Friday, April 13, 2012

BBI 1st Giveaway Hop


Blogger Buku Indonesia First Anniversary




Waahhh, tak terasa sudah satu tahun ya sejak terbentuknya Blogger Buku Indonesia (BBI). Saya tak menyimak secara detail bagaimana proses kelahirannya, tapi Bebi ---panggilan sayang para member--- telah tumbuh menjadi sebuah ‘gerakan’ yang menguatkan para blogger buku Indonesia untuk terus bersemangat ber-blogging ria seputar buku dan dunia perbukuan di tengah-tengah ramalan sebagian orang yang menyebutkan bahwa era blog sudah hampir lewat masa keemasannya, digantikan semarak jejaring sosial.


Bagi saya, Bebi melecut semangat saya untuk selalu memutakhirkan blog yang sudah saya daftarkan sebagai member di BBI. Bahwa semangat saya untuk menyebarluaskan buku, secara khusus, dan hobi membaca secara umum, mendapat dukungan tak terhingga, terlebih tak lagi merasa kesepian karena blogger buku Indonesia itu jumlahnya banyaaaaaaakkkkkkk. Semangat terus temannnn!!!

Nah, untuk ikut merayakan first anniversary si Bebi, Metropop Lover bergabung dengan lebih dari 30-an blog lain, silakan lirik di blogbukuindonesia.blogspot.com untuk melihat yang lain, dalam kegiatan BBI 1st Giveaway Hop yang diinisiasi oleh tiga blogger keren ini: Fanda's Historical Fiction, Kumpulan Sinopsis dari Okeyzz dan Dear Readers sebagai host.

Namun demikian, berhubung saya belum banyak berkecimpung di dunia per-giveaway-an modern dengan memanfaatkan fasilitas canggih ala rafflecofter atau google docs, giveaway saya di sini, manual saja. Saya akan memilih siapa teman yang beruntung dengan software The Hat.

Jadi giveaway di Metropop Lover ini akan berlangsung mulai hari ini, Jumat, 13 April 2012, sampai dengan hari Kamis, 26 April 2012. Caranya, buat kamu yang berminat ikutan cukup dengan memberikan tanggapan atas pertanyaan ini: “Apa kesan/pendapatmu ketika membaca adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel?” langsung di kolom komentar di bawah postingan ini, plus sertakan alamat email yang bisa dihubungi. Tersedia satu eksemplar novel romance terbaru karya Christian Simamora, Good Fight, buat kamu yang beruntung. Terima kasih buat yang ikutan.



Oiya, happy first anniversary ya, Bebi, semoga semakin ‘centil’ dan terus memberi warna-warni yang indah bagi dunia blog buku Indonesia. Amiin.

Terus membaca ya, teman!

98 comments:

  1. menurutku tidak apa2 asalkan penggambaran adegan merokok/minum alkohol itu masih seadanya (sekadar pelengkap agar latar/karakter semakin nyata) atau malah menekankan buruknya dampak merokok/minum alkohol itu,

    aku tidak senang jika adegan merokok/minum alkohol diumbar menjadi persuasif sehingga mendorong pembaca untuk mencobanya atau mendukung pembaca yang sudah kecanduan

    ReplyDelete
  2. wah maap ketinggalan :D
    emailku melody.violine@gmail.com

    ReplyDelete
  3. Tergantung pada cerita dan pelajaran yang bisa kita petik dari novelnya. Misalkan rokok/alkohol itu diperlukan untuk memperkuat karakter tokoh itu, itu bukan masalah. Apalagi kalo pada akhirnya dijelaskan 'ending' dari tokoh yang perokok/peminum itu buruk. Tapi kalo tidak ada tujuannya, kupikir itu nggak baik. Terima kasih.
    usagi.nuraini@gmail.com

    Eniwei, happy anniversary, bebi.. :)

    ReplyDelete
  4. bisa respect, bisa gak, liat kebutuhan adegan tersebut di cerita, kalau emang bertujuan untuk memperkuat cerita, saya sih gak masalah

    email: sinthionk@gmail.com

    ReplyDelete
  5. Penggambaran adegan merkok/minum alkohol memang banyak saya temui setiap kali membaca novel, tapi ternyata tidak berpengaruh buat saya, karena saya menikmatinya sebagai sebuah bagian dalam novel tersebut... Sama saja seperti adegan2 lainnya.
    Yang penting adalah jangan pernah membawa adegan2 buruk dalam novel ke kehidupan nyata kita. Toh kita bisa memilih mana yang baik maupun buruk.. ;)
    eh, email : matrislonda@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  6. Aku sama sekali nggak merasa terganggu, soalnya sering kali adegan merokok ataupun minum alkohol hanya bagian kecil dari cerita keseluruhan. Hanya macam pelengkap saja, yang nggak begitu pengaruh untuk semua ceritanya.

    aleetha.ally at gmail dot com

    :D

    ReplyDelete
  7. tergantung pada tema ceritanya. apabila misalnya merokok, alkolol atau seks bebas merupakan permasalahan ceritanya dengan ending si tokoh sadar bagi saya tidak masalah.

    tetapi kalau misalnya merokok, minum-minum atau praktek seks bebas digambarkan sebagai gaya hidup dan pengarang telihat bangga menuliskan tokohnya seperti itu, mungkin agar tokohnya terlihat wah, canggih dan modern saya ucapkan selamat tinggal saja kepada buku-buku yang seperti itu. ;)

    email saya :
    iraelvira96@yahoo.com

    ReplyDelete
  8. buatku nggak masalah, selama genre bukunya bukan children books hehehe...justru adegan seperti itu membuat buku terasa lebih hidup, as long as nggak dilakukan secara berlebihan (kalo tiap halaman ada adegan merokok atau minum, bisa2 tokohnya bakal cepet mati kan, hahaha)

    thanks for giveaway!

