesia, eh... in Jabodetabek, maksudnya. Damn! Orang Indonesia gitu banget, ya. Seingat saya, di Malaysia saja, untuk bisa masuk ke area pameran enggak perlu antre, loh. Hanya di Big Bad Wolf Jakarta inilah--untuk sekadar masuk (belum tentu berbelanja)--para pengunjung harus antre. Yah, meskipun tidak sampai berjam-jam, tapi tetap saja itu luar biasa, untuk ukuran pameran buku. Kabarnya, jika pihak panitia merasa event perdana di Indonesia ini sukses maka event Big Bad Wolf book sale akan diselenggarakan lagi tahun depan. Bahkan, ada juga kisikan yang bilang setiap enam bulan! Wow! Dan, melihat animo pengunjungnya, saya yakin pihak Big Bad Wolf akan menggelarnya lagi, deh.

Untuk book sale kali ini, syukurlah saya enggak lagi kalap. Saya pun 'hanya' berkunjung dua kali ke sana. Dan, dari dua kali kunjungan itu saya 'hanya' mencomot 12 buku saja. Satu di antaranya buku terjemahan yang juga ikut dipamerkan oleh Penerbit Mizan. Selain harganya yang masih lumayan dan ada orang rumah yang mewanti-wanti untuk enggak belanja banyak *ampun,buistri*, buku-buku inceran--terutama fiksi young adult dan fantasy--tak sebanyak ekspektasi saya. Tumpukan bukunya sih bejibun, tapi yang menarik minat saya tak sebejibun itu. Harapan menemukan nama-nama seperti Katie McGarry, Sarah J. Maas, Sabaa Tahir, John Green, David Levithan, Jennifer Echols, Emery Lord, Morgan Matson, etc, menguap setelah berkeliling beberapa kali dan enggak menjumpainya. Entah memang dari awal enggak ada, atau sudah keduluan dicomot book lover yang lain. Sementara itu, inilah hasil belanjaan saya:

kunjungan pertama: 1 Mei 2016

kunjungan kedua: 5 Mei 2016

Dari semuanya saya paling bersemangat ketika menemukan Landline-nya Rainbow Rowell.

Bermotor ke ICE-BSD

Banyak dari rekan pembaca yang non-mobil pribadi memilih layanan KRL-commuter line atau sewa mobil online semacam Uber dan Grabcar, saya memutuskan bermotor ke ICE BSD. Tentu saja, saya beberapa kali nyasar dulu sebelum berhasil menjangkau arena convention yang biasanya digunakan untuk menggelar pertunjukan musik atau live action itu. Berhubung sama sekali buta soal ICE BSD, saya meminta bantuan Google Maps untuk memberikan petunjuk arah dan memandu saya hingga sampai di ICE-BSD.

Pada kunjungan pertama, saya memilih jalur Pasar Modern Bintaro - Tegal Rotan - Cendrawasih - Aria Putra Raya - Suka Mulya - Mujair Raya - Lele Raya - Beringin Raya - Siliwangi - Ciater Barat Raya - Rawa Buntu - Pelayangan - Boulevard BSD Timur - BSD Grand Boulevard - ICE BSD. Rute ini membuat saya beristighfar terus-menerus sepanjang jalan. Iya sih, jalanannya sedang diperbaiki (ditinggikan dan dibeton, kalau enggak salah), tapi benar-benar kacrut jalannya. Untung saja saya enggak jadi ngajak buistri yang awalnya berniat ikutan. Saya salah pilih rute, sepertinya.


Untuk kunjungan kedua, saya mencoba mencari alternatif rute lain. Well, awalnya saya kapok main ke book sale lagi, teruama karena faktor jalanan yang astaghfirullah itu. Namun, si YiYul (sport camera keluaran Xiaomi milik saya) entah bagaimana, ketinggalan di ICE-BSD, huhuhu. Ada-ada aja, sih. Rute kedua: Pasar Modern Bintaro - Tegal Rotan - Cendrawasih - Aria Putra Raya - Bukit Indah - Serua - Ciater Raya - Letnan Soetopo - Boulevard BSD Timur - BSD Grand Boulevard - ICE BSD. Rute ini jauh-jauh-jauh lebih asyik ketimbang rute pertama. Waktu tempuh juga lebih singkat, kurang lebih satu jam lebih sedikit dibanding rute pertama yang hampir mencapai dua jam!

