Thursday, October 30, 2014

[Fun Games] Giveaway Novel "Heart and Soul" by Windhy Puspitadewi



Yuhuu… akhirnya Heart and Soul brojol juga, ya. Sekarang kisah Erika mencari jalan menuju cinta sejatinya sudah bisa kamu nikmati. Silakan berkunjung ke toko-toko buku terdekat di kotamu, dan pastikan novel ini masuk ke keranjang belanjaanmu. Apalagi buat kamu yang sudah menggemari tulisan Windy Puspitadewi.

Simak juga wawancara singkat dengan Windhy Puspitadewi di sini serta perayaan tanggal 30 Oktober 2014 sebagai hari lahirnya Heart and Soul di sini

Well, untuk yang di luar Jabodetabek mungkin harus agak lebih bersabar, ya, proses edar novelnya pasti butuh waktu. Mobil ekspedisinya mungkin baru otewe ke kota kamu, jadi enggak usah khawatir, dalam waktu dekat Heart and Soul sudah bisa kamu peluk erat-erat, kok.

Heart and Soul di Gramedia Bintaro Plaza
Nah… dalam rangka ikut merayakan kelahiran novel keempat Windhy Puspitadewi di Penerbit Gagas Media ini, Windhy bekerja sama dengan www.fiksimetropop.com bakal ngadain giveaway berhadiah tiga eksemplar novel unyu berkover serbamerah ini buat tiga orang yang beruntung. Yeah, asyik!

Caranya? Tentu saja gampang banget. Simak dulu syarat umumnya berikut ini:
1.  HARUS punya akun Twitter atau Facebook untuk keperluan share informasi
2. Dianjurkan sudah pernah membaca novel Windhy Puspitadewi terbitan GAGAS MEDIA sebelumnya, yaitu: Let Go, Morning Light, dan Seandainya…
3. Tinggal di Indonesia
4. Kamu boleh ikutan di dua jenis giveaway yang ada, tapi kamu hanya bisa dinyatakan menang di salah satunya saja
5. Kamu harus menge-share di Facebook (tanpa format cukup tag akun Pembaca Novel Metropop dan Windhy Puspita) atau meng-tweet ajakan untuk ikut giveaway ini, CUKUP satu kali saja, dengan format Twitter: Mau novel barunya @windhy_khaze berjudul Heart and Soul? Yuk ikutan giveaway #HeartandSoul di www.fiksimetropop.com @fiksimetropop

Nah, untuk ikutan giveaway ini kamu bakal ditantang untuk mengeksplorasi bakat terpendammu. Yakin deh, sebenarnya kamu itu bisa, mungkin belum pernah ditantang saja. Makanya kamu mesti ikutan giveaway ini buat tahu sisi lain dari dirimu.

Ada dua jenis tantangan yang bisa kamu ikuti.
1. Membuat Fan Fiction aka FanFic dari novel-novel Windhy Puspitadewi, yaitu tulisan singkat yang tentu saja berjenis fiksi dari novel Let Go, Morning Light, atau Seandainya… 
a. Tahu fan fiction, dong? Kamu mesti mengarang dengan ide kreatif kamu sendiri tapi berdasarkan novel yang kamu fan-fiction-kan, dan bukan dengan mencuplik bagian novel lalu mengganti nama/setting sedangkan adegan dan diksi (pilihan katanya) sama persis dengan bagian novel tersebut
b. Panjang tulisan enggak dibatasi
c. Fan fiction diunggah ke blog pribadi (blogger, wordpress, tumblr, dsb), notes facebook, goodreads, wattpad, thumbstory, dan media sosial berbasis blog lainnya, lalu tweet tautan fan fiction kamu itu dengan format: [Novel Asal] - Judul FanFic dan link - @windhy_khaze @fiksimetropop #HeartandSoul, contoh: [Let Go] - Kubiarkan Kamu Pergi http://ijul.tumblr.com/kamu-pergi - @windhy_khaze @fiksimetropop #HeartandSoul.

Contoh fan fiction: fan fiction Harry Potter di harrypotterfanfiction.com atau fan fiction The Fault in Our Stars - Gus's Last Gift di Movellas.com dan lain sebagainya.

2. Membuat Fan Art, yaitu ilustrasi atau gambar yang dibuat berdasarkan adegan atau interpretasi adegan atau kover dari novel-novel Let Go, Morning Light, atau Seandainya…
Fan art dapat diunggah ke blog pribadi (blogger, wordpress, tumblr, dsb), facebook, pinterest, Twitter, Flickr, dan media sosial berbasis gambar lainnya, lalu tweet tautan fan art kamu itu dengan format: [Novel Asal] - Judul FanArt dan link - @windhy_khaze @fiksimetropop #HeartandSoul, contoh: [Morning Light] - Your Smile http://flickr.com/098rt78 - @windhy_khaze @fiksimetropop #HeartandSoul

Contoh fan art:
1. Divergent

2. Harry Potter


Fan fiction dan fan art kamu ditunggu paling lambat Sabtu, 15 November 2014. Pemenang akan diumumkan hari Rabu, 19 November 2014. Hadiah dari giveaway ini adalah 3 (tiga) eksemplar novel Heart and Soul karya Windhy Puspitadewi bertanda tangan.... #mupeng. Dua novel untuk dua pengirim fan fiction terpilih dan satu novel lain untuk satu pengirim fan art terpilih. Sudah jelas kan, ya? Jika masih ada yang mau ditanyakan silakan tinggalkan pesan di kolom komentar di bawah, ya.

Sambil menyiapkan materi buat ikutan giveaway, kita nikmati lagu Heart and Soul by Larry Clinton featuring Bea Wain (1939) yang jadi inspirasi Windhy buat nulis novel ini dulu, yukk....


Ini kiyut banget...:)

[Book Bornday] Selamat Hari Lahir "Heart and Soul" by Windhy Puspitadewi


Kita sebar-sebarin confetti dulu yukk...


...lalu tiup lilinnya,


...dan, standing applause...


...meskipun beberapa dari kalian sudah bisa mendapatkan novel ini sejak satu atau dua hari yang lalu, namun secara resmi hari ini, Kamis tanggal 30 Oktober 2014 yang juga bertepatan dengan Hari Oeang Republik Indonesia (apa hubungannya, cobak?!), ditetapkan sebagai hari kelahiran novel terbaru Windhy Puspitadewi, novel keempat di Penerbit Gagas Media, yang setelah dimasakin bubur merah putih akhirnya diberi nama judul Heart and Soul.

*masih tebar-tebarin confetti*

Ayo silakan dicemil-cemil kue dan diseruput teh lemonnya. Sambil menikmati desir angin yang membelai anak-anak rambut, yuukk kita persilakan Erika, Aro, Leo, dan Linda--beberapa karakter di novel--masuk ke ruang imajinasi kita. Ini sinopsisnya. What do you think?


Gimana, gimana? Bikin penasaran kan, ya? Saya sih sudah langsung mencomot novel ini ketika telah tampak ter-display di toko buku Gramedia Bintaro Plaza kemarin sore, dan sejauh ini saya lumayan suka dengan gaya menulisnya...yahhh, khas Windhy banget lah, ya. Sejak Touche #2: Alchemist saya memang mulai menggandrungi gaya menulisnya itu. Lebih-lebih lagi tokoh Erika di Heart and Soul ini.

