Monday, October 19, 2015

[Resensi Novel Young Adult] Rainbow Boys by Alex Sanchez


Cinta segitiga sesama remaja pria...

Jason Carrillo is a jock with a steady girlfriend, but he can't stop dreaming about sex...with other guys.

Kyle Meeks doesn't look gay, but he is. And he hopes he never has to tell anyone -- especially his parents.

Nelson Glassman is "out" to the entire world, but he can't tell the boy he loves that he wants to be more than just friends.

Three teenage boys, coming of age and out of the closet. In a revealing debut novel that percolates with passion and wit, Alex Sanchez follows these very different high-school seniors as their struggles with sexuality and intolerance draw them into a triangle of love, betrayal, and ultimately, friendship.

Judul: Rainbow Boys (Rainbow Boys #1)
Pengarang: Alex Sanchez
Tebal: 247 halaman
Bahasa: Bahasa Inggris

Sejatinya buku ini tak menawarkan kisah monumental baru seputar isu LGBTQ. Tiga remaja pria yang menjadi tokoh utamanya pun tampil sangat predictable. Jason ---cowok pebasket populer yang berperan sebagai gay in denial/gay in the closet, Kyle ---cowok kutu buku nan pintar dari segi akademis sedang berusaha menyesuaikan dirinya yang sebenarnya sudah mengaku gay, dan Nelson ---tipikal cowok gay pecicilan yang berdandan ala-ala demi menarik perhatian. Lalu, oleh sang pengarang ketiganya dipertemukan dalam satu frame hingga terciptalah cinta segitiga di antara mereka. Siapa suka siapa, dan siapa yang akhirnya menjadi kekasih siapa, silakan baca sendiri untuk menemukan jawabannya, ya.

Yang berbeda adalah latar belakang Alex Sanchez, sang pengarang. Ia berusaha menyelipkan isu penerimaan dan pengakuan kesetaraan LGBTQ di masyarakat. Alex pernah menjadi pendidik dan pendamping pada korban kekerasan (fisik maupun psikologis) terkait isu LGBTQ sehingga ia memberikan gambaran grup-grup pendukung bagi siapa pun yang merasa terbebani dengan "nasib" yang menimpanya. Di bagian akhir novel ini, Alex juga mendaftar grup atau kelompok atau tempat untuk berkonsultasi terkait isu ini.


Hmm, dari serial karya Alex ini saya jadi teringat kampanye #LoveWins yang sempat booming di Amerika Serikat setelah dilegalkannya pernikahan sesama jenis di Negeri Paman Sam itu. Semua yang mendukung kampanye itu menggunakan pelangi (rainbow) sebagai simbolnya. Entahlah, saya sendiri tak paham, apa arti pelangi bagi LGBTQ.

Saya suka karakterisasi yang dihidupkan oleh Alex Sanchez, terutama tokoh Kyle yang serbaoptimis. Meskipun awalnya enggan, tapi Kyle akhirnya menguatkan diri untuk menerima dirinya yang gay dan mengakuinya pada orang terdekatnya. Pun ketika ia mulai berani menyatakan rasa suka pada salah satu tokoh yang sudah dikaguminya sejak kali pertama melihatnya. Nelson yang annoying bikin kisah dalam novel ini menjadi demikian hidup, dan Jason yang terombang-ambing dalam kebimbangan dapat menggambarkan betapa seseorang yang merasa terjebak dalam "nasib" ini bisa mengambil pilihan, menerima atau menolak.

Buat yang kepingin baca kisah LGBTQ ber-setting dunia dewasa-muda (young adult) yang cukup kental nuansa LGBTQ-nya, silakan coba baca serial karya Alex Sanchez ini. 3,5 out of 5 star untuk Anak-anak SMA Pelangi ini.

Btw, adakah yang nyadar cowok di belakang yang ada di kover itu adalah... Matt Bomer?

Selamat membaca, tweemans.

0 comments:

Post a Comment