Friday, January 8, 2016

[Resensi Novel Chicklit] Size 12 is Not Fat by Meg Cabot


Aku tidak akan mulai makan salad tanpa saus kalau itu yang harus kulakukan untuk mendapatkan pacar, aku tidak seputus asa itu.
---Meg Cabot, Size 12 is Not Fat

First line:
"Mm, halo. Apa ada orang di luar sana?" Suara gadis di kamar ganti sebelah itu seperti tupai.

Heather Wells, mantan penyanyi pop idola remaja, telah sampai pada titik jenuh: bosan menyanyikan lirik lagu ciptaan orang lain, tapi produsernya tidak mau menandatangani kontrak baru untuk lagu-lagu ciptaannya sendiri. Keadaannya diperparah dengan ayahnya dipenjara, ibunya kabur ke Buenos Aires bersama seluruh isi tabungan putri satu-satunya itu, dan Heather tampaknya tidak bisa berhenti membenamkan diri dalam kesedihannya dengan melahap cokelat KitKat. Puncaknya, tunangannya Jordan Cartwright telah menggesernya---dari tangga lagu maupun dari ranjangnya---dan menggantikannya dengan bintang pop nomor satu terbaru Amerika, Tania Trace.

Heather lalu mendapatkan pekerjaan di asrama New York College---tak jauh dari tempat tinggal sementaranya di rumah Cooper---temannya sekaligus kakak mantan tunangannya yang sangat baik kepadanya. Kelihatannya keadaan mulai membaik... setidaknya sampai gadis-gadis di asrama tewas satu per satu dalam waktu berdekatan. Selancar lift merupakan penjelasan resmi dari administrasi kampus mengenai penyebab kematian para gadis itu, tapi Heather punya kecurigaan lain. Dengan bantuan setengah hati dari Cooper, Heather berusaha menyelidiki kematian-kematian tersebut, tanpa menyadari itu bukan hanya sekadar untuk menjawab rasa ingin tahunya, melainkan mungkin akan menjadi pekerjaannya seumur hidup.
 
Judul: Size 12 is Not Fat (Ukuran 12 Tidak Gemuk)
Pengarang: Meg Cabot
Penerjemah:: Barokah Ruziati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 416 hlm
Harga: Rp45.000 (beli obral Rp10.000)
Rilis: Agustus 2010
ISBN: 978-979-22-6001-4
Rating: 3 out of 5 star

Ide cerita dan eksekusinya:
Jika sekadar membaca judulnya, mungkin kita bakal dengan mudah menarik kesimpulan bahwa novel ini membahas romance dengan konflik utama soal berat badan. Well, tidak sepenuhnya salah, sih, tapi novel ini pun tak melulu hanya mengulas cinta-cintaan saja. Ada subplot misteri pembunuhan yang harus dipecahkan oleh tokoh utamanya. Jadi, perpaduan antara masalah berat badan, kisah cinta nan rumit, dan misteri pembunuhan. Menarik.

Dan, buat penikmat tulisan Meg Cabot, tentu bakal dengan mudah menyukai gaya bertuturnya. Lincah, self-centered, membual tak habis-habis, dan kocak. Terkadang bikin gemas, entah pengin meng-getok kepala atau menjawil pipi si tokoh utamanya. Uh! Namun, selipan misteri pembunuhannya ternyata tak digarap maksimal. Walaupun sempat bikin penasaran, pada separuh jalan ceritanya saya sudah bisa menebak siapa pelakunya. Dan, tebakan saya benar, meski tidak seratus persen sesuai dengan segala alasan dan latar belakang mengapa si pelaku melakukan pembunuhan itu.

Meet Cute:
Tokoh utama novel ini, Heather Wells sudah mengenal dan bahkan tinggal satu atap dengan love interest-nya, Cooper Cartwright, sehingga nyaris tak ada adegan yang bisa masuk kategori meet cute.


Plot, setting, dan karakter:
Jalan cerita bergerak maju dengan sedikit kilasan masa lalu dari penjelasan beberapa tokohnya, dalam perkembangan cerita. Terutama ketika mengungkap alasan tokoh melakukan tindakan ini dan itu.

Sebagian besar cerita ber-setting lokasi di asrama mahasiswa New York College dan tempat tinggal Heather (yang menumpang pada Cooper), tak jauh dari asrama. Sedangkan untuk setting waktunya adalah modern. Mugkin berdekatan dengan masa-masa ketenaran bintang pop remaja semacam Britney Spears, Christina Aguilera, dan Jessica Simpsons.

Tokoh utama novel ini adalah Heather Wells, mantan penyanyi pop remaja terkenal, yang kemudian jatuh bangkrut ketika didepak dari label rekaman yang menaunginya, serta kehilangan seluruh dukungan finansial, dibawa kabur ibu kandungnya sendiri. Lalu ada Cooper Cartwright, detektif partikelir yang menerima pekerjaan mencari informasi untuk para kliennya, salah satu pewaris konglomerat Cartwright, dan merupakan kakak dari Jordan Cartwright, mantan pacar sekaligus penyanyi solo pria pujaan dari Cartwright Records. Sebagai pemeran pendukung utama ada Rachel dan Sarah (kolega Heather di asrama), Maggie (kasir kafeteria yang merupakan karib Heather), Detektif Canavan, Christopher Arlington, Dr. Jessup, dan beberapa tokoh pendukung lainnya.

Seperti banyak karakter ciptaan Meg Cabot, Heather Wells digambarkan sebagai sosok perempuan beranjak dewasa yang masih terbelit kegalauan sisa kepopulerannya, kesendiriannya, hingga masalah berat badannya. Dia berulang kali menyangkal bahwa dia gemuk. Heather berasumsi bahwa dia bertubuh rata-rata perempuan Amerika. Selain itu, Heather juga kerap dideskripsikan sebagai sosok yang suka menceracau dan terkadang berfantasi (agak) mesum terhadap lelaki yang menarik minatnya. Sementara itu, Cooper Cartwright hadir sebagai sosok pria tampan karismatik yang gampang sekali memikat perempuan.  

Konflik:
Seperti yang telah ditegaskan oleh judul bukunya, sebenarnya benang utama kisah ini adalah permasalahan seputar berat badan yang dialami oleh Heather Wells. Kepercayaan dirinya agak goyah karena itu. Belum lagi, hidupnya yang berantakan selepas masa kebintangannya membuatnya mau tak mau bekerja keras demi hidup di kota New York yang serbamahal. Namun tak hanya itu, beberapa subplot berhasil dikombinasikan dengan cukup bagus oleh Meg Cabot, termasuk soal misteri pembunuhan di asrama tempat Heather bekerja. Kadang saya memang bosan ketika Heather mencerocos panjang lebar di pikirannya. Sifat yang awalnya menggemaskan lama-lama bikin capek sangking annoying-nya.

Kesimpulan:
Sisi romance-nya tetap terasa meskipun dibumbui subplot pembunuhan. Saya cukup terpikat untuk melanjutkan membaca serinya yang lain demi mengetahui apa yang akan terjadi pada Heather setelah kasus pembunuhan di asramanya terungkap, ya?

End line:
Yah, kau harus memulai dari suatu tempat, bukan?

0 comments:

Post a Comment