Berikut adalah beberapa hal tentang Heart and Soul ini (pssssttt, asli ini bocoran dari penulisnya lho).
Awalnya ditulis untuk proyek SCHOOL Gagasmedia (makanya setting-nya banyak di sekolah), tapi kemudian dianggap lebih bagus berdiri sendiri.
Judulnya didapat dari lagu Heart and Soul, yang nanti ada hubungannya dengan cerita di dalam novel.
Ini novel dengan kadar romance paling banyak dari yang pernah saya buat, sampai-sampai teman saya bilang: “Busyet, ini romance-nya sekujur- kujur body”.
Nama karakter cowok di novel ini: Lionel dan Amaro. Lionel Amaro sebenarnya nama yang mau saya berikan ke anak saya kalau dia cowok.  Lionel, dari Lionel Messi :p
Seharusnya bisa terbit awal Oktober kemarin, tapi tiba- tiba ada kejadian yang menyebabkan harus dibatalkan. Apa kejadiannya? Biar saya dan orang- orang yang bersangkutan yang tahu. Para pembaca tinggal menikmati saja hasil akhirnya.

https://www.goodreads.com/book/show/23475356-heart-and-soul

Jadi... tunggu apa lagi. Hayukkk segera ke toko buku atau pesan di toko buku online. Satu santapan unyu berlatar dunia remaja siap kamu lahap. Dan, buat kamu yang mau ikutan giveaway novel ini, tunggu pengumumannya nanti siang, ya.

Tuesday, October 28, 2014

[Book Haul] October Book Haul - Wrap Up!


Sepertinya lucu juga bikin postingan soal Book Haul, ya. Enggak cuma buat pamer belanjaan, tapi juga bisa buat ngingetin buku apa saja yang sudah saya beli. Kalau dulu saya selalu nyombong bahwa saya jarang banget beli buku double, sekarang saya sudah enggak secanggih dulu. Daya ingat saya makin menurun hingga tak jarang saya membeli buku-buku yang sudah saya beli, duh! Semoga saja dengan #BookHaul begini saya jadi bisa ngecek stok timbunan yang saya punya guna menghindarkan pembelian ganda.

Oiya, selain hasil pembelian, di #BookHaul ini juga bakal saya daftar buku-buku hadiah atau buntelan dari penulis atau penerbit atau menang kuis/giveaway di mana pun. Dan, untuk kesempatan pertama ini, buku-buku yang masuk di postingan ini sekaligus yang saya beli/pesan dari Agustus 2014. Oke, ini dia...


These are the most dramatic buying of all time, ever! Duh! Saya sampai bikin pernyataan terbuka lewat status Twitter di @fiksimetropop bahwa saya enggak akan lagi belanja di toko buku ini. Well, you know lah kita lagi ngomongin toko buku online yang mana, kan? So, enggak perlu nerusin dramanya, yang jelas saya enggak bakal lagi belanja di situ (meskipun tiap hari ngecekin web-nya, hahaha.... freak!).

1. Bulan Terbelah di Langit Amerika by Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra (sudah saya resensi)
2. Akulah Arjuna by Nina Mumtaz
3. Dilan by Pidi Baiq (lupa difoto)
4. Pangeran Kertas by Syahmedi Dean
5. Traces of Love by Clio Freya
6. Cinta Sehangat Pagi by Aimee Karenina


Yang ini beberapa buku impor yang bener-bener saya impor (beli di olshop luar) dan yang sudah diimporkan sama toko di sini (Jakarta). Ada yang saya pesen sendiri, ada juga yang nitip teman. Ada yang saya beli di bookdepository, noqstore.asia (saya puas dan senang banget sama toko ini, tapi sayang sekarang lagi tutup, fufufu, semoga nanti buka lagi, aamiin), periplus.com, atau saya beli di sale-nya Books & Beyond, Periplus, dan Kinokuniya di beberapa tempat.

7. The Secret of Ella and Micha by Jessica Sorensen
8. The Coincidence of Callie and Kayden by Jessica Sorensen
9. Seven Minutes in Heaven (The Lying Games #6) by Sara Shepard
10. Hide and Seek (The Lying Games #4) by Sara Shepard
11. Crush by Nicole Williams
12. Isla and Happily Ever After by Stephanie Perkins
13. Paradise bundle by Simone Elkeles
14. How to Ruin My Teenage Life (How to Ruin #2) by Simone Elkeles
15. How to Ruin My Summer Vacation (How to Ruin #1) by Simone Elkeles
16. Crown of Midnight (Throne of Glass #2) by Sarah J. Mass
17. Throne of Glass (Throne of Glass #1) by Sarah J. Mass
18. This is Not a Test by Courtney Summers
19. Will Grayson, Will Grayson by John Green and David Levithan
20. Aristotle and Dante Discover the Secrets of the Universe by Benjamin Alire Saenz
21. The Enchantress (Nicholas Flamel #6) by Michael Scott
22. The Warlock (Nicholas Flamel #5) by Michael Scott
23. Summerland by Elin Hilderbrand (enggak difoto)
24. Catching Jordan by Miranda Kenneally (enggak difoto)
25. Stealing Parker by Miranda Kenneally (enggak difoto)
26. Racing Savannah by Miranda Kenneally (enggak difoto)
27. Pusing the Limits by Katie McGarry (enggak difoto)
28. Dare You To by Katie McGarry (enggak difoto)
29. One Fifth Avenue by Candace Bushnell (enggak difoto)
30. The Last Letter from Your Lover by Jojo Moyes (enggak difoto)
31. Looking for Alibrandi by Melina Marchetta (enggak difoto)
32. The Stranger I Married by Sylvia Day (enggak difoto)
33. A Passion for Him by Sylvia Day (enggak difoto)
34. Time of Death (In Death #24.5, #27.5, #29.5) by J.D. Robb (enggak difoto)
35. Celebrity in Death (In Death #34) by J.D. Robb (enggak difoto)


Nah, yang ini hasil nge-bid saya di acara lelang buku untuk amal yang diselenggarakan sama temen-temen Blogger Buku Indonesia. Masih ada satu buku yang belum dateng, sih.

36. Aku, Juliet by Leyla Hana
37. Under the Dome by Stephen King
38. Under the Never Sky by Veronica Rossi
39. Hex Hall by Rachel Hawkins


Nemu buku-buku ini di obralan rasanya sueneng buanget tapi juga nyesek, hikz. Ini buku lumayan populer dan kayaknya bagus-bagus, tapi kenapa sudah diobral murah meriah begini, ya. Wonder itu aja cuman 10rebu, terus ada juga yang cuman 7rebu, hikz.

40. Warped by Maurissa Guibord
41. Wonder by R.J. Palacio (sepertinya saya sudah punya, dan enggak bisa nahan beli lagi)
42. Into the Wild (Warriors #1) by Erin Hunter
43. Witch Catcher by Mary Downing Hahn
44. Lovesick (Ghostgirl #3) by Tonya Hurley
45. Homecoming (Ghostgirl #3) by Tonya Hurley
46. Sanubari Jakarta (kumcer)
47. Sloppy First by Megan McCafferty
48. Shadow and Bone by Leigh Bardugo
49. Wolfangels by M.D. Lachlan


Yang ini lucu, hihihi. Mestinya bukunya Miranda Dickinson yang It Started with a Kiss itu hadiah rahasia dari Melissa untuk acara #TukarKado antarmember grup WhatsApp metropop bangets, eh ternyata karena satu dan lain hal jadi enggak rahasia lagi, dan selain buku itu saya sekalian nitip beli dua buku yang lain. Hahaha.