Jadi, buat yang masih kepingin ke ICE-BSD dengan moda transportasi motor dan dari arah Selatan Jakarta seperti saya, lebih baik pilih rute kedua, deh. Selamat berbelanja, tweemans.

Jepretan beberapa buku yang menurut saya oke:









Thursday, December 17, 2015

[Book Event] Diskusi Panel "How to Sell Your Ideas" by Kompas Gramedia Group


Minggu (13/12/2015) kemarin, yang merupakan hari kedua penyelenggaraan Kompas Gramedia Fair (KGF) 2015, saya baru menyempatkan diri untuk mampir. Widih, tumben, ya? Biasa juga kalau ada book fair, datang setiap hari? Well, selain semakin sempitnya waktu berleha-leha di luar urusan kantor, kesibukan newlyweds juga bikin waktu rekreasi menjadi lebih sedikit. Kali ini pun, saya datang sendiri, tanpa membawa pasangan. Dan, saya khusus datang ke arena KGFair 2015 untuk mengikuti diskusi panel "How to Sell Your Ideas (HTSYI)" yang diselenggarakan oleh panitia KGFair 2015, yang menghadirkan para panelis jempolan, di antaranya Ika Natassa. Sebagai pencinta metropop, wajib banget datang ke acara yang ada Ika Natassa-nya, dong *nyengir.


Melupakan fakta lokasi KGFair 2015 yang sama dengan penyelenggaraan kopdar Amore in Metropop tahun sebelumnya, yaitu di JCC (yang tidak ada ruangan khusus-tertutupnya), saya mengharapkan diskusi diselenggarakan di dalam ruangan khusus dengan suasana lebih tenang, terbebas dari kebisingan area sekitar. Tentu saja, harapan saya enggak jadi kenyataan. Diskusi diselenggarakan di panggung utama, open space, yang meskipun tata suaranya sudah disiapkan sedemikian rupa, masih saja terganggu kebisingan dari suara-suara di area sekitar.

Pun, saya jadi agak kecewa juga, sih, karena untuk ikut diskusi ini mesti bayar sebesar Rp75k, eh... malah acaranya di open space. Ckckck. Meskipun dibilang balik modal karena untuk peserta yang mendaftar disediakan goodie bag (berisi satu judul buku + voucher Gramedia Rp50k) serta kursi untuk duduk sepanjang acara, kalau tahu acaranya di open space, saya milih enggak usah bayar saja, deh. Berdiri pun saya rela, kok.


Agak molor dari jadwal, acara baru dimulai pukul 2 siang lewat beberapa menit. Enggak masalah lah, ya. Buat saya yang sudah pernah ikut repot mengurusi acara, ketepatan waktu memang menjadi salah satu faktor paling tricky dan terkadang sulit dikontrol meskipun sudah disiapkan minute by minute jalannya acara.

Diskusinya sendiri dipandu oleh Mario Pratama, yang dikenalkan oleh MC merupakan salah satu penyiar Radio Prambors (Jakarta?) yang sudah kondang. Well, dilihat dari gaya pembawaan dan suaranya yang bulat-asyik, sih, enggak heran kalau memang sudah jadi MC kondang (saya bilang "kalau", ya).

Sementara itu, jajaran panelisnya adalah:

1. Arie Parikesit @arieparikesit yang mempresentasikan seputar ide dan usahanya membesarkan bisnis traveling berbasis wisata kuliner dalam program #KelanaRasa. Pada banyak slide paparannya, Arie menunjukkan potensi yang belum banyak digali terkait wisata kuliner nusantara. Salah satu fakta yang membuat saya cukup tercengang adalah: Indonesia menjadi negara dengan tingkat keragaman makanan paling banyak sedunia tapi untuk potensi wisata kulinernya belum dieksplorasi secara optimal. Arie menyebutkan di Amerika Serikat yang hanya punya sekitar 50 negara bagian saja, terdapat kurang lebih 500 agen wisata yang khusus menawarkan paket wisata berbasis kuliner. Indonesia? Kata Arie, sih, belum ada, kayaknya baru satu. Mungkin maksudnya ya si #KelanaRasa itu, kali, ya.



