Saturday, January 22, 2011

Resensi Novel Teenlit: Bali to Remember by Erlin Cahyadi (2011 - #1)


Sorry, but I refuse to remember anything from this book

Rating: 1 out 5 stars



Judul: Bali to Remember
Penulis: Erlin Cahyadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 224 hlm
Harga: Rp30.000
Terbit: Desember 2010
ISBN: 978-979-22-6444-9

Kira serasa mendapat durian runtuh ketika secara tak terduga ia terpilih untuk tampil sebagai host dalam sebuah acara reality show bertema jalan-jalan. Celakanya, ia harus ditemani oleh Dean, aktor muda yang sedang naik daun di dunia pertelevisian dalam negeri. Sejak kali pertama bersua, Kira telah mengibarkan bendera perang karena sebuah insiden yang membuatnya mencap Dean sebagai seorang yang arogan. Maka, betapa tersiksanya ia harus selalu berdua-duaan dengan cowok itu. Untung saja ada Andros, cowok cute yang telah menawan hatinya sejak cowok itu mengarahkan moncong kamera ke wajahnya, di rumahnya.

Maka, dimulailah petualangan yang penuh dengan beragam rasa yang melibatkan tiga hati di Bali yang super romantis. Bagaimana Kira mendamaikan hati dan perasaannya sehingga dapat menentukan pilihannya untuk melabuhkan cintanya pada Dean ataukah Andros. Simak perjalanan penuh kejutan Kira dalam novel kedua karya Erlin Cahyadi ini.
Harus saya akui, Erlin memiliki kemampuan yang cukup memadai untuk merangkai kata menjadi kalimat yang mengalir lancar serta pilihan diksi yang bagus. Dari waktu ke waktu, perjalanan Kira-Dean-Andros terekam manis dibumbui pelbagai rempah sehingga tersaji hidangan konflik yang mengaduk-aduk emosi. Latar belakang keindahan Bali pada beberapa bagian diulas secara lengkap, memberikan nilai lebih pada novel ini. Bagi saya yang belum pernah sekali pun menginjakkan kaki di pulau dewata tersebut, hikzzz…malangnya nasibku, ulasan tentang Bali itu memberikan sedikit gambaran dan suntikan motivasi untuk segera bisa terbang dan mendarat di Bali.

Sayang, tema yang dipilih Erlin untuk ditulisnya sangat jauh dari original. Terlalu klise, terlalu mudah ditebak, dan terlalu biasa. Pada mulanya saya terhanyut pada adegan cat and dog yang tercipta antara Kira dan Dean, apalagi ditambah kehadiran Andros yang membuat konflik makin menajam. Too bad, adegan itu kemudian seperti tak pernah berakhir. Mereka terus saja bertengkar, lalu berbaikan, lalu bertengkar lagi, begitu terus sampai saya berhenti menikmatinya dan berharap semuanya segera selesai. Saya begitu capek membaca makian demi makian, sindiran demi sindiran, beserta aura negatif yang bertaburan di setiap situasi. Maka, saya pun terpaksa skip halaman. Inginnya saya berhenti baca dan langsung melempar novel ini ke kotak buku-telah-dibaca tapi kan nggak mungkin, lha wong saya belum selesai membacanya tho? Maka, saya paksakan diri untuk menuntaskan membacanya. Dan, thank GOD, akhirnya kelar juga. Meskipun, sekali lagi, dengan melompati banyak sekali halaman.

Agak disesalkan memang bahwa kepiawaian memilih diksi yang dimiliki Erlin tidak dibarengi dengan cerita yang kuat. Plot yang babak belur karena konflik yang tidak berkembang meskipun didukung karakter yang lumayan. Bahkan, secara mengejutkan, saya menyukai beberapa dialog yang ada di novel ini. Maka, maafkan saya jika hanya itu yang saya ingat dari novel ini. Tentu saja saya ingat Bali, tapi lebih karena saya sudah sejak dari zaman putih abu-abu dulu ingin sekali berkunjung ke sana, bukan karena membaca novel ini.

P.S.: saya bahkan tidak berselera mencari typo di novel ini, LOL!

Sinopsis:
"Berat lo berapa sih? Bikin oleng aja!" kata Dean keras, mencoba mengalahkan deru mesin jetski yang dinaikinya.
"Lo bilang gue berat? Ngaca dulu dong! Lo tuh yang gendut! Kasian juga ya lo, selebriti terkenal tapi nggak punya cermin di rumah!" balas Kira nggak mau kalah.
"Kalau lo ngomong yang nggak penting kayak gini, gue ceburin lo ke laut!"
"Berani lo? Gue nggak takut!"

Gara-gara terpilih jadi host acara jalan-jalan bersama artis, hidup Kira jadi jungkir balik kayak jet coaster. Apalagi artisnya Dean Christian.
Buat Kira, Dean itu kesialan terbesar di sepanjang hidupnya. Dean emang artis, tapi nyebelinnya minta ampun. Dean juga cakep, tapi kasarnya juga ampun-ampunan. Singkat kata, nggak mungkin deh Kira bisa baik atau bahkan suka sama cowok kayak Dean.

Tapi... kalau selama seminggu full Kira jalan-jalan bareng Dean, di Bali pula, apa mungkin perasaan itu nggak bakal berubah? Apalagi waktu Dean tiba-tiba melakukan hal-hal ajaib yang nggak pernah Kira bayangkan sebelumnya..

2 comments:

  1. Halo Mas Ijul, Salam kenal yaa. Hahaha. Mas terkenal nih di goodreads wkwk
    Betuul mas. saya juga sependapat tentang buku ini. Cape saya baca buku ini --"
    Makasih buat review2nya mas. Membantu banget ;)

    ReplyDelete
  2. @Hanifah Dien...wah terkenal gimana, biasa aja, hehehe.....

    tapi tetap baca karya lokal yang lain, kan??

    selamat membaca...:)

    ReplyDelete