50. It Started with a Kiss by Miranda Dickinson (makasih ya, Mels)
51. Playboy's Tale by Jenny Thalia Faurine
52. Daisuki Da Yo Fani-chan by Winda Krisnadefa


Yang ini saya beli di Bandung, akhir pekan kemarin, sekalian saya ikutan acara dari grup penerjemah di Cinambo. Beberapa saya dapat dari obralan Mizan di dekat lokasi acara, yang buku impor saya dapat di toko buku Omunium. Pengalaman seru ikutan acara penerjemahan akan saya posting di artikel terpisah, deh.

53. Detektif Feng Shui 2 by Nury Vittachi
54. Detektif Feng Shui 3 by Nury Vittachi
55. Will & Juliette by Prisca Primasari
56. To Kill a Mockingbird by Harper Lee (2 eksemplar, rencana mau dijual lagi atau dibikin kuis)
57. Marly's Ghot by David Levithan (yayyyyy, nemu buku David Levithan)
58. Then Came Heaven by LaVyrle Spencer


Kalo yang ini, mostly dapet gratisan. Ada yang pake usaha nunggu berjam-jam, ada yang ikutan kuis iseng, ada yang dikasih penerbit, dan ada yang merupakan bukti terbit hasil kerjaan (edit).

59. Dear Friend with Love by Nurilla Iryani (buntelan dari Penerbit Stiletto Books, sudah saya resensi)
60. Everlasting: Cinta Tak Akan Pernah Lupa by Ayu Gabriel (buntelan dari Mbak Ayu, ketemu di Bandung, nanti ada kuisnya)
61. Sweet Home by Adeliany Azfar (bukti terbit dari Penerbit Haru, editan saya)
62. Gelombang (Supernova #5) by Dee Lestari (hadiah kuis di fan page facebook Kedai Penimbun Buku, hosted by Muthiah Faris)
63. The Silkworm - Ulat Sutra (Cormoran Strike #2) by Robert Galbraith (hasil ngantre 4 jam di Gramedia Matraman).

Itulah beberapa buku yang siap nangkring di rak buku yang, sekali lagi, enggak hanya saya beli atau dapet di bulan Oktober saja tapi ada juga dari bulan Agustus-September 2014.

Mana belanjaanmu?

Monday, October 27, 2014

[IRF 2014] Ayo daftar kelas Workshop di Festival Pembaca Indonesia 2014


Enggak kerasa tinggal satu bulan lebih sedikit, gelaran akbar Festival Pembaca Indonesia (Indonesia Readers Festival) tahun 2014 yang digagas oleh komunitas pembaca aktif terbesar di Indonesia, Goodreads Indonesia, akan segera dilaksanakan. Salah satu kegiatan seru di #IRF2014 adalah workshop. Tahun ini bakal ada 8 kelas yang bisa kita ikuti, lho.... daftar yuuukkk...


Kamu suka banget baca buku dan kepingin menulis resensinya tetapi enggak tahu bagaimana cara menulis resensi buku yang baik. Kadang kamu juga merasa bisa menulis seperti buku yang barusan kamu baca, tetapi lagi-lagi kamu enggak mengerti bagaimana cara menuangkan ide yang sudah memenuhi kepala itu ke dalam tulisan. Belum lagi kamu kepingin menceritakan kembali apa yang sudah kamu baca ke anak tercinta, adik tersayang, atau keponakan terkasih, tetapi enggak tahu juga bagaimana caranya. Rasanya gemas sekali kan, ya?

Makanya, ikut kelas Workshop di Indonesia Readers Festival 2014 , tanggal 6 – 7 Desember 2014 di Museum Nasional (Museum Gajah), Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12,  Jakarta.

Kamu akan bertemu dengan para praktisi yang benar-benar mengawali kesuksesan mereka dari nol. Tidak sekadar berbagi teori, lewat sebuah pelatihan kecil, mereka akan membantu kalian untuk mewujudkan ide-ide segar yang selama ini masih terkunci di laci imajinasi.

Catat jadwalnya, daftar, dan datang!

JADWAL WORKSHOP INDONESIA READERS FESTIVAL 2014
  
1. MENULIS RESENSI DARI HATI (Blogger Buku Indonesia)
Sabtu, 6 Desember 2014, Pukul 10.00-12.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Resensi merupakan media ekspresi pembaca untuk mengungkapkan segala rasa yang terbit selepas membaca sebuah buku. Gemas, cemas, sedih, haru, bahagia, kesal, ngedumal, dan segala rasa yang lain bisa dituangkan dalam sederet kalimat penilaian. Namun, menulis resensi tentu tak sekadar berisi puja-puji atau caci-maki. Komunitas Blogger Buku Indonesia (http://blogbukuindonesia.com), yang merupakan salah satu komunitas blogger pengulas buku terbesar di Indonesia dengan jumlah kurang lebih 245 blogger dan 269 blog buku, akan memberikan gambaran bagaimana menulis resensi yang ideal, yang lahir dari hati.

Cara pendaftaran: Kirim biodata singkat (Nama, Umur, No.Hape) via email ke  workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS1 RESENSI
Kuota: 100 orang

  1. CREATIVE WRITING: TULISAN YANG MENAKUTKAN (Penerbit Bukune)
Sabtu, 6 Desember 2014, Pukul 10.00-12.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Suka membaca buku-buku horor, suspense, atau thriller? Pernah kepikiran bagaimana cara menulis adegan demi adegan yang mencekam nan mendebarkan? Yang bisa membuat pembaca terus-menerus dicekam kengerian? Kepingin bisa menuliskannya juga? Penerbit Bukune memulai satu lini novel-novel bergenre horor, seri Takut, yang ditulis oleh penulis-penulis berbakat Indonesia dengan mengambil tema keseharian yang benar-benar bisa menegakkan bulu roma! Pada workshop ini, kalian akan diajak untuk mengetahui dan mempelajari teknik penulisan kisah-kisah seram yang memacu sport jantung.

 Cara pendaftaran: Kirim biodata singkat (Nama, Umur, No.Hape) via email ke  workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS2 TAKUT
Kuota: 100 Orang
  1. TRAVEL BLOG DAN FOTO PERJALANAN (Teddy W. Kusuma, Maesy Ang, dan Teguh Sudarisman)
Sabtu, 6 Desember 2014, Pukul 13.00-15.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Yang suka traveling? Selfie di puncak Dieng? Groufie di Bromo? Atau selfie di tangga Museum Louvre? Ayo coba tunjuk tangan! Sejak beberapa tahun terakhir, traveling menjadi salah satu tren gaya hidup yang begitu mudah menular dan menjangkiti hampir banyak kalangan. Tak sampai di situ, banyak pula yang menuangkan cerita perjalanan mereka dalam media blog atau bahkan buku. Tentu saja, kesemuanya dilengkapi dengan dokumentasi foto mulai dari yang narsis biasa saja sampai dengan yang breathtaking. Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang, dua orang yang berkeliling dan menulis. Namun, blog mereka (http://thedustysneakers.com) menyajikan lebih dari sekadar foto-foto cantik dan ulasan tempat. Mereka berbagi cerita yang jauh lebih pribadi, koleksi refleksi personal mereka di perjalanan. akan mengajak kamu mempercantik travel blog dan foto perjalananmu. Lalu ada Teguh Sudarisman, Editor in Chief TGIF Magazine (http://tgifmag.com), yang selalu berhasil menangkap momen-moemn menakjubkan melalui lensa kamera. Ketiganya akan membagi pengalaman mereka bersamamu.