2. Anak Gank Generasi 90-an @Generasi90an yang digawangi oleh Marcella, Yosua, dan Sosetya. Sudah tahu, kan, beberapa tahun lalu ada buku Generasi 90-an yang asyik banget lalu booming itu? Nah, ternyata ide awal penulisan buku itu cukup unik, yaitu proyek pribadi Marcella untuk tugas skripsi kuliahnya. Bagi mahasiswa jurusan desain di kampusnya, sebagai tugas akhir, mereka dituntut untuk bisa membuat projek (apa pun bentuknya), dan setelah bingung beberapa saat, akhirnya Marcella memutuskan untuk memilih projek membuat buku dengan tema segala-rupa tentang tahun 90-an. Tak dinyana, dari proyek pribadi tersebut, saat ini Generasi90-an berkembang menjadi bisnis yang cukup besar sehingga kemudian Marcella mengajak kerja sama dengan pihak-pihak lain, salah duanya Yosua dan Sosetya, yang diajak untuk merealisasikan buku kedua.


3. Ika Natassa @ikanatassa. Hmm, karena panelis ketiga inilah saya mendaftar untuk ikut serta dan menghadiri diskusi panel ini. Saya sudah sering (baik online maupun offline) menyimak "kuliah" keren Ika Natassa, tapi entahlah, pada setiap kesempatan saya masih selalu dibuat terkesima dengan segala bakat dan pemikiran Ika yang kerap out of the box. Well, untuk tema diskusi panel kali ini, saya merasa presentasi Ika adalah yang paling sesuai dan pas dengan temanya yaitu bagaimana cara menjual ide-ide yang kita miliki. Mendasarkan pada pengalamannya, Ika mengupas tuntas tentang peran sosial media bagi perjalanan karier-nya sebagai penulis kondang tanah air. Dengan gaya penyampaiannya yang lugas serta tak jarang membanyol, suasana menjadi demikian meriah sepanjang paparannya. Jempol banget, deh, buat Ika Natassa dan presentasinya.




4. Ayu @Momalula. Panelis keempat ini merupakan seorang ibu rumah tangga berhijab lebar yang memulai usaha bisnis online-nya melalui brand #UkhtiSally dengan menjual aksesoris kelengkapan busana muslimah terutama hijab sebelum melebarkan sayap bisnisnya dengan beragam cara promosi. Salah satu media promosi yang dipilihnya adalah dengan membuat film pendek bertema islami yang mengangkat isu-isu populer anak muda masa kini yang diunggah ke YouTube.


Secara umum, segmen pertama pada diskusi panel ini memang diisi dengan (sebut saja) success story para panelis. Bagaimana mereka mendapatkan ide, mengembangkannya, menekuninya, hingga akhirnya menjualnya. Jempol dua untuk panitia, karena keempat panelis mempunyai kisah yang berbeda sehingga peserta diskusi yang hadir bisa membuka cakrawala seluas-luasnya tentang bermacam ide yang bisa "dijual". Persamaan dari keempat panelis yang hadir adalah mereka akhirnya sama-sama telah membukukan ide masing-masing.

Secuplik Question and Answer dari diskusi panel ini, silakan simak pada rekaman (low quality) berupa file audio, segmen terakhir.


Check this out on Chirbit

Sebagaimana dirangkumkan oleh MC, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengupayakan "penjualan sebuah ide", yaitu::
1. Kembangkan sesuai passion;
2. Kita tak hanya harus siap sukses, tapi juga siap gagal;
3. Tak ada yang instan, nikmati proses pengembangan ide;
4. Riset itu penting, lakukan!
5. There is nothing new under the sun, jadi memodifikasi ide yang sudah ada itu wajar-wajar saja, kok.

Oiya, saran untuk panitia (atau mungkin kritikan). Selain ruangan yang terlampu bising untuk diskusi panel istimewa, persoalan teknis seperti peralatan presentasi (clicker dan proyektor) serta mik mohon untuk selalu diteliti apakah sudah siap digunakan atau belum. Saya paling bete waktu presentasi @Momalula di mana ketika penayangan video yang menjadi bagian presentasinya agak sedikit kacau.

Itu palingan sih, ya, yang keingetan di saya. Untuk rekaman video (hanya secuplik presentasi Ika Natassa, low quality juga) sedang saya usahakan untuk bisa diunggah ke YouTube. Akan di-update nanti, deh.