    ReplyDelete
  9. ups: emailku astridfelicia@hotmail.com

    ReplyDelete
  10. Merokok dan minum alkohol itu ga aneh kok kalo masuk ke dalam cerita. Bagaimanapun manusia sebagai bagian dari kebudayaan sejak jaman dahulu memang ga bisa lepas dari yang namanya mabuk/candu. Itu lingkaran setan yang bakalan sulit ngubahnya. Seperti semua bagian lain dari sebuah bacaan pantas tidaknya muncul di sebuah bacaan ya teergantung dari bacaan itu sendiri. Kata Hamlet, "to be or not to be, that's the question"

    asrina.maharani@gmail.com

    ReplyDelete
  11. Guna memperkuat karakter tokoh, sih, jelas oke. Tetapi kalau penulis mendeskripsikannya terlalu berlebihan bahkan cenderung "menawarkan" gaya hidup seperti itu kepada pembaca, ya say goodbye aja deh sama penulisnya alias tak akan kurekomendasikan kepada teman yang lain untuk membacanya :)

    email: saptorini.07@gmail.com

    ReplyDelete
  12. Aku nggak ngerasa terganggu dengan adanya adegan merokok atau minum alkohol karena itu kan hanya sekedar pelengkap, bukan inti dari buku tersebut. Yang penting adalah bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari buku yang kita baca tersebut.

    dindalestarini89@gmail.com

    ReplyDelete
  13. slama itu bukan novel anak dan remaja, aku bisa terima... kecuali kalo jelas2 isi novelnya mengagung2kan rokok dan alkohol... ga bakal nerima yg kayak begitu :)

    speakercoret@gmail.com

    ReplyDelete
  14. kupikir gak masalah ya kayaknya asal gak dibuat mengajak orang untuk ikutan merokok atau minum alkohol aja.

    nike@rasyid.net

    ReplyDelete
  15. menurut saya penggambaran adegan merokok bukanlah merupakan hal yang berlebihan. di masyarakat kita, merokok bukanlah hal yang tabu lagi, banyak orang sudah menggunakan rokok sebagai makanan sehari-hari, bahkan remaja.

    tentang penggambaran adegan meminum alkohol, saya agak kurang setuju, apalagi kalau alkohol tersebut adalah minuman yang benar-benar memabukkan. tetapi, kalau hanya sekadar minuman alkohol ringan, contohnya wine, menurut saya itu sah-sah saja untuk ukuran novel remaja.

    thanks,
    hani_shyntia@yahoo.com

    ReplyDelete
  16. kurang suka, soalnya bisa memengaruhi pembacanya juga untuk mengikuti adegan dibuku itu :(

    mayafloriay@yahoo.com

    ReplyDelete
  17. Harus sesuai gendre buku, gak mungkin adegan itu mampir di buku anak-anak *Salah Banget* kalo di metropop/ chicklit wajar2 aja... cuma adegan itu harus menyimpan makna bahwa sebenarnya ada pesan buat jangan menirinya *gak baik*.
    Membaca adegan itu, klo penulisnya pandai bakal menyeret emosi kita seolah kita melihat dan merasakan sendiri si tokoh dan problemanya.

    ReplyDelete
  18. Boleh aja asal adegannya sesuai dengan genre buku (jangan di genre teenlit ato buku anak dong) dan mendukung isi cerita.

    Kalo adegan itu cuma dimasukkan untuk gaya2an aja ato cm karena si penulis pengen "pamer" pengetahuannya tentang rokok dan minuman alkohol, mending gak usah sih.

    ReplyDelete
  19. @shyse dan @Dewi...alamat emailnya donk, nanti kalau terpilih mendapat novel ini, biar mudah dihubunginya...:)

    ReplyDelete
  20. buat saya pribadi, saya tidak terganggu dengan penggambaran adegan merokok atau minum alkohol selama bukan itu terus menerus yang dibahas dan bukan itu inti ceritanya.

    sejauh adegan itu bisa menggiring pembaca pada karakternya sih, nggak masalah. siapa tau, dari adegan penggambaran tersebut, bisa terlihat bahwa hal-hal seperti merokok dan minum alkohol bukan contoh yang baik...

    email saya: peniastiti at gmail dot com

    ma kasiiih...

    ReplyDelete
  21. Nggak masalah ya ada adegan merokok/minum alkohol dalam suatu novel dan semua itu cenderung sudah biasa malah. Hanya saja, akan menjadi tidak nyaman dibaca apabila genre novel tersebut ditujukan untuk anak/teen/YA nah itu baru terasa tidak 'pas' karena sedikit banyak akan mempengaruhi persepsi para target pembacanya untuk ikut meniru/memaklumi mereka yang perokok/alkoholik secara alam bawah sadar..

    email: okeyzz(at)gmail.com

    ReplyDelete
  22. Saya sih gak masalah dengan adegan merokok atau minum alkohol dalam sebuah novel, selama adegan itu dilakukan sewajarnya. Wajar maksudnya ketika si tokoh memang sedang di area bebas melakukan hal-hal tersebut. Misalnya sedang berada di rumah sendiri, klub malam, pantai, dsb. Kan gak lucu kalo merokok atau minum alkohol waktu di tempat ibadah, rumah sakit, dll. :)

    e-mail : shaa.elblunners@yahoo.ie

    ReplyDelete
  23. Buat saya nggak masalah.. soalnya sekarang adegan adegan seperti itu sudah sering sekali muncul di buku, film atau bahkan di sekitar kita.