Cara pendaftaran: Kirim biodata singkat (Nama, Umur, No.Hape) via email ke  workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS3 TRAVEL BLOG
Kuota: 100 Orang

  1. CREATIVE WRITING: MENULIS MEMOAR YANG INSPIRATIF (Windy Ariestanti dan Sundea)
Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 13.00 – 15.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Punya pengalaman menarik dan inspiratif tentang perjalanan hidupmu? Atau sekadar catatan harian sederhana yang mengisi agendamu?  Saatnya menyulap catatan harian sederhanamu menjadi lebih inspiratif bersama Windy Ariestanty dan Sundea. Windy Ariestanty adalah seorang penulis, editor, dan traveler yang pernah mengerjakan Memoar Ibu Robin Lim, seorang aktivis kemanusiaan yang menyediakan pengobatan gratis bagi warga Bali. Bersama dengan Sundea (penulis buku Dunia Din, Sunrise Serenade, dan Salamatahari), mereka akan berbagi tips bagaimana proses menuliskan sebuah memoar yang tak hanya sekadar catatan kehidupan, tapi yang juga menggugah rasa terdalam kita. Mulai dari pengumpulan data dan perangkat apa saja yang biasanya dibutuhkan dalam menuliskan memoar sampai dengan tersajinya bentuk utuh sebuah memoar yang inspiratif.

Cara Pendaftaran: Kirim bidoata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS4 MEMOAR
Kuota: 100 orang
  1. SERUNYA DONGENG DARI BUKU (Kak Ariyo – AIO Dongeng)
Minggu, 7 Desember 2014, Pukul 10.00-12.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Ada buku cerita menganggur di rumah, dan hanya sesekali dibaca kembali. Ayo, bawa bukumu dan kita latihan membacakannya dengan lantang. Menjadi pendongeng itu tidak sulit kok. Mendongeng bisa menjadi sangat menyenangkan saat kita tahu bagaimana caranya mengekspresikan dengan benar setiap bagian ceritanya. Jadi, ayo ikutan workshop ini! Ada Kak Ariyo yang nanti akan memberi tips dan trik bagaimana mendongeng yang seru. Dengan pengalaman mendongengnya yang sangat banyak, bahkan hingga tingkat internasional, di dalam workshop ini Kak Ariyo akan berbagi kemampuannya dalam menciptakan suasana yang bisa membuat pendengarnya membayangkan dan juga merasakan hal yang sama seperti dalam cerita yang sedang ia bacakan.

Cara Pendaftaran: Kirim bidoata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject: WS5 DONGENG
Kuota: 100 orang
  1. CREATIVE WRITING: PENULISAN KISAH REMAJA (Lexie Xu)
Minggu, 7 Desember 2014 pukul 10.00 – 12.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Masa remaja memang masa di mana semua warna bercampur jadi satu. Masa di mana semua pengalaman kehidupan datang berkunjung satu per satu. Mulai dari pengalaman naksir senior, rasa ingin tahu yang membuncah layaknya detektif hingga ajang ’unjuk gigi’. Sayang, kalau pengalaman penuh warna itu hanya dilewatkan begitu saja. Nah, Lexie Xu akan sharing Lexie Xu yang dikenal sebagai penulis novel-novel teenlit laris seperti Johan series (Obsesi, Pengurus MOS Harus Mati, Permainan Maut, Teror) dan Omen series (Omen, Tujuh Lukisan Horor, Misteri Organisasi Rahasia The Judges, dsb) akan membagi ilmunya bagaimana cara menuliskan kisah kisah remaja yang penuh warna itu dalam cerita yang tak melulu hanya berkisah tentang cinta monyet tapi juga kisah remaja yang menegangkan.

Cara Pendaftaran : Kirim biodata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject WS6 KISAH REMAJA
Kuota: 100 orang
  1. CREATIVE WRITING: BERMAIN KATA DENGAN TEMA KULINER (Femina)
Minggu, 8 Desember 2014, Pukul 13.00-15.00 WIB, Ruang Pameran Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Suka makan? Suka masak? Atau suka jalan-jalan sambil mencicipi makanan segala rasa? Hidup kita dalam sehari pasti engak akan pernah lepas dari tema satu ini, kuliner. Kuliner berhubungan erat dengan sesuatu yang menyenangkan untuk dimakan. Hmm, bagaimana jadinya jika sesuatu yang menyenangkan untuk dimakan itu diramu menjadi sesuatu yang menyenangkan juga untuk ditulis? Bagaimana cara membuat makanan atau minuman itu “bercerita”? Dalam workshop ini, pakar kuliner majalah Femina dan pemenang sayembara cerpen Femina bertema kuliner, akan membantu kalian menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas. Teman-teman akan diajak bermain meramu dan memasak kata-kata menjadi tulisan bertema kuliner yang menggoda.

Cara Pendaftaran : Kirim biodata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject WS7 KULINER
Kuota: 100 orang
  1. CREATIVE WRITING: PENULISAN KARAKTER KOMIK (Faza Meonk)
Minggu, 8 Desember 2014, Pukul 13.00-15.00 WIB, Ruang Auditorium Museum Nasional (Museum Gajah) Jakarta.

Siapa bilang membuat percakapan dan narasi dalam komik itu sulit? Faza Meonk, seorang komikus pencipta tokoh si Juki (@JukiHoki), akan membeberkan bagaimana cara penulisan tokoh karakter dalam komik agar lebih menarik dan mudah dimengerti. Kiprahnya dalam menciptakan kisah-kisah singkat, ringan, dan menggelitik ala dunia Juki, membuat pembacanya selalu menunggu kelanjutan kisah dan ulah tokoh yang satu ini. So, bagi kamu yang kepingin menjadi komikus yang andal dalam mencipta dan menghidupkan karakter komik, ayo ikutan!

Cara Pendaftaran : Kirim biodata singkat (Nama, umur, No. Hape) via email ke workshop.irf@gmail.com dengan Subject WS8 KOMIK
Kuota: 100 orang

NOTE:
  1. Semua e-mail yang masuk, akan kami data terlebih dahulu dan akan kami balas dengan pemberitahuan kepastian tempat dan hal lainnya. Bagi yang sudah tidak kebagian tempat, akan masuk ke daftar tunggu dan kepastiannya akan diumumkan pada tanggal 4 Desember 2014.
  2. Calon peserta workshop diwajibkan sudah berada di lokasi kurang lebih 10 menit sebelum workshop dimulai atau akan digantikan dengan peserta di daftar tunggu.
 (artikel merupakan copy-paste dari www.festivalpembacaindonesia.com)

[Book Bornday] Interview with Windhy Puspitadewi


Hai, tweemans. Buat kamu penggemar tulisan Windhy Puspitadewi (Let Go, Morning Light, Seandainya) dan pengguna medsos aktif tentunya sudah tahu, kan, bahwa sebentar lagi penulis yang satu ini akan segera lahiran untuk buku keempatnya di Penerbit Gagas Media. Menurut informasi, saat ini bukunya sudah naik cetak dan siap didistribusikan dalam waktu dekat. Bahkan, di beberapa online shop, novel ini sudah bisa dipesan.