Berikut beberapa jepretan sebelum dan sesudah mengikuti diskusi panelnya.


antrean tanda tangan Ika Natassa. wowsaaaa...

banner apps iJak yang sedang populer di kalangan pembaca dan pencinta Perpus

seni instalasi unik di bagian depan
banner MnG cast film Sunshine Becomes You, adaptasi novel metropop berjudul sama karya Ilana Tan

Monday, October 27, 2014

[IRF 2014] Ayo daftar kelas Workshop di Festival Pembaca Indonesia 2014


Enggak kerasa tinggal satu bulan lebih sedikit, gelaran akbar Festival Pembaca Indonesia (Indonesia Readers Festival) tahun 2014 yang digagas oleh komunitas pembaca aktif terbesar di Indonesia, Goodreads Indonesia, akan segera dilaksanakan. Salah satu kegiatan seru di #IRF2014 adalah workshop. Tahun ini bakal ada 8 kelas yang bisa kita ikuti, lho.... daftar yuuukkk...


Kamu suka banget baca buku dan kepingin menulis resensinya tetapi enggak tahu bagaimana cara menulis resensi buku yang baik. Kadang kamu juga merasa bisa menulis seperti buku yang barusan kamu baca, tetapi lagi-lagi kamu enggak mengerti bagaimana cara menuangkan ide yang sudah memenuhi kepala itu ke dalam tulisan. Belum lagi kamu kepingin menceritakan kembali apa yang sudah kamu baca ke anak tercinta, adik tersayang, atau keponakan terkasih, tetapi enggak tahu juga bagaimana caranya. Rasanya gemas sekali kan, ya?

Makanya, ikut kelas Workshop di Indonesia Readers Festival 2014 , tanggal 6 – 7 Desember 2014 di Museum Nasional (Museum Gajah), Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12,  Jakarta.

Kamu akan bertemu dengan para praktisi yang benar-benar mengawali kesuksesan mereka dari nol. Tidak sekadar berbagi teori, lewat sebuah pelatihan kecil, mereka akan membantu kalian untuk mewujudkan ide-ide segar yang selama ini masih terkunci di laci imajinasi.

Catat jadwalnya, daftar, dan datang!

JADWAL WORKSHOP INDONESIA READERS FESTIVAL 2014
  
1. MENULIS RESENSI DARI HATI (Blogger Buku Indonesia)
Sabtu, 6 Desember 2014, Pukul 10.00-12.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Resensi merupakan media ekspresi pembaca untuk mengungkapkan segala rasa yang terbit selepas membaca sebuah buku. Gemas, cemas, sedih, haru, bahagia, kesal, ngedumal, dan segala rasa yang lain bisa dituangkan dalam sederet kalimat penilaian. Namun, menulis resensi tentu tak sekadar berisi puja-puji atau caci-maki. Komunitas Blogger Buku Indonesia (http://blogbukuindonesia.com), yang merupakan salah satu komunitas blogger pengulas buku terbesar di Indonesia dengan jumlah kurang lebih 245 blogger dan 269 blog buku, akan memberikan gambaran bagaimana menulis resensi yang ideal, yang lahir dari hati.

Cara pendaftaran: Kirim biodata singkat (Nama, Umur, No.Hape) via email ke  workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS1 RESENSI
Kuota: 100 orang

  1. CREATIVE WRITING: TULISAN YANG MENAKUTKAN (Penerbit Bukune)
Sabtu, 6 Desember 2014, Pukul 10.00-12.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Suka membaca buku-buku horor, suspense, atau thriller? Pernah kepikiran bagaimana cara menulis adegan demi adegan yang mencekam nan mendebarkan? Yang bisa membuat pembaca terus-menerus dicekam kengerian? Kepingin bisa menuliskannya juga? Penerbit Bukune memulai satu lini novel-novel bergenre horor, seri Takut, yang ditulis oleh penulis-penulis berbakat Indonesia dengan mengambil tema keseharian yang benar-benar bisa menegakkan bulu roma! Pada workshop ini, kalian akan diajak untuk mengetahui dan mempelajari teknik penulisan kisah-kisah seram yang memacu sport jantung.