    ReplyDelete
  24. Tergantung konteksnya, jika novel asing seringkali karena memang budaya misalnya di Perancis, sah-sah saja, tapi jika digambarkan untuk hal yang berbau 'negatif' misalnya segerombolan pengangguran yang melakukannya, ya jadi tidak suka.
    Atau jika ada dalam adegan dengan anak-anak, paling tidak suka dech.
    email hobbybuku(at)gmail(dot)com
    Btw, ikutan my birthday giveaway ya bulan ini juga (^_^)

    ReplyDelete
  25. Hehehe...maap kelupaan. Alamat email : zatinenzer@yahoo.com

    ReplyDelete
  26. Selama ini nggak masalah sie... karena belum menemukan contoh novel anak negeri yang aneh-aneh juga. :D

    ReplyDelete
  27. Honestly, saya kurang suka dengan novel yg ada scene merokok/mabuk/sex dalam sebuah novel. Karena secara gak langsung malah mempengaruhi. Misalnya gini ya, dalam novel tersebut sang tokoh merasa flying pas mabuk, ilang semua stressnya. Nah bisa jadi ketika stres pembaca ikutan nyoba. Tapi kalo dalam novel di gambarkan sebaliknya, misalnya over dosis, rumah tengga berantaka krn hobi mabuk, nah ini bs di jadikan sbg pesan moral. Intinya tergantung gimana scene itu sendiri. Thanks

    Fita Wulandari,
    vheeta@gmail.com

    ReplyDelete
  28. secara pribadi kurang suka , karena secara tidak langsung mengkampanyekan rokok , drug ...tanpa adegan itu toh sebuah novel bis atetap ok.
    rina_fam@yahoo.com

    ReplyDelete
  29. enggak jadi masalah :D
    apalagi kalo dikemas ceritanya, orang yg lagi minum itu dengan kesan keren, wuiih , bakal lebih bagus lagi tuh :D
    tapi disesuaikan yah, jgn di genre anak-anak malah yang muncul kayak begitu.

    ReplyDelete
  30. ketinggalan ,
    email : iam.deltayordani@gmail.com

    ReplyDelete
  31. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  32. mmhhh.. kalo itu ceritanya memang kaya gitu kenapa ngga, apalagi kan novel metropop yang pembacanya jelas-jelas adalah orang dewasa yang pasti udah ngerti. menurut gue sih, yang penting selama orang yang baca itu udah dewasa + ngga mikir macem-macem, yang sah-sah aja #hehe X_X

    email: gustaf.geysbert@gmail.com

    ReplyDelete
  33. Pendapatku soal adegan merokok/minum minuman keras:

    Tergantung karakter dan tema novelnya. Misalnya tema novelnya adalah anak yang disiksa ayahnya yang kecanduan minuman keras. Kalau tidak ada adegan ayahnya minum minuman keras kan novelnya jadi kurang "hidup". Atau karakter novel digambarkan sebagai pecandu rokok berat. Kalau di seluruh novel tidak ada satupun adegan dia merokok ya aneh. Selama sifatnya untuk menguatkan karakter atau tema, buatku itu nggak ada masalah.
    Namun yang perlu diingat, sebagai penulis yang tulisannya akan dibaca banyak orang, penulis mengemban tugas juga supaya tulisannya itu berdampak baik bagi pembacanya. Jadi sebaiknya adegan tentang merokok dan minum2 itu juga diselipkan pesan moral yang kuat bahwa hal itu tidak baik.

    Emailku martina.s.daruli@gmail.com

    ReplyDelete
  34. Untuk masalah adegan merokok sih gak masalah. Karena memang secara nyata, kebiasaan itu memang ada di masyarakat kita dan tidak memangganggu serta mempengaruhi kita untuk berbuat hal yang sama.

    Mengenai alkohol. Kalau itu buku terjemahan luar, memang di luar itu mengkonsumsi alkohol adalah hal yang biasa sehingga dapat dimaklum.
    Tapi, kalau itu ada di dalam buku lokal. Sedikit banyaknya saya agak risih. Selain bertabrakan dengan norma agama, di sini hal itu bukanlah hal yang biasa.

    email: keikokukien28@gmail.com

    ReplyDelete
  35. “Apa kesan/pendapatmu ketika membaca adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel?”

    aku nggak keberatan dengan kisah orang yang merokok dan adegan mabuk-mabukan. itu gambaran salah satu budaya Indonesia (sayangnya), tapi selalu memberi gambaran negatif, setidaknya buatku.

    contohnya tentang gaya hidup orang-orang di Antologi Rasa yang mabuk-mabukan. Betapa desperatenya hidup mereka, jadi aku rasa pesannya jelas:

    nggak usah merokok atau pun minum beralkohol.

    ReplyDelete
  36. oh iya lupa.. ini emailku


    faemaryse@yahoo.com

    ReplyDelete
  37. Hnn, aku malah sama sekali nggak terganggu. Padahal aku benci banget dengan rokok, hahah.

    lagipula, bukankah minum-minum sudah jadi bagian hidup orang barat (novel-novel terjemahan). Aku cenderung suka dengan penggambaran detail yang minum-minum ketimbang merokok. Biasanya kan gelasnya cantik-cantik dan unik-unik tuh bentuknya, jadi sekalian belajar bagaimana mendeskripsikan gelasnya itu :))

    email: linuxrulz [at] live [dot] com

    ReplyDelete
  38. Kalo tentang rokok sih, di masyarakat kita juga banyak secara realita, jadi gak begitu masalah, sedangkan kalo minum-minum kayaknya kurang baik aja ya. Apalagi di negara yang mayoritas muslim seperti Indonesia. Bisa aja ditaruh penceritaan tentang minum minuman beralkohol, tapi masuk ke buku/novel untuk dewasa.

    estee_belle@yahoo.com

    ReplyDelete
  39. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  40. *kayaknya kemarin udah isi.. tapi kok hilang?*

    Tergantung dari jenis novelnya. Kalau Metropop, Chicklit ya ga masalah. Malah menambah "bumbu" cerita. Tapi kalau di teenlit, Cerita Anak rasanya miris juga :)
    Tapi sepertinya budaya merokok dan miras semakin bisa ditoleransi ya? :)

    email : destinugrainy@gmail.com

    ReplyDelete
  41. It 's okay asalkan yg ngerokok adalah si penjahat dan si akhir kisah nasibnya menggenaskan terkena aneka penyakit dan kegilaan karena duitnya dibakar sia-sia. Hahaha moga2 yg ngerokok bs kurangin rokoknya

    ReplyDelete
  42. Salam
    Novel pertama yang saya baca dan berhubungan dengan rokok dan alkoholisme lainnya adalah novel terjemahan karya Sylvia Plath yang judulnya "The Bell Jar". Awalnya sangat canggung dengan novel ini. Bahasanya terlalu dewasa sehingga saya merasa kecewa telah membelinya karena saya rasa tidak cocok dengan umur saya yang baru 16tahun ini.