Novelnya berjudul Heart and Soul dengan tagline: "Jika aku mencintaimu, bisakah kau pastikan aku tak kan terluka?" Dan, untuk menyambut secara resmi kelahiran novel ini, fiksimetropop akan menghadirkan beberapa artikel khusus, salah satu di antaranya adalah wawancara eksklusif dengan Windhy Puspitadewi berikut ini.

Mewawancarai Windhy ini susah-susah gampang, ya, hehehe. Irit banget gitu jawabannya, dan saya jadi grogi sendiri waktu merangkumnya menjadi satu artikel wawancara yang lengkap. Berhubung Windhy pun ogah meladeni pertanyaan saya yang bersifat pribadi, maka wawancara ini bebas dari bahasan topik pribadi dan kepribadian Windhy, ya. Silakan googling sendiri untuk bisa mengetahui informasi soal tempat-tanggal lahir, warna favorit, makanan favorit, tipe cowok idaman, tempat hang-out favorit, tempat nongkrong bareng suaminya, sampai dengan tempat bulan madu impian, ya. #ditujesWindhy

Meskipun dari awal sudah diminta tidak bertanya soal pribadi, saya tetap nekat bertanya sedikit tentang gambaran seorang Windhy.
Yang pasti, cewek. Udah itu aja :p Oh, sama lahirnya tanggal 14 Februari (Valentine, klo ga tahu) jadi tolong kadonya disiapkan dari sekarang.

Mengapa menyukai bidang penulisan? Sejak kapan?
Saya enggak bisa nyanyi, enggak bisa main musik, enggak bisa melukis, dll. Ya, udah nulis saja. Sejak kapan? Sejak sadar saya enggak bisa nyanyi, enggak bisa main musik, enggak bisa melukis, dll.

Pernah mengikuti workshop, semnar, atau bahkan pendidikan formal kepenulisan?
Sebelum menerbitkan buku? Enggak pernah. Setelah menerbitkan buku, pernah. Dipaksa sama kantor.

Apakah manfaat “menulis” untuk Windhy?
Menulis itu hobi buat saya. Jadi manfaatnya sama seperti hobi- hobi yang lain (baca buku, maen bola, koleksi perangko, misalnya) yaitu kepuasan hati. Oh iya, dan dapat royalti.

Bolehkah diceritakan pengalaman pertama menulis dan dikirimkan ke media atau justru langsung menulis untuk dikirim ke penerbit?
Waktu itu ikut lomba. Enggak menang, sih, tapi tetap diterbitkan and the rest is history (ceileeeee..)

Bolehkah bercerita bagaimana proses menembus penerbitan karya Windhy di Gagas Media?
Dikirim seperti biasa, lewat pos. Terus ditelepon kalau diterima and the rest is history (halah)

Sejauh ini sudah ada tiga novel yang terbit di Gagas? Let Go (2009), Morning Light (2010), dan Seandainya (2012), benar? Jika boleh digambarkan bagaimana perkembangan seorang Windhy di tiga novel awal itu?
Kalau saya sendiri sih ga bisa menilai bagaimana perkembangannya karena yang bisa menilai adalah pembaca.

Apakah ada standar awal kisah yang ingin ditulis, ketika akan memulai menulis novel? Adakah tema atau premis khusus yang selalu ingin disertakan dalam setiap karya?
Enggak ada, saya menulis apa yang saya ingin tulis saja. Enggak pernah punya patokan khusus. Kalau ternyata ada kemiripan premis/tema di semua novel saya ya memang itu yang ada di kepala.

Dari tiga novel yang sudah terbit, mana yang prosesnya paling rumit (menemui banyak kendala)?
Let Go. Dari awal dapat kepastian terbit sampai benar-benar terbit ada setahun lebih.


Sudah ada tawaran bukunya difilmkan? Jika ada, buku mana yang paling kepingin difilmkan?
Sudah, yang Let Go tapi saya tolak. Bukannya enggak pengin, tapi saya pikir belum waktunya.

Jika diberi kesempatan, mana dari tiga novel itu yang kepingin dibuatkan sekuelnya (atau prekuelnya)?
Nggak ada

#TipsMenulisWindhy: bagaimana cara membuat subplot yang bagus?
Waduh, enggak tahu. Saya enggak pernah menulis outline, jadi enggak pernah menulis plot, subplot, dsb. Semua mengalir aja. Yang pasti, sebelum nulis saya sudah tahu bagaimana cerita itu dimulai dan diakhiri. Jadi tinggal isi sisanya.

Siapa yang paling berjasa dalam penerbitan novel-novel Windhy di Gagas Media? Bisa keluarga, teman, atau redaksi
Semuanya. Enggak adil kalau disebut per nama. Karena tanpa salah satu, enggak ada novel saya yang bakal ditulis, apalagi terbit.

Gambarkan Windhy dalam tiga kata!
Saya. Nggak. Tahu.


#WindhyFacts:
Kebiasaan apa yang dilakukan ketika menulis?
Nggak ada, bisa di mana aja, kapan aja, sambil ngapain aja. Kecuali kalau nulis novel, harus di tempat yang sepi.

Karena full time worker and mother menulisnya kapan?
Dulu, waktu jarak rumah-kantor cuman 5 menit, ya malam hari. Sekarang sampe rumah udah capek. Sejak pindah Jakarta, belum nulis lagi *nangis*

Riset dulu baru nulis atau riset barengan pas nulis?
Dua- duanya. Ada yang dilakukan lebih dulu, ada yang barengan

Lebih nyaman nulis remaja, dewasa muda, atau dewasa?
Remajaaaaaaaa

Buku tulisan Windhy sepenuhnya fiksi, sebagian kisah nyata, atau sepenuhnya kisah nyata?
Ada yang sepenuhnya fiksi, ada yang sebagian kisah nyata :)

Lebih suka nulis dengan PoV cowok apa cewek?
Lebih suka PoV orang ketiga

Adegan terklise yang pernah Windhy tulis?
Banyak kayaknya, sampe lupa

Favorite author: luar dan lokal?
Luar: Mitch Albom, Paulo Coelho, Jonathan Safran Foer, Dan Brown, Malcolm Gladwell, Melina Marchetta
Lokal: Umar Kayam

Favorite book: luar dan lokal?
Luar: Angel and Demon, Extremely Loud and Incredibly Close, Ways to Live Forever, Five People You Meet in Heaven, Dunia Sophie, Outlier
Lokal:  Mangan ora Mangan Kumpul

Favorite book adaption into movie?
How to Train your Dragon, Harry Potter, Narnia

Favorite book cover?
Ways to Live Forever (versi GPU)


Nah, demikian sekelumit hasil wawancara virtual dengan Windhy Puspitadewi. Pendek-pendek ya, jawabnya? Tapi, untuk para penggemar tulisan hasil racikan Windhy pasti sudah paham, kan, biasanya Windhy memang taktis dan praktis dalam setiap obrolan (menyimpulkan dari obrolan singkat di Twitter, hahaha...).

Selanjutnya, kita akan merayakan kelahiran Heart and Soul ketika buku ini sudah resmi dirilis dan beredar di toko-toko buku offline. Buat kamu yang sudah ngebet banget pengin baca, sila untuk mengecek dan memesan ke toko buku online.

