[Resensi Novel Remaja] Diary Princesa by Swistien Kustantyana (+ GIVEAWAY voucher belanja Gramediana)
[Catatan: demi independensi, buku yang diresensi di blog ini dibeli sendiri oleh peresensi]
Every cloud has a silver lining…
"Menurutmu kenapa Aksel menyukaiku?" aku melemparkan pertanyaan cheesy kepada Sisil. Sisil tertawa. "Kamu ingin mendengarkan pujian terus ya hari ini? Tentu saja karena Princesa itu cantik, pintar, dan baik hati."
Aku tertawa mendengar jawabannya. Seandainya saja Sisil tahu, aku mengharapkan jawaban lain kenapa Aksel menyukaiku. Jawaban yang tidak standar. Seperti jawaban milik Nathan.
Princesa atau akrab dipanggil Cesa adalah cewek yang penuh percaya diri. Dia tahu kalau dia itu cantik, pintar, populer, dan banyak yang naksir. Cesa bisa saja memilih cowok mana pun untuk dijadikan pacar, enggak bakal ada yang nolak deh! Kecuali cowok yang satu itu. Cowok yang menjadi sahabat kakaknya, Jinan. cowok yang Cesa tahu menyimpan rasa hanya untuk kakaknya.
Judul: Diary Princesa
Pengarang: Swistien Kustantyana
Penyunting: Laras Sukmaningtyas
Perancang sampul: Neelam Naden & Aldy Akbar
Penerbit: Ice Cube (KPG)
Tebal: 260hlm
Harga: Rp44.000
Rilis: Februari 2014
ISBN: 978-979-91-0679-7
Selalu menyenangkan membaca novel yang di dalamnya juga banyak menyebut atau menceritakan tentang novel/buku lain. Tentu, lebih mudah terhubung dengan mood baca jika ternyata buku-buku yang disebut itu sama dengan buku yang pernah saya baca. Atau sebaliknya, jika buku-buku yang disebut di buku belum pernah saya baca, bisa jadi referensi untuk mencari buku-buku itu nantinya. Diary Princesa ini juga banyak menyebut judul-judul buku populer, sehubungan dengan salah satu tokohnya, Jinan, yang memang gemar membaca.
Maka, saya membaca Diary Princesa ini tanpa ekspektasi yang tinggi. Saya hanya ingin bersenang-senang. Dan, syukurlah, buku ini cukup menyenangkan. Tolok ukur pertama dari buku penulis yang baru saya kenal, DIKSI. Oke, saya suka diksinya. Beberapa kalimatnya quotable dan sebagian besar lainnya mengalir mulus, menggulirkan plot yang dibangun oleh Swistien. Tolok ukur kedua: KARAKTER. Well, mungkin dengan pondasi kuat bahwa Swistien hendak mengangkat isu bipolar disorder sehingga tokoh-tokohnya hidup dengan begitu kuat, meskipun (entah karena saya lalai atau apa), saya tak mendapati citra yang begitu jelas tentang tokoh Jinan yang dikisahkan mengalami gangguan itu. Sayangnya lagi saya belum membaca atau menonton film The Silver Linings Playbook yang menjadi inspirasi Swistien dalam menulis Diary Princesa ini.
Untuk ceritanya sendiri, karena mengangkat isu gangguan mental itu, saya cukup bisa menikmati kelabilan beberapa tokoh dan adegan yang dibuat untuk memperkuat karakternya. Terkadang saya geregetan ketika Cesa atau Jinan atau Nathan atau Aksel melakukan atau tidak melakukan sesuatu, yang menurut saya tak semestinya. Well, ini pertanda saya tersedot dalam ceritanya. Dengan judul mentereng, DIARY Princesa, plus gaya menulisnya dari sudut pandang orang pertama yang berkesan curhat, mungkin akan lebih catchy lagi kalau bentuknya benar-benar seperti buku harian. Bahkan, novel ini pun tak disemati keterangan waktu, lazimnya buku catatan harian/kronologi kejadian. Entah sih, kalau tim editing/layouting atau pengarangnya sendiri merasa terlalu mainstreamatau membosankan jika dibikin selayaknya buku harian, tapi untuk saya pribadi dengan kondisi seperti ini sih saya lebih suka bentuknya benar-benar mirip buku harian. Bakal lebih ekspresif dan emosional, kayaknya.
