Monday, January 19, 2015

[Resensi Novel Romance] This Guys is Mine by Gunan Ariani


Rivalitas yang kurang ganas...
#2015-2
“Kita lihat aja ntar, siapa yang akan dipilih Bastian,” kata Sammy sengit.
“Elo mau saingan? Sama gue?” Raisa benar-benar tidak habis pikir. Bersaing dengan seorang gay? Yang benar saja!

Karier Raisa, 25 tahun, sebagai design interior sedang di ujung tanduk gara-gara proyeknya terancam batal. Dia bertekad akan melakukan apa pun untuk mempertahankannya. Bastian, rekan satu tim sekaligus anak dari pemilik perusahaan, melihat peluang itu. Bastian lantas memberikan tawaran yang sulit ditolak: Raisa harus mau menjadi pacar pura-puranya agar dia tak dijodohkan, dan Bastian akan membantu Raisa menyelesaikan masalahnya. It’s a big deal. Dan catat, Bastian adalah lelaki yang sudah lama dikagumi Raisa.

Raisa pikir, semua sandiwara ini akan berjalan mulus. Raisa juga makin suka kepada Bastian akibat perlakuan spesial Bastian padanya. Hingga saat Raisa dan Bastian mengurus proyeknya di Bali, mereka bertemu dengan Sammy, seorang gay dari masa lalu Bastian. Kehadiran Sammy membuat hubungan Raisa dengan Bastian semakin rumit. Jika benar Bastian gay, lantas apa arti ciuman mereka malam itu? Dan jika benar Bastian gay, berarti kehidupan cinta Raisa benar-benar terancam!

Judul: This Guys is Mine
Pengarang: Gunan Ariani
Editor: Weka Swasti
Proofreader: Herlina P. Dewi
Kover: Teguh Santosa
Layout isi: Helmy Adhi Wibowo
Penerbit: Stiletto Book
Tebal: 269 hlm
Harga: Rp47.000 (persembahan dari penerbit)
Rilis: November 2014
ISBN: 9786027572348
Rating: 2,5 out of 5 stars

Lucunya, dua buku pertama di tahun 2015 saya baca karena berhasil menarik minat saya dari sinopsis yang terdapat di sampul belakang keduanya. This Guy is Mine cukup menyita perhatian dengan premis soal rivalitas seorang cewek tulen dan seorang cowok gay memperebutkan seorang cowok yang dikesankan "inbetween". Siapa yang bakal menang? Saya bayangkan akan seru. Tipikalnya: cewek tulen sama cewek tulen rebutan cowok bakal jambak-jambakan, cakar-cakaran, literally or not. Cowok tulen sama cowok tulen rebutan cewek bakal jotos-jotosan, literally or not. Nah, kalau cewek tulen sama cowok gay rebutan cowok bakal gimana?

Sayangnya, lagi-lagi, sinopsis tidak serta-merta mencerminkan plot sesungguhnya dari novelnya, khususnya This Guy is Mine ini. Bahkan, rivalitas yang dicuplikkan di sinopsis bukan menjadi konflik utama novel ini dan baru muncul di sepertiga bagian akhirnya. Sedangkan dua per tiga bagian awalnya menyajikan kisah tarik ulur di antara kedua tokoh utamanya.

This Guy is Mine lebih berfokus pada kehidupan karier dan asmara Raisa, 25-yo, interior designer, anak kedua dari tiga bersaudara (semua perempuan) yang belum menikah, sementara kakak dan adiknya sudah menikah dan punya anak. Di kantornya, Raisa kepincut sama Bastian yang pada dasarnya merupakan rekan kerja sekaligus keponakan pemilik perusahaan. Yang bikin Raisa keki, beredar rumor bahwa Bastian itu gay. Dari sinilah, cerita dikembangkan di antara Raisa dan Bastian dengan diselingi kehadiran Oxcel, kolega Raisa, dan Jessie, kakak Bastian.

Seperti yang saya sebut di awal, karakter yang menjadi rival Raisa yaitu Sammy baru hadir di paruh terakhir ceritanya. Buat saya, sebenarnya akan sangat menarik jika tokoh tersebut sudah muncul dari awal. Dibuat sekelebat dan misterius pun tak apa. Saya yakin chemistry Raisa-Bastian akan lebih kuat kalau saja gelombang ujian sudah hadir dari awal.


Alih-alih menggarap tawaran konflik utamanya, penulis justru membuat adegan klise untuk menyatukan Raisa-Bastian. Harus, ya, dibikin seperti itu? Saya sangat berharap penulis bisa menyajikan adegan yang lebih natural ketimbang yang dipilihnya itu. Misalnya dengan membuat Raisa dan Bastian sedikit demi sedikit merasa bahwa ada yang berbeda di antara keduanya, toh mereka sudah menjadi rekan kerja cukup lama. Lalu Bastian, sebagai cowok yang kepingin membuktikan bahwa rumor yang beredar enggak benar, secara gigih mendapatkan perhatian Raisa. Saya pikir akan lebih romantis hasilnya. Menurut saya, ya.