Friday, October 24, 2014

[Resensi Novel Romance] Priceless Moment by Prisca Primasari


Best Book of The Year of 2014 ---so far---
Kisah kita serupa dongeng. Dipertemukan tanpa sengaja, jatuh cinta, lalu bersama, dan akan bahagia selamanya. Tanpa banyak kata, kau tahu aku mencintaimu selamanya. Begitulah yang seharusnya.

Namun, ketika setiap pagi kutemukan diriku tanpa kau di sisiku, aku sadar bahwa dongeng hanyalah cerita bohong belaka. Kau pergi, meninggalkanku dalam sepi, dalam sesal yang semakin menikam.

Hidup tak akan sama lagi tanpamu. Apa yang harus kukatakan ketika mata polos gadis itu memelas, memintaku menceritakan dongeng-dongeng yang berakhir bahagia? Kau belum memberi tahu jawabnya untukku.

Kau tahu, kali ini, akan kulakukan apa pun untuk mempertahankanmu berada di sisiku. Pun sejenak. Namun, lagi-lagi, kau hanya ada dalam memori….

Judul: Priceless Moment
Pengarang: Prisca Primasari
Penyunting: Yulliya Febria
Proofreader: Mita M. Supardi
Pewajah sampul:Amantha Nathania
Penerbit: Gagas Media
Tebal:298 hlm
Rilis: Juli 2014
Harga: Rp48.000
ISBN: 9789797807382

*tarik napas dalam-dalam*
*lepaskan*
*bernapas dengan wajar*
*cuci muka*
*minum teh anget dulu*
.............................................................................................

What a book! Hm, sebaiknya mulai dari mana ya buat ngomongin buku ini. Saya masih speechless untuk membuat resensi buku kesekian karya Prisca ini. Well, saya masih hangover, sih. Yah, meskipun tak seberat ketika selesai membacanya. Saya sudah bisa membaca buku-buku yang lain lagi, hehehe. Good for me.

Oke, yang bisa saya bilang, Priceless Moment, sejauh ini adalah buku terbaik di tahun 2014 yang saya baca. *angkat topi buat Prisca* Saya tak sanggup menggambarkan betapa saya sangat bahagia karena telah dengan segera membeli dan membaca buku ini. Segala apa yang saya harapkan ada di sebuah buku fiksi tersaji dengan demikian apik di Priceless Moment. Mengutip judul buku ini, waktu yang saya habiskan untuk membaca buku ini sungguh-sungguh demikian tak ternilai harganya. Istimewa!


Daripada saya meracau tak jelas, baiklah, kita mulai saja membahas buku ini dari segi temanya dulu. Berdasar salah satu tweet Prisca, Priceless Moment menjadi bagian dari serial atau buku yang diterbitkan dengan tema Fatherhood di bawah bendera Gagas Media. Yang saya tangkap, tema ini berfokus pada cerita yang diilhami keteladanan sosok ayah. Buku lain yang masuk ke serial ini adalah Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya. Saya juga sudah punya buku itu, tapi saat ini masih dipinjam teman. Begitu kembali, saya ingin langsung membacanya. Janji! *crossed finger*

Tema fatherhood demikian menyentuh hati saya karena...*sigh*... secara pribadi, saya tak mendapati gambaran ideal seorang ayah (dalam kehidupan nyata) sampai saya masuk di umur jelang dewasa. *curcol* Selama usia kanak-kanak hingga tahun pertama SMA, gambaran orangtua ideal bagi saya adalah HANYA ibu saja. Ayah tak pernah hadir dalam frame orang yang mesti saya kagumi. Baru ketika ibu kembali ke haribaan, ayah menjadi sosok ayah yang saya impikan. Kali ini, saya bersyukur pada Tuhan, saya tak lagi memimpikan sosok ayah yang lain. Terima kasih, Ayah.


Mungkin karena temanya yang benar-benar relate ke (hati) saya, maka dengan mudah saya terbawa suasana yang dibangun oleh Prisca. Kekuatan para tokohnya menyumbang kontribusi terbesar dalam keterhanyutan saya di Priceless Moment ini.Yanuar, Lieselotte, Wira, Hafsha, Feru, hingga tokoh ayah Lis, kekasih Wira, dan orang-orang di sekeliling tokoh utama tampil demikian prima. Entahlah, saya sebenarnya tak ingin melebih-lebihkan, tapi buat saya, tak ada tokoh yang mubazir di novel ini. Meskipun sekadar cameo, mereka tampil dengan begitu hidup.

Tentang ceritanya, dari plot dan subplotnya sangat rapi. Saya iri banget bisa menulis dengan begini rapi. Standar kerapian di sini, biasanya saya tandai dengan apakah saya akan bertanya ini dan itu pada adegan demi adegan yang ada, dan... saya enggak banyak diganggu pertanyaan macam begitu. Hmm, ada --beberapa kali-- sih tapi, ya gitu, ceritanya sendiri sudah memikat saya sehingga saya tak lagi mempermasalahkannya.

Tak perlu takut merasa bosan karena novel ini begitu kaya akan nuansa. Memang bukan yang bersifat mengejutkan, tapi cukup kuat untuk bisa mengikatmu untuk terus dan terus membaca halaman demi halamannya. Subplotnya melengkapi cerita utamanya. Intinya memang tentang Yanuar yang baru kehilangan istrinya dan Lieselotte yang menyimpan duka karena tak merasai kasih sayang seorang ibu sejak kanak-kanak, tapi plotnya enggak melulu tentang mereka. Ada Wira dan kejomloannya yang justru positif untuk membantu kakaknya dalam pengasuhan Hafsha dan Feru. Ada juga dua anak menggemaskan yang bakal menggerecoki khidupan ayah, om, pacar ayahnya, dan pacar omnya, hehehe. Latar belakang profesi Yanuar dan Lieselotte juga cukup kuat untuk membungkus kisah romantis mereka menjadi satu suguhan yang tak habis dibicarakan.

Lingkungan kerja selalu menjadi unsur favorit saya di novel romance, itulah sebab mengapa saya sangat menggemari novel-novel metropop (dan chicklit). Saya tak mau hanya membaca novel romance bertabur adegan-adegan penuh gelombang asmara (dan adegan percintaan), tapi saya selalu berharap bahwa selama membaca sebuah novel saya mendapatkan banyak hal atau wawasan baru. Dalam hal ini, deskripsi tentang berbagai profesi yang disematkan ke para tokoh fiksi tersebut. Di Priceless Moment, saya menyukai lingkungan kerja Yanuar dan Lieselotte serta obsesi tersembunyi keduanya. Meski tak dijabarkan dengan begitu detail, saya jadi tahu bagaimana industri mebel berproduksi dan mendistribusikan produk mereka.


Soal gaya menulis dan diksi, Prisca tak mungkin salah. Sepertinya buku-bukunya selalu menarik dan hal itu ditunjukkan dengan banyaknya respons positif dari pembacanya. Dan, saya tahu dia editor yang mumpuni, maka tepat jika saya bilang, gaya menulis dan diksi tak perlu diragukan lagi. Saya pun suka. Well, saya baru baca dua buku Prisca, Priceless Moment dan Paris: Aline. Saya gagal suka Paris karena ceritanya, sih, sedang soal gaya menulis dan diksinya berhasil saya nikmati. Cerita Paris tak bisa merasuki benak saya sehingga menjadi terlalu biasa saja. Dari Priceless Moment inilah saya makin tertarik untuk membaca kisah-kisah rekaan Prisca yang lain.