    Lalu saya mendapatkan buku lain dengan judul "Winter Dreams" karya Maggie Tiojakin yang berbau seperti itu juga. Rokok, Alkoholisme, dan yang lainnya. Sampai saya berfikir bahwa apa salahnya ? Why not ? Ini karya sastra. Yang didalamnya penuh dengan imajinasi pengarang dan berbagai gejolak masalah yang dapat membuat kita semakin ingin membaca.

    Jadi kesimpulannya. Jika ditanya bagaimana respon saya ketika saya membaca adegan merokok dan alkoholisme di novel ? Jawabannya adalah "KAGUM". Pengarang dengan bangga dan berani mempublikasikan karyanya tersebut yang memiliki unsur unsur itu. Tulisan yang mengagumkan. Setidaknya dibalik itu semua ada pesan lain :) good JOB , writer :)

    Thanks :)
    Salam
    muchidariyanto@gmail.com

    ReplyDelete
  43. Aku nggak memungkiri bahwa aku sedikit "ngeri" saat baca novel yang tokohnya lagi asyik merokok atau minum alkohol. Mungkin "ngeri" disini bisa diartikan "prihatin". Ya aku prihatin dengan apa yang terjadi sekarang. Alkohol atau rokok sepertinya sudah jadi hal yang biasa seiring berkembangnya jaman.

    Tapi bukan berarti aku anti dengan novel yang mengungkit rokok atau alkohol. Tidak sama sekali. Aku menghargai penulis yang menceritakan tokohnya yang lagi merokok/minum alkohol, yang memang dibutuhkan untuk melengkapi penggambaran cerita. Toh penulis bercerita karena memang begitu kenyataannya. Kalau dalam sebuah novel diceritain cowok berandalan yang berasal dari keluarga broken home tapi nggak pernah merokok atau minum alkohol,malah ngejadiin cerita itu nggak nyata bahkan garing.

    Jadi menurutku nggak masalah kalau dalam sebuah novel terdapat adegan merokok/minum alkohol. Itu dilakukan kan demi mendukung novel biar terkesan hidup. Tapi nggak harus kan mempraktekkan hal itu dalam keseharian? Balik lagi ke diri sendiri. Semua orang punya pilihan. Tapi alangkah bagusnya kita mencontoh hal-hal positif dalam sebuah novel dan tidak meniru hal-hal negatif yang ada di novel tersebut seperti merokok/minum alkohol.

    Trims. Email : raiinamas@gmail.com

    ReplyDelete
  44. Gue pribadi merasa adegan merokok atau minum minuman beralkohol biasa aja. As long as 'pas' sama ceritanya. Males banget kalau taruh adegan begitu cuma biar keliatan keren padahal gak.

    Cheers,

    odieenasution@gmail.com

    ReplyDelete
  45. Kalo menurutku ada adegan merokok sama minum minuman alcohol nggak masalah, jadi lebih ada kesan darknya gitu hehe ._.v
    email : aci_uja@yahoo.com

    ReplyDelete
  46. SAya sih gak masalah dengan adegan merokok atau minum alkohol. Malah seringkali hal ini menjadi penguat karakter cerita dan menjadi alur yang lebih realistis dan lebih drama :D

    email: uphiet_milanisti@yahoo.com

    ReplyDelete
  47. Stephanie AprilianaApril 15, 2012 at 8:24 AM

    Kalo aku pribadi sih emang kurang respect sama yg namanya merokok dan minum2 alkohol, krn udh jelas sekali itu gak baik buat kesehatan.

    Tapi, kalo utk novel yg memasukkan adegan merokok atau minum2 alkohol, I think it's okay, as long as novel itu emang utk yg udh cukup umur, ya yg penting sih pembacanya bisa ngebedain lah yg mana yg baik dan yg mana yg buruk. Selain itu, novel2 tsb sbnrnya bisa kita jadikan awal yg bagus utk mulai berpikir kritis thd setiap hal di sekitar kita, shg kita gak lgsg mentah2 mengadopsi perilaku2 tsb. Hm, dan yg terpenting, unsur2 itu gak mengurangi esensi dari novelnya. Trims :)


    stephanie_apriliana@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  48. memang ada sisi negatifnya karena bisa memengaruhi pembacanya sehingga mengikuti adegan dalam novel. tapi selagi itu fiksi dan si tokoh pengguna bukan anak kecil, menurutku tak jadi masalah. biarkan menjadi pelengkap cerita dan konsisten dengan sebuah tokoh yang memang digambarkan si penulisnya.

    chilibra@yahoo.com

    ReplyDelete
  49. Kalau tujuannya untuk mengajak sih aku tidak suka, tapi sang novelis pasti ingin benar-benar membuat tokoh yang berkarakter, jadi menurutku sih sah-sah saja. Tinggal para pembacanya saja yang harus mengerti :)

    emailku qcesc_goonerette@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  50. Kalau buatku sih ga masalah karena menurutku bagian dari cerita dinovel jadi ya saya ga punya masalah selama masih nyambung dengan cerita :)
    Email: bluee_moen182@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  51. Sy ga masalah dengan bacaan yang ada merokok/minum alkohol. selama tidak berlebihan dan tidak melenceng dari cerita sy masih mentolerir

