Saturday, November 22, 2014

[Resensi Film dari Buku] The Hunger Games #3: Mockingjay Part 1


Sejatinya, saya bukanlah penggemar dari trilogi YA dystopia The Hunger Games karya Suzanne Collins. Saya hanyalah salah satu penikmat ceritanya karena ikut-ikutan tren. Saya enggak mau jadi orang kudet alias kurang update kalau sekeliling saya sedang membahas sesuatu. Termasuk fiksi fantasi bersegmen young adult yang lagi rame ini dan film bagian pertama dari buku ketiganya sedang tayang di bioskop. Saya pun tak sabar menontonnya. Dan, siang ini, saya menontonnya di Planet Hollywood XXI.


Untuk bukunya sendiri saya baru baca bagian pertamanya saja, hehehe. Catching Fire dan Mockingjay masih anteng di rak buku. Namun, untuk filmnya sudah saya tonton hingga yang bagian pertama dari film ketiganya.



Hmm, sudah menduga akan digantung, sih, di akhir filmnya, seperti ketika menonton Harry Potter and The Dark Hallows part 1 dulu. Tapiii... entahlah, kalau disuruh milih, saya lebih suka digantung sama Harry Potter, sih. Paling tidak, cukup banyak aksi yang tertampilkan di potongan pertama seri terakhir Harry Potter itu. Sedangkan Mockingjay part 1 bikin saya keki karena alurnya yang ternyata terlalu lambat dan kejutan-kejutan hadir hanya di (kurang lebih) sepuluh menit menjelang film berakhir. Crap!




Mengingat bertele-telenya alur film ini, semestinya sih skenarionya sangat setia pada setiap adegan di bukunya. Kalaupun ada yang ditambahi, hmm, tak terlalu membuat saya terkesan. Untuk yang sudah membaca bukunya mungkin akan dengan mudah menikmati setiap detail adegan Katniss Everdeen yang sudah dipertemukan dengan ibu dan adiknya serta Gale di Distrik 13 yang dikepalai Presiden Coin (abege di sebelah saya cekikikan ketika tahu namanya Coin, "Itu koin maksudnya yang buat main game itu, ya?", dan saya tak kuasa menahan dengusan sebagai manifestasi tawa yang tertahan), dan mempersiapkan serangan untuk menggulingkan Capitol, sang penguasa Panem, dengan kepala negara Presiden Snow.



Begitulah, detik demi detik selama pemutaran filmnya saya berusaha menikmati akting sempurna dari para cast film ini. Hiyappp, saya dengan jujur bilang bahwa pemilihan aktor dan aktris yang bermain di film trilogi Hunger Games ini memang tepat sekali dan mereka berakting dengan cukup mumpuni. Di Mockingjay part 1 ini, kehadiran perdana Julianne Moore sebagai Presiden Coin cukup berhasil mencuri perhatian para penonton, paling tidak bagi saya. Yah, aktris peraih nominasi Oscar sebanyak 4 kali ini memang selalu menampilkan kualitas prima dalam setiap film yang dibintanginya. Sedangkan cast yang lain, terutama Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson, dan Liam Hemsworth sudah bagus buat saya.

Buat yang tidak masalah dengan spoiler, sila klik bagian ini:


Meski tak terlampau kecewa, sebenarnya saya tetap berharap mendapat suguhan aksi yang menawan dari Mockingjay part 1 ini yang sayangnya tidak sesuai ekspektasi. Kalau saja saya sudah membaca novelnya, mungkin akan ada sensasi lain ketika menonton filmnya. Secara umum saya hanya memberi 3 dari 5 bintang untuk Mockingjay part 1. Cuman berharap semoga bagian keduanya lebih banyak aksinya, kalau perlu saling gempur menggempurnya lebih epic begitu. Dan, saya sangat menunggu siapa aktor yang bakal menggantikan mendiang Philip Seymour Hoffman yang sudah telanjur melekat imejnya sebagai Plutarch.

Ada yang sudah nonton? Bagaimana menurutmu?

Oke, selamat menonton dan membaca bukunya, tweemans.

1 comment:

  1. Aku belum nonton & belum baca buku kedua ini :D
    Tapi tetep penasaran sih walau udah baca review ini, dan seperti biasa bingung mau nonton duluan atau baca duluan :P
    Eh itu gimana caranya munculin tombol show/hide di bagian spoiler?
    Bagi HTMLnya dounkkkk :P

    ReplyDelete