Pengalaman menyunting novel Sweet Home karya Adeliany Azfar + GIVEAWAY
Dihitung secara total, Sweet Home merupakan naskah kelima yang saya sunting setelah A Miracle of Touch (Riawani Elyta), kumpulan cerpen Pagi Ini, di Seberang Jalan Ini (Lusiwulan), Diktator Galau (Syahmedi Dean) dan Sun Will Shine (Carina Tsu).
Yeah, saya merasa masih sangat hijau dalam bidang penyuntingan. Saya mengandalkan rasa dan imajinasi yang selama ini saya gunakan ketika meresensi buku untuk menemukan kejanggalan atau lubang pada plot naskah yang saya sunting dan memolesnya sedemikian rupa hingga sesuai standar, yang menurut kami (saya dan tim penerbit) dapat diterima oleh pembaca. Tentu saja, yang subjektif tak akan pernah mampu memuaskan semua pihak. Saya sadar bahwa bisa saja pada banyak kesempatan akan ada pembaca yang tak bisa relate ke naskah hasil suntingan saya. Yang terang, saya berusaha dengan segenap upaya menyunting naskah ini dengan baik.
Bagi Emily Cox, naik ke grade 11 sama dengan gejolak emosi yang tiada habisnya.
Matthew Cooper, pacar sekaligus temannya sejak kecil, memutuskan hubungan mereka. Sementara Marion-Mary-Scott, sahabat dan tetangga sebelah rumahnya, terpaksa pindah dari Sweet Home ke kota lain setelah ibunya menikah lagi.
Saat Emily menyangka kehidupannya tidak bisa lebih buruk dari itu, puluhan pesawat kertas berisi curahan hati rahasia yang ia terbangkan ke teras rumah sebelah, yang semestinya ditujukan kepada Mary, hilang tiba-tiba!
Lalu muncullah Tyler Adams, tetangga baru yang dengan seenaknya selalu merecokinya dan membuat hari-harinya semakin menyebalkan.
Apa sih sebenarnya tujuan cowok itu?
Judul: Sweet Home
Genre: romance
Kategori: fiksi, novel remaja, novel lokal
Tebal: 360 halaman
Harga: Rp54.000
Sedikit cerita tentang novel Sweet Home karya Adeliany Azfar yang akan segera dirilis oleh Penerbit Haru, yang merupakan salah satu naskah pilihan dalam lomba menulis 100 Days of Romance. Kali pertama membaca sekilas naskahnya sebelum dibedah secara mendalam saya sudah tertarik dengan ide curhat-via-pesawat-kertas yang melandasi kisah romance di novel ini. Sampai di bagian eksplisit itu saya langsung teringat masa-masa sekolah dulu, ketika alat komunikasi portabel semacam handphone belum sedemikian populer, kertas sobekan buku tulis menjadi media komunikasi antarteman paling lazim. Bahkan, ehem, antarkekasih. Tak terhitung berapa banyak gumpalan kertas terbang ke segala sudut kelas jika sedang iseng ingin ngobrol di tengah kelas yang membosankan. Hahaha, dasar bengal! Dari sini, saya sudah merasai aura romantisme yang berpotensi menjadi pondasi manis untuk rajutan satu kisah cinta yang menggetarkan.
Menghidupkan tokoh remaja, pada usia sekolah menengah, dengan settingsuatu kota kecil di Oregon, Sweet Home mengalir perlahan namun membawa percikan-percikan yang mampu membuat saya terlarut ke dalam kelas-kelas yang penuh warna. Tak hanya itu, letupan-letupan khas dunia remaja juga berhasil menerbitkan selarik senyum di ujung bibir, bahkan tawa di beberapa kesempatan. Oh iya, meski ber-setting luar negeri, tetap ada nuansa Indonesia-nya, kok, pada tokoh utama novel ini.
Buat saya pribadi, menyunting Sweet Home akan selalu menjadi satu pengalaman menarik yang dapat saya kenang terus dan terus. Selain terlarut-larut dalam nostalgia masa sekolah, selama prosesnya saya belajar banyak hal, baik dari dunia pembacaan maupun dunia penyuntingan naskah. Ketelitian, kejelian, dan pengetahuan kekinian menjadi bekal penting dalam menyunting naskah. Agar novel ini autentik dan tak bolong dari segi fakta –karena pada kenyataannya settingyang digunakan adalah kota yang benar-benar ada di Amerika Serikat sana—maka segala pernik tentang kota tersebut benar-benar harus dituliskan sebagaimana aslinya. Pergantian musim, fasilitas kota, jarak antarkota, bentuk rumah, sistem pendidikan, dan-sebagainya-dan-sebagainya menuntut pengetahuan kekinian yang tak boleh keliru.