    ReplyDelete
  52. email sy rief_oxygen@yahoo.com

    ReplyDelete
  53. Secara tegas jawabanku tidak setuju. terkadang seseorang yang begitu menghayati sebuah cerita malah jadi ingin coba2 melakukan hal seperti sang tokoh.
    email fikri_natsu@yahoo.com

    ReplyDelete
  54. Jawaban gue mengenai novel yang di dalamnya menceritakan tokoh yang suka merokok atau minum-minuman alkohol itu setuju-setuju aja. penulis kan bebas berekspresi, menuangkan apa yang menjadi imajinasinya dalam bentuk sebuah tulisan. tapi tentunya, adegan-adegan ini juga harus sesuai dengan alur ceritanya, dengan kondisi latar belakang tokohnya, dan sebenernya ini bisa juga jadi sumber pengetahuan bagi kita, misalnya tentang jenis-jenis minuman yang dikonsumsi sama tokohnya. ya ambil sisi baiknya aja, yang buruknya jangan diikutin. pembaca juga harus cerdas dong :)


    cheers.
    assrianti@yahoo.com

    ReplyDelete
  55. Apa kesan/pendapatmu ketika membaca adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel?

    menurut saya, adegan seperti itu biasa saja, walaupun mungkin sebagian orang berpendapat hal tersebut sangat tidak mendidik. apalagi banyak remaja sekarang kurang bisa memilah jenis bacaannya. namun, mengapa menurut saya biasa saja? itu pun tetap ada pengecualian. biasa saja karena hanya disebut "merokok atau minum alkohol", tapi tidak dengan sudah menyebutkan merek rokok/minuman alkohol dan menjelaskan begitu detail bagaimana merokok itu maupun cara meminum alkohol (karena anak muda pasti selalu ingin tahu, dan mencari tahu).

    semua orang punya sudut pandang masing-masing, ini pandanganku, apa pandanganmu? (eaaaa, mirip indomie deh)

    email : sakura_chanz@hotmail.com

    ReplyDelete
  56. Setiap scene dan adegan pastilah bagi setiap penulis berbeda dalam penggambaran sikon yang ada. Sebaik-baiknya penulis juga, mereka menjaga dalam pemilihan kata baku yang apik nan halus (walau ada editor pula yang berperan).
    Sejauh ini, untuk adegan merokok/minum alkohol, setidaknya tidak untuk mengajak atau mempengaruhi pembaca, itu wajar untuk buku kalangan dewasa. Tapi untuk reader spti saya, saya jawab tidak. Saya lebih memilih menjaga diri dulu, semenjak dini.
    biasanya membaca sinopsis dalam2 itu penting pula :D

    email : ichach12@yahoo.com

    Selamat Milad BBI , Barakallahuu

    ReplyDelete
  57. Sejauh penggambaran adegan itu porsinya pas, tidak mengaburkan cerita utamanya, dan sesuai dengan latar belakang/budaya si tokoh, menurut saya sah-sah saja. Yang jadi masalah adalah jika adegan tersebut dibuat sedemikian rupa detilnya hanya untuk memberi kesan 'wah' pada cerita, padahal sama sekali tidak berhubungan dengan kisahnya, dan tidak relevan dengan latar belakang si tokoh itu sendiri.

    Email : busy_mail125@yahoo.com

    ReplyDelete
  58. penulis harus bisa mengekspresikan jalan ceritanya dengan bagus dan terlihat nyata. Untuk merokok / minum alkohol itu bagi saya tidak apa-apa ditampilkan dalam novel tapi penulis yang mengerti akan keburukan dari aktivitas tersebut pasti menambahi kalimat-kalimat yang mengarahkan bahwa merokok dan minum alkohol itu tidak baik atau endingnya dibuat yang berbeda. Jadi, pembaca juga tidak akan mengikuti apa yang ditulis dlam novel tersebut (minum alkohol dan merokok).

    Terimakasih.
    rina.estrella@yahoo.com

    ReplyDelete
  59. Adegan merokok dan alkoholisme dalam novel? Menurutku nggak masalah, selama itu mendukung jalan ceritanya. Misalnya nih, novel berkisah tentang gengster atau mafia gitu. Kan nggak lucu kalau gak ada adegan ngerokoknya. EMang gengster boong-boongan. Bahkan kalaupun latar novelnya sebuah pesantren, nggak masalah tuh kalau ada drunkscene juga. Misalnya si anak masuk pesantren karna kecanduan alkohol. Tapi kan gak bisa langsung sembuh, jadi dia diam-diam beli alkohol dan minum di kamar mandi. Jadi membuat ceritanya makin rasional kan?
    YAng terpenting sebenarnya, kita cuman mesti open minded doang

    ReplyDelete
  60. nggak suka, karena dengan mencantumkan hal tersebut, akan menimbulkan dalam pikiran bawha sadar pembacanya untuk terbiasa dengan hal tersebut

    ReplyDelete
  61. alamat email kelupaan: tezarnet@gmail.com

    ReplyDelete
  62. Saya pribadi sih tidak bermasalah.