Bagian favorit saya:
"Chuck Palahniuk bilang, Your heart is my pinata. Pintu hati manusia bagaikan pinata, yang begitu diketuk dan terbuka lebar-lebar, darinya muncul pernak-pernik manis layaknya permen beraneka rasa."
(hlm.157)
"Kenangan itu bukan makhluk hidup. Banyak orang yang merasa cukup memiliki kenangan. Menurut saya, itu bodoh. Kenangan cuma bisa diingat, nggak bisa diapa-apain. Manusia butuh flesh and blood, bukan hal-hal yang sudah nggak berwujud lagi."
(hlm. 239)

Dari segi teknis cetakan, novel ini juga sangat mulus dan hampir bersih dari typo. No wonder, ini Prisca gitu loh. Saya yakin, bahkan sebelum disetor ke Gagas Media, Prisca sudah mengeceknya berulang kali. 

Hmmm, agak-agak terlalu sempurna ya, novel ini. Tapi, masih ada kok bagian yang tak begitu saya suka yaitu ending-nya. Entahlah, seperti pernah saya baca atau tonton di mana dan terkesan "dipaksakan" kisahnya diakhiri dengan adegan seperti itu. Tapi, secara utuh, saya sih suka-suka-dan-suka novel ini. Buku terbaik tahun 2014, sampai dengan saat ini. Dan, saya begitu bahagia, ketika Prisca berencana membuat tulisan tambahan untuk beberapa hal dari novel ini. Yayyy... sangat ditunggu ya, Prisca.

Selamat membaca, tweemans.

My rating: 5 out of 5 star

Monday, October 13, 2014

[Resensi Novel Romance] Finally You by Dian Mariani


Guest Post: Resensi ditulis oleh Agustin Sudjono, salah satu penikmat novel romance yang tergabung dalam group "Metropop Bangets"
 
Menemukan yang Tertepat
Luisa dan Raka, dipersatukan oleh luka.
Luisa yang patah hati setelah ditinggal Hans, memilih menghabiskan waktunya di kantor sampai malam. Bekerja tak kenal lelah. Siapa sangka, ternyata bos di kantornya juga baru putus cinta. Mereka sama-sama mencari pelarian. Mengisi waktu-waktu lengang selepas jam lembur dengan menyusuri jalan-jalan padat ibu kota. Berdua. Membagi luka dan kecewa.

Antara bertahan pada kenangan, atau membiarkan waktu yang menyembuhkan. Baik Luisa ataupun Raka membiarkan hubungan mereka berjalan apa adanya. Hubungan yang dewasa tanpa ungkapan cinta. Mungkin rasa aman dan nyaman bersama kenangan, membuat Luisa dan Raka malas menyesap rasa baru dalam hubungan mereka.

Namun, bagaimana jika seiring berjalannya waktu, Raka mulai benar-benar jatuh cinta ketika Luisa justru sedang berpikir untuk kembali kepada Hans? Ternyata bukan tentang waktu. Bukan juga tentang masa lalu. Ini tentang menemukan orang yang paling tepat untuk hidupmu.

Judul: Finally You
Pengarang: Dian Mariani
Penerbit: Stiletto Book
Tebal: 277 hlm
Rilis: Juni 2014 (cetakan ke-1)
Harga: Rp49.000 (buku persembahan Penerbit, tidak memengaruhi resensi)
ISBN:  9786027572287



Sederhana dan apa adanya.
Yup, dua hal itu yang paling tepat mewakili Finally You.
Sederhana dari segi cerita. Hampir tidak ada yang membuat takjub. Klise. Pertama, novel ini mempertemukan orang yang memiliki luka tentang masa lalu (perihal asmara) kemudian saling menyembuhkan. Lantas, dibumbui sedikit dramatisasi kehadiran orang-orang dari masa lalu masing-masing, yang justru masih menggelayuti keduanya. Sempat kesal saat bagian awal sampai pertengahan, Raka dan Luisa (tokoh utama di novel ini) mau ngapain sih, kalian? Mau maju tapi kalian justru stuck di satu titik. Kedua, novel ini mengisahkan asmara antara bos (Raka) dan bawahan (Luisa). Seperti dunia hanya itu-itu saja. Di FTV banyak banget yang beginian.


Sederhana lainnya adalah hampir di setiap adegan dari novel ini, yang melibatkan Raka dan Luisa, seolah lumrah dialami orang pada umumnya. Saya memang belum membaca ratusan bahkan ribuan buku, akan tetapi setiap saya hendak membaca buku, sebetulnya pengin ada sesuatu yang bikin membatin, “Oh, ada ya yang kayak gini (atau gitu)?”. Sementara di novel ini, tidak ada ‘kejutan’ yang bisa membuat saya begitu. Eh, tapi ada sih, yang membuat tercengang. Ini contohnya:

“Aku hanya....” Raka mengecup lesung pipi Luisa. “... mengambil ini, karena mengotori lesung pipi kesayanganku,” katanya, dengan sebatang tauge di mulutnya. (hal. 268)

Astaga-naga! *memekik* Raka yang flat, formal, bad in words, ternyata suka nyosor, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Tapi jujur, saya dibikin jatuh cinta sama Raka di sini. Dia lelaki in action. Tanpa banyak ba-bi-bu dan be, apalagi bo. Hanya saja... dia juga membuat saya pengin mencakar wajahnya ketika dia bertekuk lutut pada mantannya, Saskia. Padahal, hati kecilnya sudah merasa begitu nyaman dengan Luisa.


Namun yang lebih ingin saya cekek adalah Hans, mantan Luisa yang memutuskan Luisa melalui email! Hellooooo... kurang ajar! Nggak tahu sopan santun. Lalu, minta balikan karena merasa pacarnya barunya, Gina, tidak seperti Luisa. Ya, iyalah, satu orang dengan yang lain TIDAK AKAN PERNAH SAMA. Hans di sini bikin emosi jiwa, serius!

Lalu, bagaimana nasib hubungan Raka dan Luisa yang sebenarnya sudah bisa saling menyembuhkan, membuat nyaman, membutuhkan, mana kala masa lalu mereka masih datang menghantui? Mari baca kelengkapan ceritanya sendiri, yah. (^.^)

Sejujurnya, novel romance seperti ini sudah bisa ditebak ending-nya. Saya pun sudah menduga begitu. Namun, saya tetap membaca karena pengin tahu dinamika tokoh-tokohnya. Well, walau memang tidak ada yang mengejutkan –kecuali bagian tauge itu– saya masih bisa menikmati setiap cerita antara Raka dan Luisa. Dari yang adem ayem, lucu-lucuan bareng, menegangkan, mengoyak hati sampai kembali adem. Terlebih bagian Raka dan Luisa yang dibuat seolah tidak bisa lepas dari soal makanan. Masa pedekate makan bareng, hari berikut makan bareng, dan seterusnya berlanjut mengobrol sampai menemukan kenyamanan satu sama lain. 


Selanjutnya, novel ini apa adanya. Sebab dari sekian novel yang sering berkutat dengan panjangnya narasi bahkan berbelit, Finally You menawarkan cara penuturan cerita yang to the point. Bahkan per bab-nya terasa singkat-singkat saja. Setiap ada konflik yang memicu kesalahpahaman dan butuh pembuktian, penulis langsung membuktikannya tanpa perlu banyak ocehan. Namun demikian, hal tersebut tidak mengurangi esensi ceritanya sendiri.