Saya, Adel (pengarang), dan Tim Haru (first readers) menapaki jalan yang sama secara bersama-sama meski terkadang masing-masing menemukan lubang-lubang kecil ataupun besar yang berbeda-beda di ruas jalan itu. Saya sebagai penyunting naskah ini sungguh beruntung bisa bekerja dalam nuansa persabahatan yang saling mengingatkan jika ada yang salah –lubang logika, terutama—pada naskah ini. *group hugs*
Pada akhirnya, kisah Sweet Homeadalah tentang cinta segitiga yang tak sekadar menyoal siapa suka siapa, atau siapa akhirnya jadian dengan siapa, namun juga menghadirkan hangatnya hubungan antarteman, antartetangga, dan… mantan!
Nah, saatnya giveaway/kuis...
Ada satu eksemplar novel Sweet Home buat satu orang tweeman yang beruntung. Caranya mudah banget, kok. Ini dia:
1. Jawab dengan meninggalkan komentar di bawah postingan ini, "Sahabat tetangga sebelah rumahmu pindah ke kota lain. Tetangga baru yang menempati bekas rumah sahabatmu punya anak seumuran kamu. Kalau bisa milih kamu mau tetangga sebelah rumahmu cowok apa cewek? Kenapa?"
2. Tweet tentang giveaway ini dengan format: Tweemans, yuk ikutan giveaway #SweetHome di www.fiksimetropop.com @fiksimetropop @PenerbitHaru ...ingat untuk meng-copy link status tweet kamu itu ke sini, ya. Cukup sekali tweet saja, kok.
3. Sertakan ID Twitter di bawah komentar kamu, ya, untuk mengontak seandainya kamu terpilih sebagai pemenang.
4. Jawaban dan tweet kamu ditunggu paling lambat hari Jumat, 10 Oktober 2014, pukul 23.59 WIB. Pengumuman pemenang (direncanakan) hari Sabtu, 11 Oktober 2014.
Ditunggu yaaa....:) Makasih.
Cowok. Biar bisa terlibat hubungan asmara sama tetangga sebelah rumah. :p #ups
ReplyDeleteKalo sahabat tetangga yang pindah itu sama kayak di novel Sweet Home, yang berarti cewek, lebih baik tetangga barunya cowok. Supaya ga membandingkan sahabat saya sama tetangga-baru-yang-bisa-jadi-sahabat-baru. Selain itu, kalo cowok kan bisa dimintai tolong itu-itu. Dan yang paling penting bisa jadi gebetan baru. :P
(Ntar jangan-jangan jadi kayak cerita di Sweet Home ya malahan. XD)
Link tweet: https://twitter.com/bungaoktober_/status/518978168284127233
Twitter: @bungaoktober_
Cowok. Seru aja gitu asik kalo tetangga barunya cowok seumuran, soalnya tetangga banyakan yang seumuran cewek, ga ada cowoknya. Siapa tahu aja nanti berjodoh kayak di novel atau drama gitu. Bisa dimintain tolong juga kalo ada keperluan mendesak
ReplyDeleteLink tweet : https://twitter.com/claraxia/status/518982807356325888
Twitter : @claraxia
Cewek, biar dijadiin sahabat juga. Karena punya sahabat cewek itu gak gampang. Cewek biasanya kalo mau punya sahabat cowok itu harus hati-hati, harus tau asal-usul calon sahabatnya (cowok) & gak sembarangan biar bisa lindungin dia. Kalo mau sahabatan sama cewek harus bikin nyaman dan itu tantangan buat cowok. Nah kalo cowok udah sahabatan sama cewek berarti si cowok udah dipercaya banget sama si cewek.
ReplyDeleteLink tweet: https://twitter.com/arydewanto/status/519070526086475776
ID Twitter: @arydewanto
Cowok. Kenapa? Karena jarang banget bisa dapet temen seumuran cowok yang tinggalnya pas di sebelah rumah. Jadi bisa main bareng sama dia permainan yang beda sama yg biasa main bareng temen cewek di sekolah. Lagipula kalau cerita sama cowok itu lebih nyaman, ga banyak drama, lebih ga berpihak kemanapun. Bisa juga jadi bodyguard kita *eh . Enaknya punya sahabat cowok itu jadi ngerasa dilindungi. Kalau udah remaja bisalah curhat masalah pasangan gitu *uhuk . Ya kalau udah terlanjur nyaman siapa tau emang jodoh hihihi
ReplyDeleteLink tweet : https://twitter.com/febynia/status/519082042961559552
Twitter : @febynia
Cewek aja, bang.
