Monday, September 15, 2008

Resensi Novel Metropop: Kristy Nelwan - L: L for Last Love??


Mencari cinta terakhir...

Ava Torino, twenty-something-girl, yang bekerja sebagai produser di sebuah stasiun televisi lokal di Bandung, agak berbeda dengan perempuan pada umumnya. Ava not really into romantic or love things. Ia menganggap pacaran adalah sesuatu yang seharusnya fun. Dan, biar semakin fun, ia nekad meneruskan ide gilanya semasa kuliah dulu: berganti-ganti pacar, sampai ke-26 alfabet tergenapi sebagai huruf awal nama-nama sang pacar.

Dengan ke-adventurous-annya, tidak sulit bagi Ava untuk memenuhi rencana gilanya itu. Namun, tanpa disangka, cowok yang paling sulit ditemukan justru yang namanya berawal huruf L. Maka, cara berpikirnya yang logis memutuskan, siapa pun dia, si L akan menjadi the Last Love-nya. Sayang, Ava tidak menyadari betapa rahasia semesta ini terlalu besar untuk ditaklukkan oleh logika pikirannya... hingga terjadilah peristiwa itu....

Judul: L
Pengarang: Kristy Nelwan
Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Genre: Romance, Metropop
Rilis: Agustus 2008
Tebal: 394+viii
Harga (Toko): Rp59.000
My rating: 4 out of 5 star

Keragaman cerita sejatinya hanya dapat tumbuh dari kreativitas penulis. Belakangan, novel-novel dewasa metropolitan yang sebagian besar tergabung dalam genre Metropop atau ChickLit seolah hampir sama rata. Tema berputar di ranah yang itu-itu saja. Bumbu-bumbu penyedap yang dua tahun silam mungkin terasa memesona kini sedikit kehilangan pamor, karena seringnya digunakan sebagai dekorasi novel yang hampir tiap bulan selalu terbit.


Kristy menawarkan tema yang hampir sama, tapi dikemas dengan sangat cantik. Memadukan pelbagai bumbu, yang uniknya malah tidak terasa kebanyakan bumbu. Pas. Lengkap, tapi tidak berlebihan. Lajang sukses, petualangan asmara berantai, jungkir balik mengurus persiapan pernikahan, hingga tragedi cinta berakhir dramatis disajikan dalam alur cerita yang mengalir bebas hambatan dan seperti tiada cela.

Namun, bagi saya pribadi, kemulusan gaya mendongeng Kristy justru menyengat sisi ‘keyakinan’ saya. Yah, keputusan Kristy untuk turut serta mengangkat sisi religius (agamis) dalam novelnya ini, sukses menyentil ‘emosi’ saya. Pada titik tersebut bahkan saya sempat ingin berhenti membaca. Namun, prinsip ‘beli buku harus dibaca tuntas’ yang baru saya terapkan memaksa saya untuk meredam gejolak yang membara di dada dan bertahan untuk membaca novel ini hingga halaman terakhir, yang tidak juga dapat saya tepati. Jujur, satu bab terakhir saya tidak berselera lagi meneruskannya.


Sisi itulah yang menjadi kritik terbesar saya. Keberanian Kristy menyandingkan dua agama berbeda dalam bungkus pemahamannya yang sangat berbeda dengan pemahaman saya, membuat saya naik darah. Bukan untuk menyinggung SARA, tapi saya sangat menyesalkan keputusan Kristy membawa-bawa tema ini ke dalam novelnya. Seandainya, ia membawakannya tanpa perlu menyandingkan dua agama berbeda itu, misalnya hanya mengambil salah satunya saja, saya tidak akan segeram ini. Sekali lagi, saya merasa selipan tema ini justru menghancurkan rangkaian cerita yang menurut saya almost perfect untuk ukuran novel metropolis kontemporer.

Sisi agamis ini, bagi saya, menjadi titik singgung paling ‘sulit’ untuk dapat saya nikmati. Karakter dua tokoh terdekat si karakter utama, dengan dua agama berbeda, justru mengoyak-oyak keyakinan saya. Apalagi, si tokoh yang beragama sama dengan saya ‘dimatikan’ dengan cara yang… astaga, sangat menyinggung saya. Sekali lagi, mohon maaf, tiada niat menyinggung SARA, tapi ini murni pembelaan hati nurani saya. Jika Anda memiliki suatu keyakinan yang begitu besar tidak mungkin juga Anda tidak akan tersinggung, bukan?

Well, saya memang tipe orang yang sulit bersikap netral dalam beberapa hal. Salah satu yang paling utama adalah pada tema pluralisme dan istilah ‘semua agama sama’. Khusus untuk istilah semua agama sama, selalu timbul pertanyaan besar dalam benak saya, kalau begitu mengapa di satu agama memakan sesuatu (katakanlah babi) dihukumi haram, tapi di agama lain diperbolehkan? Itu namanya ‘beda’, kan?


Kembali ke novel ini, di luar sisi agamis yang saya sesalkan, sebenarnya saya sudah memasukkan novel kedua Kristy ini sebagai salah satu dari sepuluh novel favorit saya sampai dengan saat ini. Dari tema, gaya bercerita, alur, karakter para tokoh, sampai dengan pemilihan bahasanya saya suka. Seperti yang sudah saya bilang, novel ini lengkap namun tidak berlebihan.

