Friday, October 23, 2015

[Buku diFILMkan] Resensi Film - Paper Towns (Adaptasi dari Novel Karya John Green)


The movie looks good...



Saya orangnya gampangan, sebenarnya. Gampang suka tapi juga gampang enggak suka. Pas baca The Fault in Our Stars (TFiOS), saya nggak begitu ngeh sama kisahnya. Mana yang versi bahasa Inggris-nya susah banget buat saya cerna, vocabulary-nya nyebelin. Namun, ternyata baca versi terjemahannya pun tetap bikin saya nggak begitu relate sama cerita TFiOS, tapi hal itu nggak menghalangi saya untuk menonton versi filmnya. Dan, saya suka.

Sementara itu, saya belum baca Paper Towns. Sudah punya, tapi belum dibaca. Saat mendengar kabar Paper Towns bakal dadaptasi menjadi film, saya pun tak kalah excited kayak TFiOS dulu. Sayang, sepertinya filmnya tak tayang di bioskop lokal, entah kenapa. Mungkin karena di Amerika sendiri film ini tak terlalu bagus hasil penjualan tiketnya. Namun, akhirnya saya berkesempatan menonton film ini juga. Well, seperti yang sudah saya bilang, saya orangnya gampang suka, dan saya memang suka sama film ini. Bahkan setelah nonton, saya malah kepingin baca versi novelnya. Soon!


Paper Towns mengisahkan tentang Quentin "Q" Jacobsen (Nat Wolff), cowok SMA biasa-biasa saja yang merasa mendapat keajaiban ketika kedatangan tetangga baru, cewek, sewaktu kecil. Cewek itu Margo Roth Spiegelman (Cara Delevigne). Namun, ternyata kedekatan mereka di waktu kecil, tak membuat keduanya akrab hingga remaja. Margo jadi cewek populer dan Quentin tetap jadi cowok biasa. Hingga suatu malam, Margo mengetuk jendela kamar Quentin, memaksa meminjam mobil cowok itu, tapi karena Quentin ragu, akhirnya Margo pun "menyeret" Quentin untuk ikut bersamanya, melancarkan serangkaian tindakan yang disebut Margo sebagai, "Aksi Balas Dendam Margo" pada Jason "Jase" Worthington (Griffin Freeman), mantan kekasih Margo yang dipergokinya bercinta dengan salah satu sahabatnya, Becca Arrington (Caitlin Carver). Dari situlah, Quentin yang manis mendadak serbaimpulsif dan hampir seperti terobsesi untuk mengejar Margo.

  
Berlandaskan keyakinan pada beberapa clue yang dianggap Quentin sengaja ditinggalkan oleh Margo, dia mengajak dua sahabatnya, Ben Starling (Austin Abrams) dan Marcus "Radar" Lincoln (Justice Smith), untuk melacak jejak Margo yang menghilang sehari setelah "Aksi Balas Dendam Margo". Nah, petualangan Quentin dan kawan-kawan inilah yang digambarkan dalam film, termasuk road trip menuju "kota kertas", tempat terkuat yang diduga didatangi oleh Margo saat ini. Dan, ada Ansel Elgort (tahu, kan, siapa dia? yep, si Augustus di TFiOS the movie), muncul sebagai cameo.


Overall, saya suka, sih, filmnya. Akting para cast-nya juga bagus. Tentang plot dan pesan moral dan konfliknya memang agak mengambang, sih, tapi... entahlah, saya tetap tergerak untuk menonton film ini hingga tuntas. Nggak merasa bosan atau apa. Dan, ini bagian favorit saya (ketika Quentin berhasil menemukan Margo di kota kertas).


Soal soundtrack, saya suka lagu Falling by Haim yang jadi musik latar susana prom di bagian akhir film. Ternyata itu lagu agak lumayan lama, ya. Saya enggak nemu yang ada latar Paper Towns-nya, ini yang versi video klip aslinya:



Dan, ini trailer resmi Paper Towns:



Buat saya, 3,5 out of 5 star untuk film adaptasi Paper Towns. Selamat menonton, tweemans.

2 comments:

  1. Aku juga udah tonton filmnya! Dan... well, seru, cuma kesannya capek ya jadi si Q, udah lelah nyari Margo, endingnya doi biasa aja, tapi suka sih dengan akhir yang ditawarkan John Green, sama kayak TFIOS... nggak semua happy ending :D

    ReplyDelete
  2. Baru kemarin nonton DVD nya. Dan yang saya suka itu perjalanan mereka ke kota kertas. Disitu saya merasa tergerak untuk melakukan perjalanan yang berkesan. Keren pokoknya.Oh ya, ternyata perjalanan panjang bisa membuat hal terduga terjadi.

    ReplyDelete