Saturday, September 13, 2014

[Sedang Dibaca] ...Remember When by Winna Efendi


Huwaaa, pastinya telat banget saya baru akan membaca novel ini sekarang. Tapi tak apalah, mungkin ada baiknya saya baru akan membaca novel ini jelang pemutaran filmnya, sehingga ketika menontonnya nanti saya masih bisa mengingat-ingat detail novelnya. Pada prinsipnya, saya itu si usil yang suka membandingkan buku dan film adaptasinya. Dan, akan lebih mudah jika saya sudah membaca bukunya terlebih dahulu.
Cetak Ulang, Revisi Title dan Cover.

Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.

Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?

Lalu, saat kau berkata, "Aku mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?

"Aku mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?

Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.


Kalau tak salah, novel ini merupakan repackage dari novel Kenangan Abu-Abu yang dulunya diterbitkan oleh AKOER. 
Ini adalah cerita tentang dunia kita … dunia elu dan gue berdua! Dimana cinta selalu menjadi warna abu-abu yang membiaskan segala kenangan di bangku sekolah ESEMA. Diantara bilah-bilah kurang dari 1.100 hari, emosi, cinta, dan cemburu adalah ramuan yang selalu fatal. Membekas dan tidak pernah mau pergi. Sampai kapanpun!

Ini adalah certa tentang Freya, Moses, Gia, dan Adrian. 2 pasangan idola yang paling popular. Freya yang cerdas dan selalu mendapatkan beasiswa. Moses, sang ketua OSIS yang punya wibawa dan kharisma. Adrina cowok gagah bertipe atlit, ganteng dan digandrungi semua cewek. Serta Gia cewek terpopuler di seluruh ESEMA. Berempat mereka terbelit tali cinta yang serba kusut dan membingungkan. Tapi apapun yang terjadi, inilah masa-masa kejayaan mereka. Merengkuh asmara dalam nadi-nadi darah muda. Inilah masa-masa yang patut dikenang.

Tapi entah bagaimana Moses tiba-tiba bisa melewati kompleks perumahan ini dengan mobilnya, dan melihat Freya dan Adrian sedang berpelukan. Moses masih berdiri memandang mereka berdua, meminta penjelasan. Tangannya terkepal, air hujan membasahi kaca matanya tapi dia tetap berdiri disana, menunggu.

“Gue sayang Freya”, Adrian akhirnya mengakui. Moses membencinya karena telah mengakui segalanya, “Aku membencinya karena telah mengakui segalanya, yang berarti melukai perasaan semua. Aku benci rasa sakit ini, menusuk-nusuk hatiku dan tidak mau pergi. Menusuk hati orang lain dan menambah kebimbangan”.

“Entah sejak kapan, tapi gue sayang dia. Tadi Gia udah tau yang sebenarnya, gue salah sama kalian berdua. Maaf”.

Rahang Moses mengeras, wajahnya menegang, “kalian pacaran di belakang gue dan Gia?”

Akhirnya terbongkar juga ‘perselingkuhan’ yang selama ini coba ditutupi oleh Adrian dan Freya, yang sangat menyakitkan bagi Gia dan Moses.

Ada suatu saat dimana kita tidak bisa memilih yang terbaik. Ada suatu saat dimana kita berbuat kesalahan. dan hidup dalam kenangan penuh penyesalan. Tapi saat ini, kita tidak ingin melepaskannya lagi…

Cerita tentang empat orang sahabat yang menemukan cinta, mencoba mencari diri sendiri dan mengenal arti persahabatan yang sesungguhnya.

Saya punya kedua edisi bukunya, tapi untuk saat ini saya ingin membaca yang terbitan Gagas Media terebih dahulu, karena basis film adaptasinya sepertinya dari novel edisi ini. Dan, untuk menemani membaca novel ini, saya memutar lagu RAN - Dekat di Hati yang merupakan salah satu single resmi dari soundtrack film ini.

 Untuk trailer filmnya, cek di sini: 

0 comments:

Post a Comment