ReplyDeleteKalo cowok, ntar kalo jadian, kita malah jadi "Pacar Lima Langkah", dong. Dan, kesannya nggak elit banget pacaran sama anak tetangga sebelah rumah. Emang ngirit, sih. Tapi, tetap aja... em, gimana, ya? Aduh, nggak asik bangeeettttt!!!!
Mending cewek aja. Aman, tentram, terkendali.
Makin bagus lagi, itu tetangga baru punya hobi sama kayak aku. Suka novel, suka hang out, suka nonton, dan suka makan. Mantap itu. Tapi, jangan sampai punya selera cowok yang sama. Kalo kita rebutan cowok, trus musuhan, jadi musuh lima langkah, kan? Ini lebih nggak asyik dari pada pacar lima langkah.
Eh, tapi kalau Bang Ijul yang jadi tetanggaku, nggak papa, deh cowok. Bang Ijul, kan bukunya buanyaaakkkk, tuh. Aku bisa minjem, deh. Ngirit nggak perlu nguber wishlist karena kadang yang bikin aku nambah daftar wishlist tuh ya Bang Ijul. :D
Share : https://twitter.com/DeeLaluna/status/519145801692372992
Twitter : @DeeLaluna
Enakkan cowok. Soalnya kalo cowok, lebih logis. Bisa direct speaking. Kalo sama cewek kan bicaranya harus lebih diatur supaya ga nyinggung =) Lagian ingin jalan-jalan naik gunung.Kalo sama cowok,kan dia yg jadi Protectornya :P misalnya kayak kejadian nyata 2 hari yang lalu, aku baru keluar dari minimarket langsung dikejar orang gila sampai jatuh di jalan T.T Sumpah,mimik mukanya seram banget kayak hantu O.o benjut deh aku! mana tuh orgil masih ngintai sampai sekarang,masa dia pindah tempat mangkal dekat gerbang rumah lgi...huaa...mana rumah sakit jiwanya ga bales2 email laporanku T.T coba ada sahabat cowok dekat rumah,pasti aku push dia biar ciat2an sama si orgil, kalo aku jadi cheerleadernya aja.. Ayo, kamu pasti bisa! he2...Aku jadi berharap ada bintang jatuh, semoga ada Prince Charming yang tinggal dekat rumahku. Kalo nyobat sama cowok itu enak :P Bentar-bentar ngomongnya gini, oh ..jangan...cewek ga boleh kluar duit,biar aku yg traktir aja...tuh kan...ekonomis banget,cocok nih buat lifestyle di zaman yang harga barangnya bikin kantung meratap sedih, dan cacing demo berteriak, kami ingin perbaikan gizi :P lagian sobat cowok enak lho dijadiin tempat curhat, lebih optimis, lebih nyambung, lagian kalo pacar kita bangor alias playboy,pasti sobat cowok kita siap membela dgn segala pasal-pasal hukum cinta berdasarkan persahabatan ala Judge Bao...Aia... =)
ReplyDeleteLink share :
https://twitter.com/siscacook/status/519359481390436352
twitter : @siscacook
Cowok! Eittts.. Jangan salah, aku milih cowok bukan karena pengen digebet, pedekate atau apalah. tapi, sahabatan sama cowok jauuhhh lebih enak dari pada cewek. Ngerasa aman, tentram, damai. wkwkkk. :’V
ReplyDeleteudah gitu pas banget buat tempat curhat. *loh? Iya, cowok pada umumnya gak lebay, itu artinya kecenderungan mereka membocorkan rahasia itu dikiit banget. wkwkk. serius, deh! ><
Oh ya, cowok juga bisa dipegang omongannya. Gak kayak cewek yang kebanyakan cuma banyak omong ini itu. Ntar malah dilupain *kebiasaan buruk kaum hawa, nih. Singkat kata, cowok itu bertanggung jawab dan dapat dipercaya B)
Cowok juga lebih logis ngasih pendapat. Ini juga alasan betah curhat sama cowok *eh. Dan biasanya cowok lebih ngademin hati. Nah, kalau cewek sih, kebanyakan ngompori, terus panas, kan? Kalo kebakaran gimana?*loh
Gaya hidup cowok juga lebih simple! Tampil apa adanya, gak ribet kayak si cewek ‘pada umumnya’. Ya, walaupun aku cewek, tapi gak suka sama yang ribet segala macem. x’D
Walaupun semua cewek gak semuanya sama. Tapi pasti ada kemungkinan mereka seperti yang diatas, kan? Hehehe. ^^