    Di internet, TV, sekolah, poster-poster jalanan, sudah ada peringatan bahwa rokok dan minuman beralkohol itu nggak baik. Jadi nggak masalah, selama di novel itu porsinya tepat alias tidak mengajak pembacanya untuk ikut menikmati rokok dan minuman beralkohol, dan juga tidak berlebihan. Lebih baik dan lebih nambah nilai plus lagi, kalo di novel itu dijelasin buruknya + efek negatif rokok & minuman beralkohol itu.
    Terima kasih :)

    Email : viktoria.mardhika@gmail.com

    ReplyDelete
  63. kalo memang itu bagian dari cerita, rasanya gak masalah ya. asal tokohnya jangan remaja ya :)

    ferina
    email: ferina.ardinal@gmail.com

    ReplyDelete
  64. Pendapat saya, saya tidak suka dengan kedua adegan di atas mengingat saya ini alergi asap rokok. Dan itu akan sangat mempengaruhi ketertarikan saya dengan si tokoh tersebut walau dia adalah tokoh utama. Saya rasa hal tersebut juga dirasakan oleh beberapa orang.

    email : cinderela.kepleset@gmail.com

    ReplyDelete
  65. novel yang ku baca kebanyakan memang novel metropop yang sepertinya lumrah menampilkan adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol. pendapat saya sendiri hal tersebut khususnya untuk genre metropop sendiri wajar saja sebagai penguat latar belakang unsur kota karena memang latar belakang dari metropop berupa kehidupan kota besar yang sepertinya merokok atau minum-minuman alkohol wajar adanya. saya tidak akan begitu menanggapi selama adegan merokok atau mengomsumsi minuman beralkohol tidak terlalu menjadi fokus utama, sebagai contoh tokoh novel digambarkan sebagai perokok berat atau peminum karena seringnya penulis menceritakan adegan tersebut.

    vionaliesen@gmail.com

    ReplyDelete
  66. kalo aku sih gak terlalu masalah karena biasanya adegan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol dibuat untuk memeperkuat karakter tokoh atau kondisi lingkungannya.

    kalau masalah pengaruhnya, ya kembali ke pembacanya masing2. kalau tau itu buruk, ya jangan diikutin. kan gampang :)

    email: rosaombink@yahoo.com

    ReplyDelete
  67. “Apa kesan/pendapatmu ketika membaca adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel?”


    Jawaban saya adalah
    Menurut saya sebagai pembaca Novel kesan dari adegan merokok biasanya itu adalah salah satu cara bagi tokoh yang sedang mengalami konflik saat sedang berfikir namun juga bisa memberi kesan tokoh yang memiliki sifat yang nakal apalagi jika tokohnya seorang wanita begitu juga untuk minuman keras,, TAPI pendapat saya tentang adegan itu selagi penulis membuat adegan tesebut hanya untuk mendukung alur cerita tidak masalah NAMUN bila adegan itu untuk mendukung perilaku tersebut tanpa ada hubungan yang sesuai dengan jalan cerita pasti pasti sudah di cut sama Editor sok tau mode on... semoga jawaban saya menghasilkan NOVEL :) hehhee


    Vie.dalar@gmail.com

    ReplyDelete
  68. menurut saya sih tidak masalah selama konten bukunya pas....
    kalo genre bukunya itu untuk anak2 lantas memaukkan adegan merokok atau minum alkohol yaa itu baru yang tidak pantas....
    tapi juga perlu diperhatikan bahwa adegan tsb tidak mengandung unsur persuasif yang dalam artian bisa menganjak orang yang membacanya untuk ikut-ikutan mencobanya :)
    sekian :D
    widyawidiyot@gmail.com

    ReplyDelete
  69. penggambaran adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel, menurut saya itu sah-sah saja, asalkan penggambaran adegan-adegan tersebut hanya diperuntukkan untuk memperkuat karakter si tokoh. Dan tidak ada unsur2 untuk mengajak ataupun memberikan pembaca pemikiran bahwa merokok ataupun meminum alkohol itu adalah hal yang lumrah dan pantas untuk ditiru.

    Yah, terkadang untuk membaca sebuah novel itu memang harus ada sesuatu adegan "yang harus keluar jalur" karena di titik itulah, pembaca dapat merasakan kekuatan sang tokoh yg sebenarnya

    Tapi, tetap pada jalur awalnya, bahwa merokok dan minum alkohol harus diperjelas bahwa itu tidak baik untuk ditiru.

    warnamerah18@yahoo.co.id
    Rusydina Tamimi

    ReplyDelete
  70. ya selama adegan itu cuma pelengkap ataupun pembelajaran nggak masalah sih....
    itu khan juga untuk memperkuat karakter tokoh juga...
    whenkneesstory[at]ymail[dot]com

    ReplyDelete
  71. isha sih kurang suka ya, apabila di dalam sebuah novel ada yang merokok atau meminum alkohol..
    sebagai calon ahli kesehatan tentunya, dipelajari bagaimana dampak yang buruk terhadap rokok dan alkohol.
    setidaknya, ketika seseorang membaca sebuah tulisan, hal itu akan terekam di otaknya. apalagi yang membacanya adalah orang/ anak-anak yang belum mengerti sehingga mereka penasaran dan coba-coba hal itu.

    pinkyangtakpernahpudar@ymail.com

    ReplyDelete
  72. klo ceritanya tentang bahaya minuman keras dan merokok sih ok aja tapi kalau cuma sekedar adegan aja aku kurang setuju ga mendidik.

    wulancute2005@yahoo.com

    ReplyDelete
  73. “Apa kesan/pendapatmu ketika membaca adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel?”