Kritik lain, mengapa ya sampai sekarang masiiih saja ada salah ketik? Meskipun tidak banyak, tetapi tetap saja ada. They’re big publisher for God's sake. Sudah sepantasnya mereka lebih teliti lagi sehingga kesalahan teknis begini tidak lagi terjadi. Saya berharap hal ini lebih mendapat perhatian dari penerbit, tidak hanya penerbit besar tapi juga penerbit kecil atau yang baru merintis usaha. Di novel ini juga saya sempat mandeg, ketika si karakter utama cerita soal salah satu film favorit saya sepanjang masa, When Harry Met Sally yang dibintangi Meg Ryan dan Billy Cristal, tapi kok ditulisnya When Harry Meet Sally, ya? Meet sama Met beda penggunaan, kan? Atau saya yang salah, coba deh cek di sini, data ini saya dapat dari wikipedia.org.

Jempol dua saya acungkan untuk novel ini dalam hal tema, karakter, dan ending yang tidak terduga. Sedangkan kritik tajam, absolutely, pada sisi religius yang disertakan. 

10 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. halo mbak Tria, first of all terimakasih sekali udah beli dan baca. Juga buat semua masukannya :) as soon as possible I'm going to find your books and read it too ;)

    ps: baca dooong bab terakhirnyaaaa...hehehe

    ReplyDelete
  3. hi, mbak kristy, saya bukan tria barmawi loh, saya cuman pembaca kok....
    ------i love your book, really----

    ReplyDelete
  4. dibalik tema religi yang di selipkan gue yakin L tetap buku yang baagus untuk dibaca dan gue sarankan untuk baca endingnya.

    dan kritikian juga buat loe (mudah2 mau terima) kita hidup di ranah ini dengan banyak agama yang berbeda dan gue yakin setiap agama baik, dan gue gak ngelihat ada niat untuk mendiskritkan satu agama pun dalam buku kristy, gue menilainya seperti itu. krna apa yang dia angkat justru semua sisi baiknya. gue melihatnya sebagai "satu pesan" bahwa : KITA TETAP BISA HIDUP DAMAI, BERSOSIALISASI, SALING SUPORT WALAUPUN BEDA AGAMA. setuju dong....sorry yah bukan nya membela satu agama mana pun, karena gue percaya semua agama pasti baik.

    ReplyDelete
  5. Iyaaa...berarti sy kurang ngeh dulu pas baca..ehehehe...Sowie! Thx for loving it, btw :)

    ReplyDelete
  6. sy udah muter2 nyari novel L ini, keluar masuk toko buku, gak nemu2 :( :(

    ReplyDelete
  7. Sy pengen buku ni nyari di mana smua toko ga ada ya

    ReplyDelete
  8. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  9. According to the University of Maryland Medical Center, herbs that help to reduce inflammation may also help to speed the healing process. It should not be used as a substitute for professional medical advice, diagnosis or treatment. LIVESTRONG is a registered trademark of the LIVESTRONG Foundation. Feel these branches. If they're dry, pull them off the tree. Dig around at the foot of the tree and pull out anything that's dry. TreatmentBruising is a trauma that should be treated as an injury would, with rest, ice, compression and elevation, the RICE protocol. Elevate your calf to reduce the blood flow, which will help it heal. Applying ice will help reduce swelling and pain by constricting the blood vessels. [url=http://www.cyclingcloth.com/]Cycling Cloth[/url] Cut off the end caps of the new grips with the scissors or utility knife if you use handlebar extensions on your bike; leave them intact otherwise. Spray hairspray on the grip area of the bar and on the inside of the grips. Slide the grip onto the bar, being sure to leave enough room at the end of the bar for any handlebar extensions. Hula HoopsHula hoops provide the aerobic activity needed to lose weight, especially if you can hoop continuously for longer than 10 minutes. To start, purchase a hoop that reaches somewhere your waist and chest when rested vertically on the floor. Make sure this hoop's make-up meets your weight loss goals; smaller, lighter hoops will require more energy to keep up and will therefore help you burn more calories. [url=http://www.cyclingcloth.com/]Cycling Cloth[/url] You can also find them offered online through outdoor outfitter stores such as Cabelas, Bass Pro Shops, Amazon or REI. You can also find them online at auction sites such as eBay. If you're not sure what you want, take a look online before buying one.. Making as best use of the oven as possible -- cooking more than one thing at once, for instance -- is also wise. For small dishes, using a toaster oven, or reheating in a microwave will also save energy; in fact, Energy Star estimates that you can reduce cooking energy by as much as 80 percent when using the microwave instead of the oven. When cooking on the stove, using a properly sized pot for each of the stove burners alo makes a differnce; on an electric stove, for example, a 6-inch pot used on an 8-inch burner wastes more than 40 percent of the burner's heat.

    ReplyDelete
  10. Greetings I am so happy I found your site, I really found you by accident,
    while I was browsing on Askjeeve for something else, Regardless I am
    here now and would just like to say kudos for a tremendous post and a all round enjoyable blog (I also love the theme/design), I
    don’t have time to read it all at the moment but I have saved it
    and also added in your RSS feeds, so when I
    have time I will be back to read more, Please do keep up the great jo.


    Also visit my blog post: laser eye surgery cost

    ReplyDelete