Omong-omong soal rumor Bastian yang gay. Saya masih enggak bisa menaksir sebenarnya Bastian ini memang 100% straight or he has a tiny little feeling of being gay. Saya bukan pakar gay atau bagaimana, tapi cowok straight biasanya lebih kelihatan seperti homofobia atau open-minded. Dua ciri itu tak terlihat pada Bastian. Digambarkan homophobic enggak, dibilang memiliki pemikiran terbuka (secara gamblang) juga enggak. Bastian hanya beralasan pada kondisi kakaknya, Jessie. Oleh karenanya, di saya, Bastian kelihatan lempeng banget. Alasan yang diungkapkan Bastian untuk menghadapi rumor itu agak kurang kuat. Atau memang itu tujuan dari penulis, menggambarkan Bastian adalah cowok inbetween? Ah, itu pun mestinya dari awal juga disiapkan adegan Bastian menjalani dua dunia yang berbeda. Nyatanya, enggak. Bastian hadir hanya untuk Raisa. Kesan yang saya tangkap begitu.

Pun, dengan kehadiran Sammy di pengujung cerita. Geregetnya enggak terasa. Well, saya tak berharap menemui adegan cakar-cakaran Raisa vs Sammy, tapi sedikit intrik yang lebih panas akan menjadi bumbu yang menarik. Oke-oke, ada adegan Raisa dan Sammy yang saling "menyerang", tapi, hmm, kurang, hahaha. Soalnya... soalnya... [ini spoiler, jangan buka kalau tak mau kena spoiler]


Oiya, setting untuk novel ini separuh di Jakarta dan separuh lagi di Bali. Dunia kerja di bidang desain interior menjadi latar yang cukup menarik. Meskipun, lagi-lagi buat saya, penulis kurang mendetail dalam mengilustrasikan bidang itu. Entah pembaca yang lain, buat saya, salah satu manfaat membaca novel-novel chicklit atau metropop atau romance berlatar kaum urban adalah tambahan wawasan tentang pekerjaan di suatu bidang tertentu. Saya tak akan menolak jika penulis menghadirkan eksplorasi dunia desain interior lebih mendetail sedikit saja. Paling tidak, ada satu atau dua istilah di bidang itu yang ditampilkan. Di novel ini, nihil. Bahkan ketika membahas konsep desain interior yang merupakan hasil kerja Raisa, hanya dirupakan narasi umum tanpa sedikit pun memberi gambaran kepada saya, desain punya Raisa itu kayak gimana, sih. Oh, Raisa memang bilang desainnya gabungan antara gaya tradisional Bali dan sentuhan Mediteranian. Buat orang awam seperti saya, masih belum bisa terbayang dengan jelas bagaimana bentuk desainnya itu.


Hal lain yang cukup disayangkan adalah karakterisasi yang kurang digali dengan baik. Beberapa karakter (yang cukup dekat dengan tokoh utama) dihadirkan hanya seperti untuk menunjukkan bahwa tokoh utama punya orang-orang terdekat, sementara subplot dari para tokoh itu tak pernah dikembangkan untuk memberi warna. Yang paling disesalkan tentu kehadiran tokoh Jessie yang "bertugas" untuk memberi alasan mengapa Bastian membiarkan rumor dirinya gay tetap beredar. Selebihnya, tugas Jessie hanya sebagai pemberi tips fashion pada Raisa. Coba saja Jessie ikut meramaikan cerita dengan segala kompleksitas masalahnya itu, saya rasa ceritanya akan berkembang menjadi lebih tak terduga.

Beberapa adegan yang bikin dahi berkerut:
Bab 15, halaman 223. Oke, di situ Raisa memang digambarkan mabuk dan merayu Bastian agar dia diizinkan masuk ke kamar dan bercinta dengan laki-laki itu. Tapi, ketika esok paginya bangun, Raisa nangis dan marah-marah karena terbangun di kamar Bastian. Kurang mulus bikin adegannya. Buat saya, Raisa kehilangan karakter di bagian ini.
Bab 18, halaman 256, hello, apakah ada riwayat Bastian terkena penyakit apa? kenapa tiba-tiba dia merasa kesakitan? Di halaman 259 pun tak dijelaskan Bastian didiagnosis sakit apa.
Bab 18, halaman 257-258, hello again, seumpama Bastian enggak masuk kerja dan dirawat di rumah sakit, mestinya karyawan yang lain tahu dong, dan ketika Raisa datang ke kantor lagi, masak iya Oxcel enggak ngasih tahu dan ngebiarin Raisa ngejugruk di kantor sampai ngira-ngira Bastian ke mana? Seriusan?

Overall, gaya menulis Gunan cukup oke, meskipun menurut saya masih bisa dipoles sana-sini. Selain itu, masih banyak bagian dari naskah ini yang seharusnya bisa digunting dan dihaluskan. Kalimat tak efektif, keterangan tambahan yang berulang, dan typo yang cukup banyak, masih bertebaran. Berikut beberapa catatan typo yang saya temukan:
(hlm 87) excicted = excited
(hlm 135) sendiran = sendirian
(hlm 135) desainnnya = desainnya
(hlm 134) otonya = ototnya
(hlm 147) keadannya = keadaannya
(hlm 155) Apreasiasi = Apresiasi
(hlm 175) mengajakannya = mengajaknya
(hlm 179) perusaan = perusahaan
(hlm 189) depannnya = depannya
(hlm 206) enggang = renggang
(hlm 221) mengahapus = menghapus
(hlm 237) certain = ceritain
(hlm 242) di di belakang = kelebihan kata "di"
(hlm 246) Tanggungjawab = Tanggung jawab

Oke, selamat membaca, tweemans.

2 comments:

  1. Seru bangeeet!! Aku jadi kepincut ama Rex.. cool banget anaknya.. kapan ya buku ke 3 terbit? Ada ga ya buku ke 3?

    ReplyDelete