    Biasa aja sih, huehehehe.. saya lebih terganggu sama adegan seks dibanding adegan merokok atau mengkonsumsi alkohol, apalagi kalo tokoh ceritanya itu penganut seks bebas yang gonta ganti pasangan mulu dan penceritaannya itu lumayan gamblang plus detail :))

    indah79ers@yahoo.com

    ReplyDelete
  74. saya pribadi tidak pernah terganggu dengan adegan-adegan seperti itu di dalam novel. Tapi kalau ada adegan begitu di buku-buku teenlit atau buku-buku yang biasa menjadi bacaan remaja saya kurang setuju. Biarpun katanya remaja sekarang bisa memilah yang baik dan buruk, namun adegan seperti itu bisa menjadi sugesti buruk. Memang lebih baik mencegah daripada mengobati :)
    happy 1st anniversary ya bebi :****
    email : monica_huang_sh@yahoo.com

    ReplyDelete
  75. saya pribadi tak pernah terganggu dengan adegan-adegan yang memang kurang lazim di kalangan masyarakat indonesia yang "katanya" memiliki adat ketimuran.
    Alasan tidak terganggunya karena saya selalu melihat latar belakang dari negara dan genre dari cerita novel itu sendiri. rokok dan minuman alkohol sudah menjadi lumrah dalam genre remaja dan dewasa. Meskipun seperti itu, kadang saya kurang suka buat novel teenlit indonesia yang banyak adegan alkohol nya. (rokok masih mending. Novel barat sudah lumrah adegan-adegan seperti itu. Jadi tidak masalah.
    Selama adegan itu tidak menjadi "isi" dari cerita novel dan hanya selingan/pelengkap dari cerita, itu tidak masalah. Justru menjadi "serbuk-serbuk" tersendiri untuk memnguatkan cerita yang sedang terjadi. Misalnya: lagi depresi baru dia mabuk.
    itu pendapat saya..
    e-mail saya: n_salsabil@yahoo.com
    terimakasih... :)

    ReplyDelete
  76. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  77. Menurutku tidak apa-apa asal genre novel tersebut ditujukan bagi orang yang dewasa/cukup umur. Adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol tersebut juga sebaiknya dibatasi dengan tidak menjelaskan akan "kenikmatan"-nya serta tidak cenderung mengajak dan menjadi contoh bagi pembaca secara tidak langsung.

    dhamar.wu@gmail.com

    ReplyDelete
  78. “Apa kesan/pendapatmu ketika membaca adegan merokok/mengonsumsi minuman beralkohol dalam sebuah novel?”

    menurut ku tak apa asalkan bertempat pada pembaca yang sudah di anjurkan misalnya genre dewasa dan tentunya dengan bahasa bahasa yang sopan dan santun tidak mengandung kekerasan dan sebagainya. tentunya sebagai pembaca juga harus membedakan mana yang baik dan mana yang tidak :)

    th3n2_nia12@yahoo.com

    ReplyDelete
  79. selama tidak bersifat persuasif pada tindakan tersebut,penggambaran merokok/minum alkohol tidak masalah.
    "Hey, Watson bukankah kau menulis ttg temanmu yg sangat menyukai morfin itu?"
    "Maksudmu Holmes,Sherlock Holmes?Ah,tentu saja,tapi sejelas apapun aku menulisnya,ia tetap menyatakan keinginan yg kuat untuk mnjauhi candu."

    ReplyDelete
  80. weits sampai lupa email xixixi..
    lidha.maul@yahoo[dot]co[dot]id

    ReplyDelete
  81. awalnya sempet merinding dan jijik klo ada adegan merokok n minum alkohol dinovel yg gw baca. tapi setelah gw ngerti makna'y, gw jd biasa az. gw rasa ga masalh klo penulis mw kasih adegan kaya gitu. yang penting nyambung ma tema crita yang mw ditulis. kaya tulisan2'y djenar maesa ayu. beuh klo lo br pertama baca tulisan dia. lo pasti bakal merinding n jijik. karena mang ga biasa ditemuin. tp setlah baca dgn srius, lo bkal ngerti klo ap yg dy tulis tu ya mang real, sesuai kenytaan yg dy liat n alami. tp mungkin jrag org yg tau.
    @madamsiti
    email:siti.bigbang@yahoo.com
    madam.hodijah@gmail.com

    ReplyDelete
  82. Tentang adegan merokok, minum alkohol dalam sebuah novel...menurutku hal itu bukan suatu masalah selama masih dalam koridor yg tidak mengarah pada hal yang negatif...bukannya mendukung rokok atau minuman alkohol sii... tapi kan dua hal itu salah satu bagian dari sebuah budaya dan kebiasaan beberapa budaya manusia, dan jadi as long as i can enjoy the story running, that's not a big matter... :)

    e-mail saya di : dherylsofiananda@yahoo.co.id

    thanks? :)

    ReplyDelete
  83. Menurut saya sedikit ngeri pada saat penggambaran adegan itu. Namun dari adegan itu juga kita dapat lebih banyak mendapat pelajaran hidup , contohnya kan kita sudah ngeri saman yg namanya minum"an alkohol nanti ke depannya kita tidak akan berusaha untuk minum" alkohol lagi

    Jadi saya setuju dan mendukung dengan adanya adegan tersebut :)

    email : stavanny.inri@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  84. menurutku tergantung pada isi cerita dan sasaran buku tersebut. Jika sebuah jalan cerita ataupun karakter tidak "hidup" tanpa adegan merokok atau minum alkohol seperti tokohnya dikisahkan pecandu atau peminum berat, tentu nggak akan lengkap tanpa ada adegan dia merokok atau minum alkohol. Namun jika cerita lebih ditekankan bahwa tokohnya tidak bisa hidup tanpa semua hal itu dan tidak pernah sedikit pun berniat untuk berhenti... ya aku keberatan.

    sasaran buku pun berpengaruh... jika buku itu ditujukan bagi usia anak-anak atau remaja dan adegan-adegan itu ada bahkan terlalu banyak diumbar aku tidak setuju...

    emailku : 99putriutama@gmail.com

    ReplyDelete
  85. Selamat siang.
    Saya kurang setuju dengan adanya adegan merokok atau meminum alkohol di dalam novel. Karena tindakan tersebut adalah tindakan yang kurang baik, selain dapat merusak organ vital manusia dan dapat mengganggu lingkungan orang lain yang ingin hidup bebas dari asap (realita). Dalam konteks novel, adegan merokok atau eminum alkohol akan terus terngiang dan terekam pada otak manusia yang sudah membaca novel berisikan adegan tsb, pada saat ada peluang untuk melakukan hal itu, pembaca tsb akan merealisasikan apa yang telah tergambarkan pada otaknya sebelumnya. hal ini tak terkecuali bagi orang dewasa yang secata mental maupu fisi sdah mampu membedakan tindaka yang baik maupun buruk. namun, saat orang dewasa tersebut melakukan tindakan merokok atau meminum alkohol dan terlihat oleh anak-anak, makan anak-anak ataupun remaja akan mengikuti gaya orang dewasa tsb. oleh karena itu, adabaiknya suatu novelyang beradegan itu sedikit diminimalisir dan diganti dengan adegan yang lebih positif sehingga setelah membaca sebuah novel, pembaca bisa menjadi pribadi yang lebih baik atau ada morral lesson.
    mohon maaf apabila ada salah kata yang krang berkenan. terima kasih dan salam sukses!