 Cara pendaftaran: Kirim biodata singkat (Nama, Umur, No.Hape) via email ke  workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS2 TAKUT
Kuota: 100 Orang
  1. TRAVEL BLOG DAN FOTO PERJALANAN (Teddy W. Kusuma, Maesy Ang, dan Teguh Sudarisman)
Sabtu, 6 Desember 2014, Pukul 13.00-15.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Yang suka traveling? Selfie di puncak Dieng? Groufie di Bromo? Atau selfie di tangga Museum Louvre? Ayo coba tunjuk tangan! Sejak beberapa tahun terakhir, traveling menjadi salah satu tren gaya hidup yang begitu mudah menular dan menjangkiti hampir banyak kalangan. Tak sampai di situ, banyak pula yang menuangkan cerita perjalanan mereka dalam media blog atau bahkan buku. Tentu saja, kesemuanya dilengkapi dengan dokumentasi foto mulai dari yang narsis biasa saja sampai dengan yang breathtaking. Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang, dua orang yang berkeliling dan menulis. Namun, blog mereka (http://thedustysneakers.com) menyajikan lebih dari sekadar foto-foto cantik dan ulasan tempat. Mereka berbagi cerita yang jauh lebih pribadi, koleksi refleksi personal mereka di perjalanan. akan mengajak kamu mempercantik travel blog dan foto perjalananmu. Lalu ada Teguh Sudarisman, Editor in Chief TGIF Magazine (http://tgifmag.com), yang selalu berhasil menangkap momen-moemn menakjubkan melalui lensa kamera. Ketiganya akan membagi pengalaman mereka bersamamu.

Cara pendaftaran: Kirim biodata singkat (Nama, Umur, No.Hape) via email ke  workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS3 TRAVEL BLOG
Kuota: 100 Orang

  1. CREATIVE WRITING: MENULIS MEMOAR YANG INSPIRATIF (Windy Ariestanti dan Sundea)
Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 13.00 – 15.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Punya pengalaman menarik dan inspiratif tentang perjalanan hidupmu? Atau sekadar catatan harian sederhana yang mengisi agendamu?  Saatnya menyulap catatan harian sederhanamu menjadi lebih inspiratif bersama Windy Ariestanty dan Sundea. Windy Ariestanty adalah seorang penulis, editor, dan traveler yang pernah mengerjakan Memoar Ibu Robin Lim, seorang aktivis kemanusiaan yang menyediakan pengobatan gratis bagi warga Bali. Bersama dengan Sundea (penulis buku Dunia Din, Sunrise Serenade, dan Salamatahari), mereka akan berbagi tips bagaimana proses menuliskan sebuah memoar yang tak hanya sekadar catatan kehidupan, tapi yang juga menggugah rasa terdalam kita. Mulai dari pengumpulan data dan perangkat apa saja yang biasanya dibutuhkan dalam menuliskan memoar sampai dengan tersajinya bentuk utuh sebuah memoar yang inspiratif.

Cara Pendaftaran: Kirim bidoata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS4 MEMOAR
Kuota: 100 orang
  1. SERUNYA DONGENG DARI BUKU (Kak Ariyo – AIO Dongeng)
Minggu, 7 Desember 2014, Pukul 10.00-12.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Ada buku cerita menganggur di rumah, dan hanya sesekali dibaca kembali. Ayo, bawa bukumu dan kita latihan membacakannya dengan lantang. Menjadi pendongeng itu tidak sulit kok. Mendongeng bisa menjadi sangat menyenangkan saat kita tahu bagaimana caranya mengekspresikan dengan benar setiap bagian ceritanya. Jadi, ayo ikutan workshop ini! Ada Kak Ariyo yang nanti akan memberi tips dan trik bagaimana mendongeng yang seru. Dengan pengalaman mendongengnya yang sangat banyak, bahkan hingga tingkat internasional, di dalam workshop ini Kak Ariyo akan berbagi kemampuannya dalam menciptakan suasana yang bisa membuat pendengarnya membayangkan dan juga merasakan hal yang sama seperti dalam cerita yang sedang ia bacakan.