Link share : https://twitter.com/AlfianiFitri_/status/519396634212302848
uname twitter : @alfianifitri_
Prefer cowok sih. Apalagi kl bisa punya hobi yg sama (misal sama-sama suka baca). Bukan krn pgn digebet hehe, masalah itu sih urusan belakangan. Tpi kl utkku yg agak susah temenan akrab sama cowok, punya tetangga cowok yg seumuran (apalagi kl satu hobi) kayaknya bakalan seru. Jdi punya teman cerita, dan mungkin bisa minta saran dan pendapat dia, kalau aku ada masalah. Secara yg namanya cowok kan kalau menghadapi masalah lebih pake logika. trs jg di rumah jdi gak bosen kalo sendirian. Tinggal main ke rumah dia sambil ngomongin buku atau sekedar curhat :D
ReplyDeleteLink: https://twitter.com/shillachlp/status/519407015928406017
Twitter: @shillachlp
ehm cewek aja. mungkin karena aku pemalu ya, jadi lebih nyambung sama cewek. apalagi aku bukan tipe yang suka ngobrol duluan sama cowok. jadi kalo tetangga barunya cowok paling cuma disenyumin aja kalo ketemu, gak bakal yang aneh2. apalagi sampai terlibat hubungan asmara. sangat gak mungkin. gak gitu interaktif sama cowok sih :') beda kalo sama cewek. aku bisa lebih nyantai. apalagi kalo ternyata dia punya hobi yang sama. malah seru! bisa dibuat curhat, fangirling, ngegosip cowok di film, drama, bikin pajamas party, atau window shopping di mall. pokoknya kegiatan para cewek lah. menurutku sahabat cewek lebih seru daripada sahabat cowok :D
ReplyDelete@dust_pain
link share: https://twitter.com/dust_pain/status/519404500474265600
Bingung. Dalam hati kepengen cowok. Tapii.. Aku kangen punya tetangga cewek :( kangen curhat sambil jemur pakaian (jemurannya di atap soalnya). Ngomongin cowok, girl talk, masak, nonton film, tidur, jogging, dan melakukan banyak hal bareng. Hampir gak ada sekat.
ReplyDeleteWell, gimana pun juga aku harus memilih. Dan pilihanku jatuh kepadaaaa... cowok!
Alasannya? aku udah pernah punya tetangga cewek dan kepengen ngerasain punya tetangga cowok. Sekalian belajar memahami cowok. Bisa buat temen ketika aku patah hati. Trus bisa dijadiin tukang ojek dadakan kalo pas gak ada orang yang bisa nganterin aku. Secara.. dari rumah ke jalan gede jaraknya lumayaan. Belum lagi di rumah penghuninya cewek semua. Jadi bisa diperdayakan buat pekerjaan “berat” (>,<) Pas kan? Kayaknya jelek semua yak niatnya? Gapapa deh. Emang begitu adanya :O Tuntutan kebutuhan #ngeles
Tapii.. tetangga cowok itu pengen aku jadiin temen buat cari kado pacar, traveling, sama tempat buat sharing^^ Dan aku harap cowok itu bisa ngelindungi aku. Tapi aku pengen umurnya beda minimal 2 tahun diatasku biar bisa dijadiin kakak :)
https://twitter.com/iindetya/status/519481313242251265
@iindetya
Walau aku cewek normal yang masih suka sama cowok, klau masalah tetangga baru sih aku lebih milih cewek. Soalnya klau cowok, ntar klise banget kesannya kayak adegan-adegan yang sering muncul di FTV; jatuh cinta sama tetangga sendiri. Ya aku sih juga yakin bisa cepet akrab sama cowok, klau tetangga baru itu seumuran aku hwhw.
ReplyDeleteKlau cewek kan bisa dijadikan sahabat 'kalau dia orang yang bersahabat', aku bakalan seneng banget punya tetangga baru cewek karena yaa dalam kehidupan nyata aku nggak punya tetangga berdekatan yang seumuran. Berasa banget gitu senengnya, bakalan ada temen jalan-jalan nih, tapi yang paling penting sih ada temen buat sharing-sharing masalah apapun.
Link Share: https://twitter.com/astiyuliana_/status/519604407973855234
Twitter: @astiyuliana_
Cowok.