    Selamat ulang tahun BBI :)
    email : canty_gracella@yahoo.co.id

    God bless

    ReplyDelete
  86. Biasa aja, novel sama film kan mirip. Di film juga banyak adegan merokok sama minum alkohol.

    Apalagi kalau temanya tentang kehidupan modern yang ga jauh dari kedua hal itu, malah saya rasa perlu untuk memberi visualisasi adegan tersebut untuk memperkuat cerita

    Tapi kalo ada asap rokok dan bau alkohol beneran di deket saya, mendingan minggat deh. XD

    Kalo masalah meniru atau ga meniru itu sih bukan karena buku, tapi dari lingkungan sekitar. :3

    Peace! ^^ yummy_orenz@yahoo.com

    ReplyDelete
  87. tidak masalah selama utk menguatkan karakter tokoh dan dalam akhir cerita trdapat pembelajaran maupun titik balik hidup si tokoh dari kebiasaannya tsb
    trimakasih, dinarifdalita@gmail.com :)

    ReplyDelete
  88. menurutku adanya adegan merokok dan minum minuman beralkohol dalam novel itu gag masalah, karena itu memang realita hidup. tapi itu juga tergantung suasana dalam cerita, klo lagi sendiri sih oke-oke aja

    email: limbung.linglung@gmail.com

    ReplyDelete
  89. Sebenarnya tidak masalah ada adegan merokok/minum alkohol, namun akan berbahaya saat buku itu dibaca oleh anak-anak dengan sengaja ataupun tidak sengaja.
    Bagi saya, merokok apalagi minum alkohol tidak pantas dilakukan dan seharusnya tidak ditulis berkali-kali di dalam sebuah buku.

    saefulmunief@gmail.com
    Semoga tetap langgeng. :)

    ReplyDelete
  90. kalau dari awal /akhir ceritanya ada penjelasan kenapa dia berbuat seperti itu dan itu salah, saya setuju saja dan biasanya enjoy. tapi kalau tokoh tsb merokok tanpa ada 'artinya' atau sekedar tambahan doang, awalnya pasti kesel sendiri dan berdecak ck ini orang Indonesia tapi ngajarin yang ga bener, tapi lalu melabel buku tsb agar jangan dibaca sembatrangan (misalnya anak kecil).

    email fennyherawatiyusuf@yahoo.com

    ReplyDelete
  91. Mengenai adegan tersebut menurutku nggak apa apa selama memang tujuan dari adegan tersebut sesuai dengan alur cerita si buku dan genre dari buku itu sendiri, tapi untuk bacaan bacaan teenlit, menurutku kurang baik misal ada adegan merokok untuk tokoh si ketua osis yang ganteng dan keren

    fitriani.raspberry@gmail.com

    ReplyDelete
  92. Pendapatku sih yang penting sesuai dengan genre bukunya aja sama tepat ga penyampaiannya. Kalau dijelasin tentang dampak2 nya sih its okay tapi kalau malah buat ingin melakukan hal itu yaa bakal ilfeel. Kasian pembaca yang lain...

    *jawabanku aneh ><*

    email: v2ituaza@yahoo.com

    ReplyDelete
  93. weww keknya saya yang paling akhir komen yaaahhh :)
    semoga masih bisa, secara beberapa jam lagi dah tanggal 26 April 2012 :D

    yo wess, menurutku, adegan merokok ataupun minum alkohol itu adalah gaya hidup dari tokoh novelnya. Penulis ingin memperjelas karakter sang tokoh, dan ini menggambarkan budaya yang dibangun oleh sang penulis dalam novelnya. Kita pun melihat dalam realitas bahwa banyak manusia yang mengambil tindakan yang sama seperti merokok, minum alkohol, saya pikir ini salah satu ejawantah realita ke dalam karya fiksi. Namun mesti dilihat pula segmen pembacanya serta latar budaya dalam novel yang harusnya bersesuaian dengan adegan. Sepanjang adegan tersebut memang untuk memperkuat cerita alias penting adanya bukan sekedar sebagai pelengkap bumbu cerita yang hanya akan membuat rasa novel berkurang, parahnya kalo membuat novel menjadi negatif di mata pembaca.

    liezluchu@gmail.com

    ReplyDelete
  94. Merokok atau minum minuman berakohol dalam novel tidak masalah, malah novel tersebut terlihat realistis. pembaca sudah bisa memilah mana yang benar dan salah serta yang baik dan buruk bari dirinya masing2.. adegan tadi tak lebih hanya sebagai gambaran suatu tokoh...

    jamjame73@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  95. Okay....periode Giveaway Hop-nya sudah berakhir yaaa...tinggal menunggu pengumuman yang terpilih saja...semoga bisa hari ini...:)

    ReplyDelete
  96. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  97. yang penting di akhir novel ada note yg berisi kurang lebih tentang ajakan untuk menjauhi rokok. hehe


    and not forget happy first anniversary Bebi, semangat terus jalani hidup ini, dan selalu konsisten dengan karya-karya yg tak terkalahkan... ;D

    E-mail : aiem.yzever918@gmail.com

    ReplyDelete