Cara Pendaftaran: Kirim bidoata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS5 DONGENG
Kuota: 100 orang
  1. CREATIVE WRITING: PENULISAN KISAH REMAJA (Lexie Xu)
Minggu, 7 Desember 2014 pukul 10.00 – 12.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Masa remaja memang masa di mana semua warna bercampur jadi satu. Masa di mana semua pengalaman kehidupan datang berkunjung satu per satu. Mulai dari pengalaman naksir senior, rasa ingin tahu yang membuncah layaknya detektif hingga ajang ’unjuk gigi’. Sayang, kalau pengalaman penuh warna itu hanya dilewatkan begitu saja. Nah, Lexie Xu akan sharing Lexie Xu yang dikenal sebagai penulis novel-novel teenlit laris seperti Johan series (Obsesi, Pengurus MOS Harus Mati, Permainan Maut, Teror) dan Omen series (Omen, Tujuh Lukisan Horor, Misteri Organisasi Rahasia The Judges, dsb) akan membagi ilmunya bagaimana cara menuliskan kisah kisah remaja yang penuh warna itu dalam cerita yang tak melulu hanya berkisah tentang cinta monyet tapi juga kisah remaja yang menegangkan.

Cara Pendaftaran : Kirim biodata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject WS6 KISAH REMAJA
Kuota: 100 orang
  1. CREATIVE WRITING: BERMAIN KATA DENGAN TEMA KULINER (Femina)
Minggu, 8 Desember 2014, Pukul 13.00-15.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Suka makan? Suka masak? Atau suka jalan-jalan sambil mencicipi makanan segala rasa? Hidup kita dalam sehari pasti engak akan pernah lepas dari tema satu ini, kuliner. Kuliner berhubungan erat dengan sesuatu yang menyenangkan untuk dimakan. Hmm, bagaimana jadinya jika sesuatu yang menyenangkan untuk dimakan itu diramu menjadi sesuatu yang menyenangkan juga untuk ditulis? Bagaimana cara membuat makanan atau minuman itu “bercerita”? Dalam workshop ini, pakar kuliner majalah Femina dan pemenang sayembara cerpen Femina bertema kuliner, akan membantu kalian menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas. Teman-teman akan diajak bermain meramu dan memasak kata-kata menjadi tulisan bertema kuliner yang menggoda.

Cara Pendaftaran : Kirim biodata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject WS7 KULINER
Kuota: 100 orang
  1. CREATIVE WRITING: PENULISAN KARAKTER KOMIK (Faza Meonk)
Minggu, 8 Desember 2014, Pukul 13.00-15.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Siapa bilang membuat percakapan dan narasi dalam komik itu sulit? Faza Meonk, seorang komikus pencipta tokoh si Juki (@JukiHoki), akan membeberkan bagaimana cara penulisan tokoh karakter dalam komik agar lebih menarik dan mudah dimengerti. Kiprahnya dalam menciptakan kisah-kisah singkat, ringan, dan menggelitik ala dunia Juki, membuat pembacanya selalu menunggu kelanjutan kisah dan ulah tokoh yang satu ini. So, bagi kamu yang kepingin menjadi komikus yang andal dalam mencipta dan menghidupkan karakter komik, ayo ikutan!

Cara Pendaftaran : Kirim biodata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject WS8 KOMIK
Kuota: 100 orang

NOTE:
  1. Semua e-mail yang masuk, akan kami data terlebih dahulu dan akan kami balas dengan pemberitahuan kepastian tempat dan hal lainnya. Bagi yang sudah tidak kebagian tempat, akan masuk ke daftar tunggu dan kepastiannya akan diumumkan pada tanggal 4 Desember 2014.
  2. Calon peserta workshop diwajibkan sudah berada di lokasi kurang lebih 10 menit sebelum workshop dimulai atau akan digantikan dengan peserta di daftar tunggu.
 (artikel merupakan copy-paste dari www.festivalpembacaindonesia.com)

Wednesday, December 25, 2013

Berburu buku sampai ke Timbuktu...


Nggak, ding, saya bercanda. Nggak sampailah ke Timbuktu. Lagi pula saya pun tak tahu di mana itu Timbuktu, hehehe (untung ada Google dan Wikipedia: Timbuktu). Ini hanya perumpamaan saya yang belakangan ini makin keranjingan berburu buku-buku murah ke seantero tempat obralan yang ada. Apa pasal? ...tentu saja karena poster ini:


Sebenarnya tinggal di Jakarta selama beberapa tahun ini sudah membuat saya memahami bahwa banyak event obralan di sana-sini jadi semestinya saya pun sudah bisa menebak jenis buku apa saja yang sering diobral. Namun, entahlah, dasarnya saya yang memang suka-belanja-malas-baca ini atau bagaimana, saya selalu tertantang untuk mendatangi satu per satu tempat obralan yang sedang menyelenggarakan event. Meskipun, tak jarang pula saya dirundung kecewa lantaran buku-buku yang diobral tak sesuai dengan harapan saya. Tapi, saya pun dari awal sudah mengantisipasinya, dengan menganggapnya sebagai risiko yang mesti saya tanggung. Hmm, tak perlu berlama-lama kecewa.