Dengan latar belakang Cesa yang masih SMA, bolehlah saya bilang novel ini masuk kategori teenlit, apalagi adegan dewasa muda-nya masih terbatas. Lagi-lagi, entah saya lalai atau bagaimana, saya kurang masuk dalam latar belakang kehidupan keluarga Cesa-Jinan. Ketika hubungan kakak beradik ini begitu lekatnya, keluarganya digambarkan agak sedikit bermasalah. Sejak awal saya mencoba mencari benang merah mengapa kedua orangtuanya menjadi tidak akur begitu. Hmm, di sini saya agak tidak sabar hingga tak memperhatikan detailnya, sampai akhir saya gagal paham, fufufu.
gambar dari sini |
Novel ini punya dua warna kontras yang menyatu dengan baik. Cesa yang bisa dibilang anak geng populer di sekolah, modis, cantik, banyak penggemar, memiliki kehidupan glamor khas ratu geng anak sekolahan. Plus, stereotip tak suka baca buku. Di sisi lain, ada Jinan dengan gangguan yang dialaminya dan segala keanehannya menjadikannya cewek yang jutek dan dingin serta penikmat buku tulen, bahkan cenderung gampang terobsesi sama buku. Paling menarik tentu kehadiran Nathan dan Aksel di tengah-tengah kakak beradik ini. Dua cowok ini berhasil menjadi ornamen yang pas untuk meramaikan kisah keduanya.
Meskipun tidak secara utuh, tapi saya menyukai kovernya. Porsi terbesarnya sih karena gambar ilustrasi setumpuk buku dengan punggungnya tersemat judul-judul buku yang saya kenal: The Kite Runner (Khaled Hosseini), All-American Girl (Meg Cabot), The Silver Linings Playbook (Matthew Quick), jadinya saya suka. Hanya tone warnanya yang cenderung gelap membuat saya agak mengernyitkan dahi, entah kenapa.
Secara keseluruhan, saya menyukai novel ini. Debut yang menarik dari Swistien. Menghadirkan kisah remaja yang tak biasa. Memang tak orisinal, namun mampu memberi warna lain di dunia perbukuan remaja tanah air. Kelemahan mendasar novel ini ada di cetakannya yang masih cukup banyak ditemukan typo dan inkonsistensi penggunaan suatu kata/istilah. Buat saya itu memengaruhi mood baca, meskipun tidak mengganggu esensi ceritanya.
Good job, Swistien. Ditunggu karya-karya berikutnya. Kali ini 3,5 bintang untuk curahan hati yang begitu kompleks dari Princesa tentang Jinan.
Selamat membaca, tweemans.
Giveaway:
Kabar gembira buat tweemans yang juga penasaran dan pengin baca novel ini juga. Ada satu eksemplar Diary Princesa bertanda tangan penulisnya plus voucher belanja buku digital di www.gramediana.com senilai Rp10.000 buat yang beruntung, persembahan dari Swistien Kustantyana. Yaayyyyyy….
Cara ikutan giveaway-nya gampang banget, kok. Cukup tinggalkan komentar kamu di kolom komentar di bawah reviu ini tentang, “Misalnya kamu punya kakak (lelaki/perempuan) yang mengalami bipolar disorder dan dia ternyata disukai gebetanmu, kamu bakal gimana? Merelakan si gebetan jadian sama kakakmu atau berjuang agar si gebetan lebih memilihmu?”
![]() |
skrinsut dari wikipedia |
Sertakan ID twitter atau alamat e-mail di bawah komentar kamu, sebagai media menghubungimu jika kamu terpilih sebagai yang beruntung mendapatkan hadiahnya. Giveaway diselenggarakan mulai hari ini, Selasa (22 April 2014) s.d. Sabtu (26 April 2014) pukul 23.59 WIB. Pengumuman pemenang pada hari Minggu (27 April 2014).