ReplyDeleteMungkin karena sifatku lebih kaya cowok, yang blak-blakan dan terkesan agresif, jadi aku paling nyaman kalau ngobrol sama cowok. Kayanya kalau punya sahabat cowok mau main jitak-jitakan atau mau saling menghina juga nggak perlu khawatir bakal sakit hati. Nah kalau aku dihadapkan dengan teman baru cewek, aku justru gelagapan nggak bisa ngomong apa-apa, yang ada justru canggung, endingnya kalau papasan di jalan pasti cuma senyum kaku dan sapa-sapaan basi doang.
Menurut pengalaman sih *hehe semacam curhat*, curhat ke cowok lebih asik daripada curhat ke sesama cewek. Nggak tau kenapa gitu ya. Aku lebih ngerasa nyaman aja.
https://twitter.com/eubbbeeeee/status/520377475600113664
@eubbbeeeee
kalau boleh memilih, aku maunya tetangga baru itu cowok saja.
ReplyDeletekenapa?
okay, mungkin alasan ini akan terdengar seperti keluar dari mulut seorang jomblo kronis yang udah desperately banget kepengin dapet jodoh kali ya, tapi ya bodo amat deh, hahaha. :p
alasanku kenapa mau punya tetangga baru cowok karena dalam kasusnya selama ini sudah punya sahabat cewek yang bisa dibilang mungkin sudah semakan seminum, seranjang (sering saling nginep maksudnya), sepemikiran, dan sehati. jadi, kalo tetangga yang baru itu cewek lagi akan lebih sukit untuk adaptasi dan saling percaya seperti ke sahabat lama yang udah pindah itu. nah, lagipula kalo tetangga baru itu cowok, nggak mau munafik nih, bisa dikecengin dong, apalagi kalo tampilannya emang lumayan yahut. yah syukur-syukur sih kalau bisa jadi jodoh, tapi kalau berujung cuma jadi sahabat pun nggak masalah. kan enak tuh pujya sahabat cowok yang rumahnya deketan, kalo ada apa-apa minta bantuan tinggal jeritin aja dari sebelah. :D
eh, kebayang kan kalau beneran jodoh dan sampai jadi nikah? langsung inget lagu dangdut Pacar Lima Langkah, it hit me on the right spot. besanan sama tetangga itu lebih menghemat segala sesuatunya. misal masang tarub atau tenda pelaminan itu tinggal digelar aja di depan rumah tanpa harus sewa gedung mahal-mahal. nggak usah repot-repot pake acara ngunduh mantu segala. dan yang terpenting adalah kalau sudah punya anak nanti nggak perlu jauh-jauh lagi kalo mau ngunjungin kakek-nenek dan eyang-eyangnya sekalian. :)
duh, imajinasiku kejauhan ya? sorry deh, karena fenomena itu emang ada terjadi di lingkunganku sih, hehehe. :p
link share: https://twitter.com/murniaya/status/520409768964263936
twitter: @murniaya
Aku punya tetangga cowok sih. Walau nggak begitu deket, tapi dia baik banget loh. Aku kan bilang pengen bisa main gitar, eh dia mau ngajarin aku main gitar. Kalo lagi repot ngurusin sesuatu yg ribet, dan dirumah lg nggak ada orang yg bisa dimintai tolong, biasanya aku minta tolong ke dia.
ReplyDeleteJadi, mungkin aku akan milih tetangga cowok. Walaupun nggak akan bisa menggantikan sahabatku yg sebelumnya, tapi kan bisa jadi teman baru, apalagi nantinya bisa dijadikan sahabat. Banyak untungnya juga punya teman cowok. Misalnya, kalau curhat sama teman cowok itu pasti mereka akan kasih saran dengan logika. Nah kalau sama cewek, cewek itu biasanya akan memberi saran dengan perasaan. Nanti kalau curhat tentang pacar sama cewek, awal curhat tuh pacar pasti dihina2, eh ujung2nya malah denger lagu Raisa. Malah jadi galau berjamaah deh..
Aku juga bisa menyalurkan "hobiku" yaitu ceramahin orang biar orangnya bisa lebih baik lagi, hahaha. Kalau cowok kan biasanya rada bandel atau males belajar, kan lumayan bisa dijadiin sasaran untuk diceramahin. Misalnya disindir2 pake kalimat, "Eh main mulu, kapan belajar? Nanti anak2 sama istri mau dikasih makan pake apa? Pake batu?" Apalagi kalau sampe cowok bisa berubah karna kita, wah bangga banget pasti bisa bantu orang berubah jadi lebih baik :D
Link shared: https://mobile.twitter.com/wolfhan88/status/520594276720201728
Twitter: @wolfhan88