Tapiiii... senangnya adalah sebagian besar dari perjalanan saya berkunjung ke tempat-tempat obralan itu, saya menemukan buku-buku yang membuat saya speechless, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun selain hanya ternganga takjub. Bisa karena, "OHMYGOD, itu kan buku baru rilis minggu lalu, dan sekarang ada di diskonan? ASTAGAH!" atau "Yaampun buku itu tebalnya nggak kira-kira, dan harga aslinya saja di atas 100rebu, ini cuman dijual 25rebu? WAOW!" Kalau sudah begitu saya seolah trance, hilang kesadaran ---bukan pingsan, dan perlahan merapal puji syukur karena akhirnya mampu membeli buku yang kalau di toko buku biasa mungkin akan sekadar saya elus saja dan lewati dan memilih membeli buku lain.

Ngomong-ngomong soal obralan, saya memang tak mematok hanya mendatangi satu event saja. Apa pun yang namanya obralan, pasti saya usahakan untuk mendatanginya ---atau sekadar melihatnya (termasuk kategori online). Inilah beberapa jenis event obralan yang pernah saya kunjungi:
1.  Book Fair (Kompas Gramedia Book Fair, Islamic Book Fair, Jakarta Book Fair, Indonesia Book Fair).
2.  Pesta Buku Murah Penerbit (Gramedia, DIVAPress, Mizan, Andi, dll).
3.  Diskon online (grazera.com, inibuku.com, bukabuku.com, bukunya-scb.blogspot.com, dll).
4.  Tongkrongan rutin (Bursa Buku Murah Blok M Square, Terminal Senen, Lt. 3A Plaza Semanggi, Gramedia Matraman, Gudang Buku Plaza Festival, dll).
5.  Clearance Sale (Periplus, Kinokuniya, Books & Beyond, dll).
6.  Charity (Drive Books Not Cars, dll).
7.  dan banyak lagi event obralan yang lain.

Nah, yang saat ini sering saya sambangi adalah event Gramedia Big Sale (poster di atas) itu. Meski belum seluruhnya tapi sudah hampir 50-60% tempat-tempat itu pernah saya kunjungi. Sayangnya, saya lupa, lokasi mana yang kali pertama saya kunjungi, ya? Apa Carrefour Harapan Indah di Bekasi itu? Hmm, yang jelas teman-teman di Blogger Buku Indonesia turut bertanggung jawab membuat saya sebegini terobsesinya mendatangi tempat-tempat tersebut. Hihihi...

Oke, dari daftar di atas, tempat yang belum saya kunjungi:
1. Carrefour: Tangerang City, Taman Palem, Puri Kembangan, Karawaci, Ciputat, MoI, Taman Mini, Ciledug, Blu Mall, Cikarang, Karawang.
2. Lotte Mart: Taman Surya, Bekasi Square, Fatmawati, Kelapa Gading.
3. Ramayana: Kramat Jati, Depok, Karawang, Cikarang, PTC Pulo Gadung.

Yah, untuk tempat-tempat semacam Cikarang dan Karawang sepertinya tak akan saya kunjungi. Ada keinginan untuk menyambangi Ciputat, tapi lalu saya mikir, mikir, dan mikir lagi, sehingga akhirnya saya bisa mematikan keinginan itu. Ciputat jauhhhhhh, men....

Sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya, tak melulu saya happy mendatangi tempat-tempat itu. Ada juga tempat yang bikin keki dan nyesel datangnya karena ternyata salah lokasi atau buku-buku yang diobral 'basi' atau harganya ternyta tak masuk kategori 'obral'. Well, itu juga karena saya tak memperhatikan masa promonya sih, main hajar datang ke lokasi.