Akan tetapi di sisi lain, saya juga merasa penulis kurang mengeksplorasi karakter beberapa tokoh, terutama segi fisik. Jujur, dari sekian tokoh di dalam novel ini, yang paling bisa saya bayangkan secara riil hanya Luisa dan Raka. Tapi, saya hanya mampu membayangkan Raka seperti kebanyakan lelaki tampan metropolis yang punya reputasi bagus, masuk jajaran level manager perusahaan besar, pintar dan lulusan luar negeri, plus karakternya yang to the point. Saya tidak terlalu bisa membayangkan seganteng apa Raka Leonard itu, kecuali mata kelam namun tegasnya (ini menurut Luisa). Apalagi Hans, saya hanya bisa membayangkan dia ganteng, tapi tidak tahu seotentik apa kerupawanannya. 

Dan yang sedikit membuat heran adalah penulis tidak menjelaskan ciri fisik atau deskripsi karakter lainnya untuk teman kantor Luisa (semoga saya tidak melewatkan satu pun kata atau kalimat), yaitu Monica (di kantor baru) dan Naning (kantor lama). Memang, pembaca akan menangkap –secara otomatis– keduanya teman sekantor Luisa dan hanya sekali dua kali ‘muncul’. Atau memang kalau tokoh ‘sampingan’ minim sekali deskripsinya? Tapi sori, lagi-lagi saya jadi menganggap mereka hanya ‘sketsa’ yang ikut berdialog dengan Luisa. Soalnya, bagi saya, kita bisa melesak secara total ke dalam cerita kalau bisa membayangkan tokoh-tokohnya, di samping setting-nya. Tapi di novel ini, karakter tokoh disajikan ‘apa adanya’. Walau memang tetap bisa membangun cerita, tapi rasanya kurang gereget.

Hal lain yang membuat saya kurang sreg, Raka dibuat seakan sebagai malaikat yang diutus Tuhan ke bumi untuk melindungi Luisa. Ya ampun, beruntung banget sih, si Luisa. Saya envy! *eh, ini urusan personal, ya! hehehe* Rasanya kurang struggle saja seorang tokoh kalau sudah di-set ada malaikat penolong begitu

Di sisi lain, novel ini minim kekurangan dalam hal teknis. Hanya beberapa seperti:
1.    Raka mengangkat bahunya. “Small obsevation.” (hal. 16) à seharusnya: observation
2.  “... DIa kembali teringat kejadian tadi sore di Over Easy... (halaman 133) à seharusnya: Dia kembali teringat kejadian tadi sore di Over Easy
3.      Kesalahan membedakan font narasi dan dialog (dalam bentuk/ format SMS) (hal. 191)

Setengah jam kemudian, pesannya baru dibalas.
Take care
Luisa langsung membalas lagi.
Gimana keadaan kamu, udah baikan?

Seharusnya:

Setengah jam kemudian, pesannya baru dibalas.
Take care
Luisa langsung membalas lagi
Gimana keadaan kamu, udah baikan?

4.       Kata ‘mengiyakan’ (hal.186, 233) à seharusnya mengiakan
5.    Ada narasi atau narasi bercampur dialog, yang menggambarkan dua tokoh, berada dalam satu paragraf. Hal ini justru membuat bingung pembaca. Misalnya:

Luisa memandang sosok di depannya. Dia suka mata Raka. Menurutnya, mata kelam itu memancarkan ketegasan. Dia suka bagaimana Raka mengaturnya, tapi juga mau menuruti sarannya. “Dulu saya pengin jadi pilot,” kata Raka, sambil mengambil tusuk satenya yang pertama. Luisa tersadar dari lamunannya. (hal. 84)

Bukankan lebih nyaman bila dibuat paragraf baru seperti ini:

Luisa memandang sosok di depannya. Dia suka mata Raka. Menurutnya, mata kelam itu memancarkan ketegasan. Dia suka bagaimana Raka mengaturnya, tapi juga mau menuruti sarannya.
“Dulu saya pengin jadi pilot,” kata Raka, sambil mengambil tusuk satenya yang pertama.
Luisa tersadar dari lamunannya.

Dan ini berulang di halaman 106, paragraf 6, dalam adegan antara Luisa dan Saskia.

6.   Ada paragraf yang ‘nyeleneh’. Maksudnya, awal paragraf tersebut tidak sama menjoroknya dengan awal paragraf sebelum dan sesudahnya, namun tidak banyak. Hanya beberapa pada halaman 82 (paragraf 3 dan 4), 115 (paragaraf 12), dan 119 (paragraf 15)

Terlepas dari kekurangan di atas, saya bisa mengambil tiga hal dari novel ini.
Pertama, analogi sedotan yang dicetuskan Raka. Diceritakan dalam novel ini, Luisa cukup terkejut ketika mendapati Raka tidak risih satu sedotan minuman dengan Luisa, sedangkan Hans paling tidak suka seperti itu. Raka menyatakan bahwa jika seseorang tidak ingin satu sedotan dengan orang lain (terutama pacarnya), berarti orang tersebut tidak nyaman dengan pemilik sedotan itu. Sumpah, ini analogi yang jleb banget. Sesederhana itu tapi makna filosofisnya (setdahhh... bilang filosofis segala daku! hehehe) dalem banget. Setuju sama Raka!

Kedua, isi tweet @luisa_andrea: Kamu... Ternyata jauh lebih penting dari masa lalumu (hal. 256). Sebetulnya ini pernyataan Raka pada Luisa. Yah, masa lalu memang sepaket dengan seseorang. Tapi, masa lalu memang sudah berlalu. Kita tidak hidup untuknya, melainkan masa depan. Lagi-lagi, saya pro Raka di sini. Uyeah!

Ketiga, tentang perkataan mama Luisa (hal. 236), “Jangan menikah karena harus. Menikahlah karena ingin. Ingin dan yakin.” Ugh, asli bikin pelajaran. Kalau kita tidak sreg sama pasangan kita, lebih baik dipikirkan kembali. Belum lagi kalau sudah pernah disakiti seperti Luisa dan tidak lagi merasakan gelenyar perasaan apa pun pada lelaki yang mengajak menikah. 

Oke, novel ini cocok untuk kalian yang sedang dilema menentukan siapa yang cocok mendampingi, menemani, membuat nyaman, dan menggandeng secara pas di sela-sela jemari kita. Sangat ringan dibaca dengan bahasa yang sederhana (tidak sok puitis yang malah bikin pusing) dan alur yang mengalir sehingga bisa dibaca dalam beberapa jam saja. Siapa tahu setelah baca novel ini jadi tercerahkan bakal menentukan memilih Si A atau Si B, hehehe.

Kalau boleh menganalogikan dengan makanan (mulai ikut-ikutan Raka dan Luisa yang suka makan), novel ini laksana kue putu yang hangat dan manis. Walau sesekali sedikit ‘menyakiti’ mulut kita kalau dimakan saat masih terlalu panas. Kerenyahan kelapanya seperti canda-tawa antara Raka dan Luisa. Sementara kelembutan ketika memakannya mewakili kisah Raka dan Luisa yang saling mengasihi satu sama lain seiring berjalannya waktu. Sweet! Saya beri 3,5 dari 5 bintang yang saya punya.*

*oleh: Agustin Sudjono

Selamat membaca, tweemans.