Kegilaan saya mendatangi tempat-tempat itu sebagian adalah untuk memuaskan hasrat pribadi, namun sebagian lagi saya ingin membantu teman-teman yang mungkin tak sempat datang atau tak mungkin datang karena jauh lokasinya yang sebenarnya mau juga beli buku-buku dengan harga segitu. Niatan itu saya wujudkan dengan membuat blog http://hanyanovel.wordpress.com dan akun twitter @fiksimurah untuk menjual ulang buku-buku yang saya beli di obralan kepada teman yang berminat (dengan tambahan harga).

Berikut adalah buku-buku yang membuat saya surprise ketika menemukannya.

masing-masing harganya cuman 10rebu lhooo...


Dan, ini sebagian lagi buku yang saya 'temukan' di obralan.


Baiklah, buat teman-teman yang masih ingin berburu buku di Gramedia Big Sale, disegerakan ya, karena di beberapa tempat mas-mbak penjaganya mengatakan bahwa event ini hanya sampai dengan akhir Desember 2013. Happy shopping!

Saturday, January 5, 2013

[Curhat] Awali tahun baru dengan... BELANJA BUKU!


Hadehh, semestinya ya, tahun baru itu dimulai dengan semangat baru untuk menuntaskan tumpukan buku dengan membacanya, lalu menuliskan reviunya. Lha, ini, saya malah masih dengan semangat lama. BELANJA BUKU! *nggelosor di kolong tempat tidur*

Gegara ini nih: Pesta Buku Murah, yang bikin mupeng dengan tagline-nya. Diskon Gila-gilaan Mulai Dari 40%. *ngences*


Jadi, hari ini, 5 Januari 2013, bisa dibilang hari pertama penyelenggaraan event ini, saya sudah keluyuran ke sana. Dan...yahhh...seperti biasa, hasrat menahan godaan tentu saja hanya sekadar niat yang terikat tali tipis. Gerak dikit talinya pun putus. Belanja pun tak lagi tertangguhkan. Ini dia oleh-oleh dari Pesta Buku Murah 2013 hari pertama.



Dari pintu masuk, saya belok ke stand Mizan dan menemukan novel-novel tersebut. Total sih Rp99.300, sayang saya lupa naruh struknya jadi saya lupa berapa harga masing-masingnya.


Lalu berlanjut ke stand Kompas-Gramedia group, saya mencomot dua buku itu. Balada Ching-Ching karya Maggie Tiojakin seharga Rp24.000 sedangkan Keberangkatan-nya Nh. Dini seharga Rp21.000 (diskon 40% dari harga yang tertera di barcode).


Pemberhentian berikutnya di stand Serambi. Huwaaaaa....saya bahagia campur sedih di stand ini. Bahagia karena banyak buku yang diobral gila-gilaan, tapi sedih karena menurut saya buku itu bagus-bagus tapi sudah harus diobral. *sigh*
1. Semburat Senyum Sore oleh Vinca Callista - Rp15.000
2. The Jungle Book oleh Rudyard Kipling  - Rp15.000
3. Tuck Everlasting oleh Natalie Babbitt - Rp5.000
4. The Frog Princess oleh E.D. Baker - Rp5.000


Stand berikutnya yang saya kunjungi dan saya comot beberapa koleksinya adalah stand Penerbit Andi. Waoww...semuanya diskon 50% lhooo...
1. Pangeran Langit oleh Aveus Har - Rp13.000
2. Janji Cinta Untuk Kirana oleh Annora Putri - Rp16.500
3. Sven oleh Lia Indra - Rp16.250
4. Marrying AIDS oleh Lia Indra Adriana - Rp22.200
5. Jejak Kala oleh Anindita S. Thayf - Rp17.000

Pada dasarnya, lumayan menggoda iman sih harga buku-bukunya. Sayang, koleksinya tidak fantastis. Bagi saya pribadi, kebanyakan buku yang saya incar sudah saya miliki sehingga tak mungkin saya beli lagi. Dan, menurut pantauan hari ini, masih cukup banyak stand yang kosong-melompong, entah akan diisi atau nggak. Peserta yang ikut berpesta pun tidak banyak. Malah, area Istora Gelora Bung Karno yang digunakan hanya lorong/selasarnya saja, sedangkan ruang utama tidak digunakan. Baiklah, yang mau ke sana, silakan yaaa.....